Chapter 04: So adorable

7.2K 618 18
                                    

Sakka berjalan menuruni tangga dengan penuh semangat sambil membawa sekantung kelereng, ia berniat bermain kelereng bersama teman-teman nya di lapangan sampai sore lalu nanti Mamanya akan menjemputnya. Itu kegiatan yang sangat mengasikan menurutnya.

Ketika berada dianak tangga yang terakhir Sarada menghadang nya dan merentangkan tangan kirinya sementara tangan kanannya memeluk boneka beruang berwarna biru pemberian Sakka saat Sarada ulang tahun yang ke-2 tahun.

Sakka mengerutkan keningnya, tak biasanya adiknya masih bangun karena biasanya adiknya itu selalu tidur dan bangun sebelum Papanya pulang.

Sarada nampak mengembungkan pipinya lalu menarik Sakka dengan tangan mungilnya menuju ke ruang keluarga.

Sakka nampak tertawa melihat saudara-saudara nya ada disana sambil memengan cangkir mainan milik Sarada, sepertinya mereka tengah mengadakan acara minum teh tapi yang membuat Sakka tertawa adalah Shin yang nampak mengemaskan dengan bandana merah muda yang senada dengan warna rambutnya.

"Aa jangan meledek ku Bang!" Ucap Shin malu-malu sambil menutupi wajahnya yang bersemu merah.

Sakka mendudukan dirinya disamping Shin lalu mencubit gemas pipi gembul milik adiknya itu, Shin benar-benar sangat lucu dan mengemaskan sampai Sakka tak pernah bisa mengontrol dirinya untuk tidak mencubit pipi Shin.

"Abang!" Pekik Sarada sambil menyondorkan cangkir mainan yang kosong kepada Sakka.

"Abang gula mau?" Tawar Sarada pada Suho yang nampak lucu dengan bandana merahnya.

Sarada nampaknya benar-benar kreatif dengan membuat abang-abangnya mengenakan bandana.

Abang-abangnya mana bisa menolak, mereka akan melakukan apa saja asal adik kecil mereka itu bisa bahagia. Sarada benar-benar berharga, semua orang menyayangi nya.

TING TONG

Bel rumah nampak berbunyi nyaring membuat Suho beranjak lalu membuka pintu hingga ia mendapati pekik dari dua orang sahabat Sakura, yakni Hinata dan Ino.

"Kyaaa.... Suho!! Aduhh kamu makin ganteng aja sih!" Ino memekik girang sambil mencubit gemas pipi Suho.

Suho hanya bisa pasrah lalu membawa Hinata dan Ino menuju ruang keluarga setelah Sakura muncul dan menyuruh mereka berdua menunggu.

"Astaga!! Sakka!!" Ino kembali memekik lalu memeluk Sakka sambil mengecup pipi gembul milik Sakka.

Sakka nampak tak nyaman diperlakuan demikian oleh Ino tapi nampaknya Sarada senang karena ia terus memekik sambil bertepuk tangan.

"Ihh Shin Shun!!" Hinata nampak ikut heboh mencubit pipi Shun dan Shin sementara Suho hanya bisa menatap kemalangan nasib saudara-saudara nya itu.

"Aduhhh kamu tuh mirip banget sama Si Kutub tapi kamu versi imutnya Sakka. Tante ga bisa bayangin deh betapa terkenalnya kamu pas remaja nanti. Aa rasanya tante terlahir terlalu cepat" Ucap Ino.

Ketika Ino dan Hinata secara bergantian melampiaskan kegemasan mereka dengan Abang-abangnya Sarada, Sarada malah berlari menuju pintu rumah.

CKLEKKK

Pintu terbuka menampilkan Sasuke dengan raut bingungnya ketika melihat ada high hels didepan pintu.

Sarada memekik senang lalu melompat-lompat membuat Sasuke akhirnya mengendongnya lalu mengecup gemas pipi putri kecilnya itu.

Sasuke pun mengendong Sarada sampai ke ruang keluarga lalu melihat anak laki-lakinya yang tengah dianiaya oleh sahabat istri tercintanya.

Shun yang menyadari kehadiran Sang Papa segera menampilkan wajah memelas berharap Papa nya bisa menyelamatkan nyawanya.

"Ingat anak orang oy!" Ucap Sasuke membuat Hinata dan Ino menghentikan aksinya.

Suho, Sakka, Shun dan Shin pun memanfaatkan kesempatan untuk melarikan diri kelantai atas di ikuti Sarada yang sudah turun dari gendongan sang Papa.

"Ahh ini lagi si kutub datang, menganggu kesenangan duniawi gue aja!" Ino nampak jengkel membuat Sasuke mendecih kesal.

"Maaf ya Sasuke" Hinata meminta maaf takut membuat Sasuke marah, mau bagaimana pun Sasuke itu juga sahabat baiknya.

"Hn" Sahut Sasuke tanpa minat membuat Ino mendelik.

"Anaknya gemesin, bapaknya ngeselin!" Ledek Ino membuat Sasuke memutar bola matanya.

Uchiha Home [Book 1] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang