Shin nampak berbaring menatap langit-langit kamarnya dengan bosan, bocah berusia 5 tahun itu merasa bosan karena libur sekolah.
Ia turun dari ranjang melihat sebuah bola basket disudut ruangannya. Shin mengambilnya lalu memeluk bola itu dengan susah payah karena bola itu lebih besar dibandingkan badannya yang kecil.
Shin keluar dari kamarnya yang tidak tertutup lalu menuruni tangga mencari sosok papanya.
Shin nampak mulai jengah mencari papanya yang tak kunjung bertemu.
"Ngapain bang?" Shin menoleh mendengar suara bariton milik sang Papa.
"Papa main bola yuk!" Ajak Shin antusias membuat Sasuke menganggukan kepalanya.
Shin melempar bola basketnya lalu ditangkap oleh Sasuke, Sasuke pun melempar balik bola tersebut kearah Shin. Begitu terus secara berulang kali.
"Sayang jangan main didalam rumah, main dihalaman aja, ajakin Shin, nanti ada yang pecah lho" Ucap Sakura memperingati namun Sasuke tak mengidahkannya karena terlalu asik bermain dengan Shin.
Sarada yang melihat Papa dan abangnya bermain lempar bola itu pun ikut tertarik ingin bermain.
Ia sudah memekik agar Sasuke dan Shin melihatnya tapi keduanya nampak tak mendengar membuat Sarada merasa terabaikan.
Sarada berjalan menuju dapur dengan menghentak-hentakan kaki kecilnya dan pipi yang mengembung membuat pipinya terlihat sangat bulat dan mengemaskan.
Sarada melihat Sakura yang tengah membuat sesuatu bersama Shun yang berdiri disebuah kursi membuat Sarada berbinar senang.
Sarada yang penasaran dengan apa yang dibuat Mama dan abangnya itu pun melompat-lompat namun tetap saja ia tidak bisa melihat karena ia terlalu pendek.
Sarada pun berinisiatif ingin naik ke atas kursi seperti Shun hingga ia mengoyangkan kursi yang dipijak oleh Shun.
"Eh!" Shun nampak tersentak kaget sekaligus takut terjatuh karena kursinya bergoyang.
Sakka yang melihat Sarada mengoyangkan kursi pun memeluk Sarada dari belakang menjauh sang adik dari kursi yang dipijak Shun, takut membuat Shun terjatuh.
Sarada memekik lalu menangis kencang membuat Suho yang tertidur di soffa dekat tempat Sasuke dan Shin bermain lempar tangkap bola pun terbangun.
Suho beranjak mendekati Sarada yang tengah menangis dalam gendongan sang Mama.
"Udah dong dek jangan nangis shtt shttt" Ucap Sakura menenangkan Sarada.
Sakka naik keatas kursi yang tadi dipijak oleh Shun lalu mengambil sebuah cupcake yang dibuat oleh Sakura dan Shun.
Sakka memberikan cupcake itu pada Sarada membuat Sarada akhirnya berhenti menangis.
"Maafin abang ya" Ucap Sakka sambil mengusap-usap kepala Sarada dengan sayang.
Sarada merentangkan tangannya kearah Sakka, membuat Sakka akhirnya mengendong Sarada dengan susah payah. Mau bagaimana pun Sakka itu masih kecil jadi susah jika harus mengendong Sarada.
Sakka menurunkan Sarada hingga Sarada berlari kecil menghampiri sang Papa dan Shin sambil memakan cupcakenya.
"Abang amm!" Ucap Sarada memberikan secuil cupcakenya pada Shin dengan tangan kecilnya.
"Amm.. makasih adek!" Ucap Shin memakan secuil cupcake pemberian Sarada.
"Papa amm!!" Ucap Sarada memberikan secuil cupcake pada Sasuke.
"Masa Papa dikasihnya dikit sih?" Ucap Sasuke dengan raut sedihnya.
Sarada menatap secuil cupcake ditangannya dan cupcake yang diberikan Sakka tadi secara bergantian.
Sarada memasukan secuil cupcakenya kedalam mulutnya lalu berniat memberikan cupcake pemberian Sakka kepada Sasuke dengan raut sedihnya dan tak relanya.
Sasuke tersenyum geli melihat ekspresi putri kecilnya itu lalu mengusap pucuk kepala Sarada.
"Ga ah, Papa minta sama mama aja nanti" Ucap Sasuke membuat Sarada memekik senang lalu memakan cupcakenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uchiha Home [Book 1]
Fiksi PenggemarIni hanya cerita tentang Rumah Uchiha, tempat dimana Sasuke dan Sakura membesarkan kelima anak-anak mereka yang masih kecil.