Hai lagi, semua!
Seperti yang kulakukan di setiap post, terima kasih untuk dukungan dan semangat dari kalian! Aku membaca setiap komentar dan membalas sebanyak mungkin selama punya hal penting untuk disampaikan. David sama sekali tak terlihat di kota baru ini, syukurlah, jadi kupikir dia tak menyadari aku sudah pindah kota. Aku masih butuh waktu untuk mempelajari kota ini.
Sekali lagi, hanya untuk mengingatkan: ini adalah kejadian masa lalu, kita belum sampai di masa sekarang. Aku juga ingin mengingatkan semua bahwa aku menulis ini setiap hari. Tidak, aku tak punya built up part jadi aku tak bisa membuatnya lebih panjang atau merilisnya sekaligus. Sorry, guys. Beberapa orang masih saja bertanya, jadi aku hanya ingin klarifikasi.
Satu hal lagi. Saat aku membaca komen satu persatu seperti biasanya, aku menyadari ada satu orang yang ulang tahun hari ini dan dia mendapat downvote karena bilang cerita ini bisa diangkat jadi series manga yang bagus. Jadi aku ingin memberinya ucapan di depan umum! Selamat ulang tahun, /u/Superqami!
Mari kita mulai!
Polisi membawa tubuh Isaac keluar dengan kantung mayat. Mrs Watson pergi bersama dengan tubuh anaknya, masih terisak tanpa kendali.
Aku sudah diberitahu bahwa aku tak boleh masuk ke apartemen sampai mereka benar-benar selesai dengan TKPnya. Tidak, mereka tak tahu aku harus di mana. Mereka menyarankan sebuah hotel dan aku tertawa. Aku bilang apakah aku boleh mengambil selimut dan bantal agar bisa tidur di mobil. Mereka ogah-ogahan mengambilkannya untukku, dan aku muntah saat menyambar selimutnya. Baunya seperti mayat.
Hernandez menawariku ke motel, atau tinggal di tempatnya, atau bahkan memohon padaku agar aku menghubungi temanku dan tinggal bersama dengannya. Aku menolak semuanya.
Aku berjalan ke mobilku dan mengabaikan Hernandez. Aku masih terlalu marah soal apapun dan merasa hancur karena kepergian Clark. Ditambah, kami tak bisa melakukan pengawasan pada mobilku karena aku tidur di dalamnya. Aku berjalan di sepanjang jalan menuju mobil dan membanting pintunya keras.
Aku merasa tak aman untuk parkir di dekat rumahku dan tidur, jadi aku pergi ke tempat parkir Walmart untuk bermalam.
Itu adalah saat di mana akhirnya takdir mulai mendukungku. Aku sedang berjalan dari parkiran ke pintu masuk Walmart untuk membeli makanan. Ketika jarakku sudah beberapa mobil jauhnya, sebuah truk lapis baja berhenti. Itu kendaraan yang biasa digunakan untuk membawa uang dari bank, kalian tahu maksudku.
Dan siapa yang melangkah keluar dari truk?
David. Bajingan. King.
Aku bergerak ke kiri dan bersembunyi di belakang sebuah mobil, menggunakan kaca hitamnya untuk mengamati. Dia sedang tertawa bersama temannya yang keluar dari sisi penumpang. Aku terlalu jauh untuk bisa mendengar apa yang mereka katakan, tapi jelas temannya bukanlah seseorang yang kukenal. Jelas ini cuma paranoid semata, tapi aku bertanya-tanya mungkinkah dia adalah orang yang menyuruh Katie berbicara di telepon.
Keduanya berjalan ke Walmart dan aku mencatat nama perusahaan pemilik truk itu. Lalu aku mendapat ide. Ide nyataku yang pertama tentang bagaimana caraku melawan karena aku tahu di mana David berada pada detik itu.
Aku berlari kembali ke mobil.
Beberapa saat kemudian, aku berhenti di rumah Mrs K. Aku melihat sekitar, memastikan David tak akan, entah bagaimana, mengalahkanku di sana atau mengikutiku. Aku harus cepat. Tak ada yang tahu berapa lama lagi sisa shiftnya.
Aku mengetuk pintu dan Mrs K membukanya.
"Halo, Zander," dia berkata riang.
"Hai, Mrs K! Bisakah saya masuk?"
Lima menit kemudian, aku menggeledah seisi kamar David. Harus cepat. Harus menemukan sesuatu yang berguna dan tidak lama-lama. Aku bilang ke Mrs K bahwa beberapa tahun lalu aku meminjami David game dan baru saja ingat untuk mengambilnya kembali. Dia dengan senang hati membiarkanku masuk ke kamar David untuk mencarinya.
Aku menyalakan laptop jadul milik David, dan rasanya seperti akan loading selamanya. Kenapa juga dia belum beli laptop baru dengan semua uang yang dia curi? Pasti akan jadi barang bukti yang bagus sekali.
Aku melirik ke semua kertas yang kulihat, mengharapkan sesuatu. Rencana tertulis. Checklist. Struk pembelian. Apapun. Semua kertas yang kutemukan terlihat normal, sejauh yang kulihat. Kamarnya seperti kapal pecah, yang mana membuatku jadi terbantu. Dia mungkin menjatuhkan sesuatu yang memberatkan dan tidak menyadarinya.
Aku mengisi kantongku dengan setiap flashdisk yang kutemukan. Ada empat yang bergeletakan di sana. Mungkin bisa jadi bukti yang memberatkan baginya.
Laptopnya akhirnya menyala dan aku langsung login. Kurang beruntung: ada passwordnya. Harusnya aku tahu, mengingat betapa cerdiknya dia meretas akunku. Nyatanya, semua data yang memberatkan mungkin ada di dalam laptop. Dia tak akan mau repot-repot mengeprint apapun.
Itu memberiku ide baru lagi. Aku mengambil laptopnya dan membaliknya. Ada toolbox di bawah meja tempat aku mengambil sebuah obeng. Dengan itu, kubongkar laptopnya.
Begitu selesai aku sudah memegang harddisk di tanganku.
"Kuhancurkan kau, David King," aku berbisik.
Saat aku merakit lagi laptopnya, sesuatu di bawah tempat tidur menarik perhatianku. Sebuah kotak. Mengerutkan alis, aku menariknya mendekat. Itu adalah kotak sepatu dengan debu menutupi bagian atasnya. Sedikit area yang tidak berdebu menunjukkan tempat orang sebelumnya menyentuh tutupnya. Aku membukanya pelan dan mengintip isinya.
Isinya halaman kertas setebal seperempat inchi yang disatukan oleh pengait binder. Kotaknya terlalu kecil untuk membuat bantalannya tetap datar, jadi kertas-kertas itu melengkung di dalam situ. Halaman-halamannya begitu tua dan usang. Pasti sering dipakai. Aku mengeluarkannya dan menyadari itu semacam kertas penelitian. Di halaman muka tertulis judul di tengah-tengahnya dan nama penulis di bawah.
"Evaluasi Psikologi untuk: David Edward King." Di bagian bawah halaman tertera nama institut dan psikolog yang melakukan studi pada tahun itu. Aku berhitung; evaluasi itu dilakukan ketika David berusia 16.
Jack. Pot.
Aku menyelipkannya di balik kaosku sebisa mungkin untuk menyembunyikan bentuknya. Laptopnya kembali ke tempat semula. David akan tahu ada yang tak beres, tapi tak akan sadar sebelum dia menyalakannya. Aku melihat berkeliling untuk terakhir kali, siapa tahu masih ada yang bisa kulakukan.
Tak mendapat ide, aku meninggalkan rumah David.
Mrs K memberiku brownies saat aku berjalan keluar.
Dalam perjalanan kembali ke Walmart, aku berusaha untuk menemukan sebuah rencana. Aku tak bisa membawanya ke polisi karena ini adalah bukti ilegal dan tak akan diterima di persidangan. Aku tahu dari acara-acara kriminal. Aku harus mendapatkan buktinya sendiri dan entah bagaimana akan memberikannya ke polisi secara legal.
Ketika aku kembali parkir di Walmart, aku belum terlalu telat. Aku berjalan masuk, membawa flashdisk dan evaluasi psikologi itu bersamaku.
Aku memakai komputer demo untuk melihat isi flashdisknya. Jika diingat lagi, aku masih terkejut mereka membolehkan USB stick dipakai di komputer demo. Flashdisk pertama berisi dokumen selama SMA. Tak ada yang berguna. Flashdisk ke dua dan ke tiga adalah bootable drive yang bisa digunakan untuk operasi linux. Aku tidak mengharap kalian untuk paham apa artinya, yang jelas itu tak penting.
Aku sampai pada flashdisk ke empat yang menjadi terobosan pertamaku dalam perburuan barang bukti. Isinya satu file text yang sudah diedit sehari sebelumnya. Saat aku membacanya, aku sadar itu adalah sebuah percakapan. Dengan pemahamanku saat itu, flashdisk itu adalah sarana bagi David dan rekan penculiknya berkomunikasi. David akan menulis pesan dan menyembunyikannya di tempat yang telah ditentukan. Lalu si penculik akan mengambil dan membaca pesannya. Begitu juga sebaliknya saat si penculik punya pesan untuk David.
Sebagian besar dari kalian pasti akan bilang, "Kenapa mereka tidak menggunakan email yang terenkripsi saja? pasti lebih cepat dan aman." Jika mereka menggunakan jaringan untuk berkomunikasi, beberapa provider internet atau telepon seperti Comcast akan punya catatan pertukaran pesan walau datanya terenkripsi. Data yang terenkripsi tak pernah 100% aman. Jika kalian mendedikasikan cukup besar usaha, kalian akan dapat mengurai enkripsi apapun. Di beberapa kasus mungkin akan makan waktu ribuan tahun, tapi tetap saja bisa diurai. Dengan sumber daya komputer yang ada saat ini, hal seperti itu bisa diselesaikan lebih cepat.
David dan rekannya telah mengurangi resiko tertangkap dengan membatasi siapa yang bisa mengakses informasi mereka. Saat kau mengirimiku email lewat Reddit, aku bukanlah satu-satunya yang "menerima" pesannya. Pesannya akan melewati beberapa server dan router yang akan mencatat waktunya secara spesifik. Proses ini meninggalkan jejak. Kecuali kau bisa menghapus catatan di server-server itu.
Pasti juga ada resiko seseorang akan menemukan flashdisknya, membukanya dan melihat semua data seperti yang kulakukan, tapi itu bisa dikurangi dengan menemukan tempat yang tepat. Jika kau berencana untuk mengirim pesan dengan cara ini, pastikan untuk tidak membuatnya bergeletakan di kamarmu. Dan jangan meninggalkannya tanpa enkripsi. Aku masih tak tahu kenapa yang ini tidak dienkripsi.
File textnya berupa sebuah baris, kemudian akan berpindah baris untuk respon dari percakapan sebelumnya. Aku sudah tak punya flashdisk atau salinan pesannya, jadi aku akan menulisnya sesuai yang kuingat. Aku akan menggunakan format bullet point di Reddit ini untuk memudahkan kalian.
•Bayaran sudah sampai?
•Ya.
•Setengahnya lagi jika ini semua sudah berakhir.
•Berapa lama?
•Tergantung dia.
•Aman?
•Aman. Tak ada kecurigaan. Diambil dengan tenang.
•Dia luka?
•Dia melawan. Dua memar. Sisanya baik-baik saja.
Ada beberapa baris tambahan di antaranya, menandai awal obrolan baru.
•Ada informasi baru?
•Sudah ada laporan penculikan di kepolisian. Ganti lokasi setiap dua hari seperti yang sudah kita bicarakan. Persediaan aman?
•Kami punya cukup di truk untuk terus bergerak dan beroperasi.
•Bagus. Dengan keberuntungan, ini akan segera berakhir begitu dia membuat kesalahan.
Aku gemetar saat menutup filenya. Ini benar-benar bukti. Aku melihat siapa pemilik filenya. Kosong. Yah, terlalu gampang jika seperti itu.
Aku googling macam-macam kabel yang kubutuhkan untuk menghubungkan harddisk ke komputer, dan membeli kabel SATA to USB. Aku sangat bersyukur komputer demonya ada di lorong, jauh dari pengawasan para karyawan di tech center. Sebagai orang yang tak tahu teknologi, aku merasa sedang jadi hacker.
Kuberi kalian sedikit pelajaran tentang teknologi, karena sepertinya aku akan banyak menggunakannya di series ini. Ketika komputermu mulai nyala, dia akan menanyakan password jika kau mengesetnya. Tanpa password itu kau tak bisa mengakses harddiskmu kecuali kau melakukan sedikit 'penghackeran'. Di beberapa kasus, kau bisa mencabut hard disk dan menaruhnya di komputer lain. Komputer baru akan memperlakukannya seperti hard disk eksternal biasa dan voila, kau dapat akses.
Sayangnya, David sudah mengenkripsi keseluruhan hard disknya, jadi saat itu tak ada gunanya bagiku kecuali aku punya waktu untuk menebak password atau mencari orang yang bisa membobolnya.
Pergi ke bagian persediaan musim panas, aku mengambil kursi, mengeluarkan evaluasi psikologi dan memandang sampulnya lagi. "Evaluasi Psikologi untuk: David Edward King." Kuharap kalian mengerti aku tidak menyertakan nama institusi, penulis, dan tanggal untuk kepentingan privasi.
Aku menghabiskan satu jam untuk membaca cepat setiap konten, menggunakan daftar isinya untuk menavigasi. Tanpa henti aku membuat catatan panjang di ponselku, tapi aku mulai mengerti dengan apa yang terjadi pada pikiran David kecil yang sakit.
Aku tak akan memberitahu kalian apa yang dia alami di sepanjang hidupnya, tapi laporan itu memuat transkrip wawancara dengan orangtuanya soal kecelakaan, pengamatan psikologis saat David ditempatkan dalam kurungan, dan daftar umum peristiwa yang terjadi selama hidup David yang mungkin membuatnya trauma.
Inilah yang kuingat:
•David selalu membakar hewan-hewan dan menyodoki mereka dengan barang yang berbeda-beda. Ketika seekor ular menerjang dan menggigitnya di halaman belakang rumahnya, ibunya datang dan menemukan dia sedang menyabet-nyabetkan tubuh lemas itu ke pohon, isi perut tersebar ke mana-mana. David hanya bilang, "dia mau melukaiku."
•Dia ditemukan mendesain perangkap untuk kelinci dan hewan lain, yang sangat terancang dan tersembunyi. Dia mengaku tak pernah melihat panduan untuk membuatnya.
•Ibunya kemudian menemukan buku catatan yang penuh dengan desain perangkap. Perangkapnya dibuat untuk bisa menangkap hewan dan juga manusia.
•Ayahnya meninggal saat dia 12, yang mana sangat mempengaruhinya. Dia menjadi pendiam selama bertahun-tahun. Di hari pertama sekolah, entah bagaimana, dalam semalam dia berubah menjadi kharismatik, enerjik, dan pintar.
•Di SMP, salah seorang gurunya diwawancara setelah terjadi sebuah insiden. Dia menyadari bahwa ada tiga anak yang mulai mengincar David, tapi David hanya menerima saja apapun yang mereka lakukan padanya. Suatu hari, gurunya tersebut datang ke kelas dan melihat si ketiga anak tadi duduk menghadap lurus ke depan. Mereka tidak berani melihat ke arah David, dan David hanya menyeringai sambil berusaha menyembunyikannya.
Akhirnya, izinkan aku untuk meringkas apa yang psikolog tulis tentang David.
"David terlihat memiliki keinginan konstan untuk melukai mekhluk hidup lain dan membuat penderitaan. Pernah sekali, di kantorku, aku menemukan dia sedang menghentakkan kakinya ke lantai. Aku bertanya apa yang sedang dia lakukan, dan dia mengaku bahwa dia berusaha menghancurkan makhluk-makhluk super kecil yang ada di lantai. Aku khawatir dia tidak akan bisa menjadi bagian dari masyarakat tanpa penyembuhan dan terapi yang serius."
Tak pernah terpikir olehku bahwa David punya masalah dan pengalaman semacam ini. Aku dan dia bertemu saat kami masih 17. Dia sangat sesuai dengan yang dijelaskan di laporan: kharismatik, enerjik, dan pintar. Aku merasa buta tak pernah melihat tanda-tandanya, tapi aku tahu dia pasti berusaha menyembunyikannya sebaik mungkin.
Si psikolog membuat catatan lagi satu bulan kemudian.
"David terlihat menunjukkan perubahan 180' pada perasaan, perbuatan, dan sikapnya. Dia sangat sopan dan bersikap baik setiap kali datang dan sangat mampu berfungsi normal."
Kalimat itu janggal bagiku. Berbulan-bulan pernyataan tentang ketidakstabilan David dan tiba-tiba ini keluar?
Aku menggoogle nama si profesor. Dia tewas dalam sebuah kecelakaan mobil di tahun yang sama dengan penerbitan evaluasi ini. Keparat. Aku membaca ulang catatan paling akhir. Aku mengenali untuk apa kata-kata itu: rekomendasi untuk masuk kembali ke masyarakat yang dibuat dengan terpaksa. Aku dapat merasakan kata-kata si psikolog menjerit dari halaman itu.
"Oh, Tuhan, dia akan membunuhku."
Pantas saja David begitu siap. Pantas saja dia selalu satu langkah didepanku. Pantas saja ekspresinya menebarkan rasa takut yang mutlak padaku di malam dia mengejar aku dan Clark. Dia gila. Dia merancang jebakan. Dia tahu apa yang membuat manusia dan binatang hancur. Dia menikmati membuat penderitaan bagi mereka, tak hanya itu, tapi juga senang melihat mereka tersiksa.
David sungguhan gila. Gila tapi fungsional. Itulah yang membuatnya berbahaya.
Aku menunduk di kursiku dan membuka word document di ponselku dan membuat catatan. Lalu, aku mulai googling. Kau tahu maksudku. Kau menemui masalah, dan kau mulai mencari apapun secara online untuk memecahkan masalahmu. Internet adalah alat yang luar biasa bagiku pada saat itu. Tanpanya, aku mungkin sudah mati berbulan-bulan lalu.
Aku diusir dari Walmart karena menggelandang, tapi aku melanjutkan pencarianku di mobil. Aku akan sesekali menghidupkan mobilku untuk berkeliling dan mengisi baterai.
Malam itu, aku belajar banyak soal hacking, telepon, android, pengawasan, prosedur polisi, prosedur legal, dan subyek apapun yang berhubungan dengan situasiku. Aku membuat catatan kewajiban dan membuat area perencanaan untuk pembelajaran dan penelitian lebih lanjut.
Sementara melakukan riset, aku menemukan daftar aplikasi yang bisa digunakan untuk meretas telepon seseorang. Aku memeriksa aplikasiku, dan bisakah kau tebak apa yang kutemukan terpendam di ponselku? Salah satu aplikasi itu.
David Bajingan King sudah menyadap dan melacak teleponku. Alih-alih menghapus aplikasinya, aku membiarkannya. Ini bisa berguna suatu hari nanti.
Aku juga meneliti perusahaan tempat David bekerja. Itu perusahaan besar yang melayani beberapa negara, yang menyediakan "layanan antar barang berharga, jauh maupun dekat." Ini informasi yang sangat bagus. Jika pekerjaan David adalah menangani barang-barang berharga, pasti akan mudah membuatnya dipecat atau kena denda jika beberapa barangnya hilang dari truk. Truknya sudah lama pergi, jadi aku tak punya kesempatan sekarang.
Sepanjang jam malam itu, Hernandez meneleponku. Begitu juga ibu Katie. Aku mengabaikan keduanya. Sebuah kesalahan besar yang baru kusadari belakangan.
Saat matahari terbit, aku tidak merasa lelah: aku merasa lebih kuat.
Akhirnya aku tahu lebih banyak tentang situasiku dan merasa cukup berguna. Aku tahu bagaimana cara membuat harddisk itu ke tangan polisi secara legal, tapi aku butuh bantuan Clark dan Hernandez.
Namun aku tak pernah punya kesempatan untuk menjalankan rencana itu. Realita menyusulku. David terlalu cepat bergerak.
Aku sedang menyetir ke apartemenku untuk mencari tahu apa aku bisa menggosok gigi dan mandi sebelum pergi kerja hari itu ketika teleponku bergetar. Hernandez. Aku menjawabnya malas, bersiap mendapat ocehan karena mengabaikannya semalaman.
"Zander, di mana kau?" dia bertanya.
"Perjalanan ke apartemen," aku membalas.
"Kau harus ke kantor polisi..." dia berkata pelan. "Sekarang juga."
"Kenapa? Ada apa?" aku bertanya.
"Ini... parah," dia berkata dengan ngeri.
Bingung, aku memutus telepon dan berbelok ke kanan, meluncur ke kantor polisi.
Aku berjalan memasuki lobi dan menemukan Hernandez sedang menungguku.
"Apa tubuh Isaac mengungkap sesuatu?" aku bertanya, memandang ekspresi cemasnya.
Aku memberinya pandangan ingin tahu, lalu logam dingin menceklik di pergelangan tangan kananku. Aku bereaksi, tapi dua polisi yang sudah mengapitku menarik dua tanganku bersamaan. Logam lain menceklik di pergelangan tanganku yang satunya, membelengguku.
"APA-APAAN INI!" aku berteriak. Si polisi masing-masing mencengkeram satu lenganku.
"Zander, aku tahu kau marah karena semua yang terjadi," Hernandez berkata kalem. "Tapi apa yang kau lakukan sudah terlalu jauh."
"Apa yang kau bicarakan?"
Hernandez menahan sebuah kantong berisi ponsel. Dia menggunakan touchscreennya lewat kantong dan membuka menu pesan suara.
Pesan suaranya terguncang dan terdengar seperti siapapun yang ada di dalam telepon sedang berlari. Angin mengembus mic-nya, membuatnya sulit untuk didengar. Tapi tak salah lagi. Itu suaraku.
"Bajingan kau. Kau merusak kreditku, mencuri uangku, membajak akunku, dan mencuri barang-barangku! Aku akan membunuhmu! Kau pikir aku butuh motivasi untuk melukaimu? Aku akan membunuhmu, kau keparat brengsek. Kau akan terbakar di neraka! Kau akan terbakar!"
Jantungku berhenti. Aku mengatakan hal itu. Aku benar-benar mengatakan hal-hal itu. Di malam David mengunciku di atas meja, aku mengucapkan setiap patah katanya. Bajingan itu merekam semuanya, dan sekarang mengeditnya manjadi pesan ancaman.
"Rumah David King terbakar semalam," Hernandez berkata pelan, menatapku. Menilaiku.
"David dan ibunya masih di dalam. Petugas kebakaran menemukan David hidup dan berhasil menariknya keluar, tapi ibunya sudah tewas. Pesan suara itu terkirim ke ponselnya dari ponselmu sekitar jam para petugas memperkirakan apinya menyala."
Aku kehilangan napas. Mataku berkaca. Dunia tertutup. Aku tak bisa bicara. Tak bisa mempertahankan diri. Tak bisa menjelaskan.
"Zander Jones, kau ditahan."
![](https://img.wattpad.com/cover/185154266-288-k271228.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nosleep
TerrorSekumpulan cerita yang berasal dari reddit r/nosleep yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Beberapa cerita didalam sini sudah penulis rangkum dan bagi menjadi beberapa part untuk kenyamanan dalam membaca. Adapun cerita yang diterjemahka...