Syukur
Syukur
SyukurKu bahagia
Terima kasih, Tuhan.Sebab kini, Tuhan tambat pada hati
Sekuntum kembang
yang benar-benar kulimpahkan sayangHei, Kamu.
Yang kala itu melangkah beriringan
Di jalan kecil menuju kediaman
sementaraku.Yang kala itu melangkah beriringan
di tepian jalan Bandung.Yang kala itu membalut tubuhku
lewat jaket marun di tengah latihan pementasan.Yang saat itu menghangatkanku dengan flanel sewarna serbet selama perjalanan pulang.
Kamu sok sehat, ingat? Sementara cairan virus bermain nakal di bawah hidungmu.
Yang saat itu meminjami bahu agar kepalaku tak terkulai di tengah bis menuju kembali.
Yang saat itu mengencanaku di bawah hujan, menuju ibuku.
Kamu,
Jadilah pohon
Agar ku dapat bernaung
Di bawah dekap seluruh tubuhmu.
Dan mengguyurmu dengan kasih sayang tak berujung.Tetaplah di sana,
Tuan.-
puan
05.12.17Malam itu, yang takkan terlupa. Malam ketika kau menawarkan masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Puan
PoetryAlkisah, inilah kumpulan sajak yang berbaris satu-satu, menyusun dongeng "Puan & Tuan" yang konon tak habis dilahap waktu. [ PUISI ] © k i r a n a d a Update setiap: (selesai) - #1 dalam puan (02-06-2022)