Tatapan pertama

57 3 0
                                        

Pagi yang cerah di SMA Jaya Negara. Burung berkicau riang, matahari indah memukau, dan awan putih berseri.

Lima belas menit yang lalu, bel masuk berbunyi ,dan adat istiadat siswa siswi masa kini masih terjadi seperti biasanya. Bukan hanya selusin orang namun , hampir 3 lusin mungkin lebih dari itu. Hal tersebut menjadi sesuatu yang di favoritkan seorang cowok yang berprofesi sebagai ketua osis, Aldy. Sebut saja, dengan banyaknya siswa yang terlambat, peran dirinya sebagai pemimpin para siswa dapat dijumpai setiap paginya.

Di depan gerbang, Pak Chiko, selaku guru BK bersama Aldy dan dua antek-antek osis lainnya, yaitu Risma dan Udin mencatat nama serta memberi sanksi kepada siswa siswi yang berbaris rapi dan tertib bernotabene terlambat.

"Selamat pagi anak-anak," Pak Chiko mulai berbicara dengan logat bataknya yang khas.

"Pagi pak," sahut seluruh siswa serempak.

"Kali ini, bapak gak ingin bicara panjang kali lebar. Kalian tau kan bagaimana peraturan sekolah ini?"

Seluruh siswa mengangguk pelan.

"Bagus, nah coba Anto sebutkan peraturan nomor satu" Pak Chiko menunjuk kepada siswa laki-laki berkacamata yang berada di barisan terdepan.

"Saya gak hafal pak." sahut Anto polos serambi menggaruk kepalanya yang tidak gatal, membuat Seluruh siswa tertawa pelan.

"Maysaroh, apa peraturan yang pertama?"

"Gak tau pak." sahut gadis berambut ikal tersebut.

"Tukiyem, kamu tau peraturannya?"

Tukiyem diam membisu.

"Oiya saya baru ingat. Tukiyem kan lagi sariawan, maaf ya Tukiyem."

Tukiyem tetap diam membisu.

"Oke, karena tidak ada yang tau. Bapak tegaskan sekali lagi, peraturan yang pertama dan yang utama adalah tidak boleh terlambat! PAHAM?!" ujar Pak Chiko dengan lantang.

Seluruh siswa mengangguk tanda mengerti.

"Jadi, bapak gak ingin melihat lagi generasi muda seperti kalian yang dengan mudahnya datang terlambat. Mending, orangnya gonta ganti. Gak bosen bapak. Ini dia lagi dia lagi, terutama kamu Anto. Apa aja yang kamu lakukan tiap malem hah? "

"Saya tidur pak." sahut Anto datar.

Lagu lagi membuat seluruh siswa tertawa pelan.

"Yasudah, sekarang seperti biasa kalian keliling lapangan sebanyak lima kali, dan push up 100 kali. Laksanakan!" perintah Pak Chiko dengan gaya bak seperti jenderal ABRI.

"Siap pak!"

Aldy dan kedua bawahannya, atas perintah Pak Chiko, mengawasi siswa-siswi yang sedang berlarian keliling lapangan. Dan seperti hal ihwal setiap kalinya, cewek-cewek yang dihukum tersebut bukannya fokus berlari, mereka malah asyik memperhatikan Aldy yang berdiri di ujung lapangan seraya memegang stopwatch dan buku kecil.

Wajar dan sangat lumrah setiap cewek tidak berkedip menatap Aldy. Dia memang diakui tampan sejagat SMA, pinter lagi,tinggi,jago basket,jago karate, tubuhnya sedikit sixpack. Pokoknya tipe kekasih yang menjanjinkan dan idaman.

Aldy memperhatikan sekelilingnya,termasuk terhadap siswa-siswi yang dihukum tersebut. Dan sejujurnya, tidak ada yang lebih indah daripada menjadi pemberi hukuman seperti ini. Udah dibolehin keluar kelas sama guru tanpa dimarahi, terus liat ekspresi lucu anak-anak dihukum tersebut, menjadi hiburan tersendiri bagi Aldy.

"Hai kak Aldy," sapa seorang siswi sedang berlari tepat segaris di depannya, lalu dua di belakangnya juga menyapa Aldy. Yang lain menatap Aldy seraya senyum-senyum sendiri. Dan aksi itu dilihat dengan jelas oleh para siswa.

My MelankolisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang