"Jika matahari dapat bersinar memberi kehangatan untuk kehidupan, kau hadir memberiku rasa hangat di setiap hariku yang berawarna."
Dhila terdiam setelah mendengar satu persatu celotehan kakaknya yang kian lama terus membuatnya kesal.
"Hahahaha... si bebek itu bilang kalo gue boongin dia,emang benar sih. By the way, dia mirip amat kek lo. Diem mulu kayak kuda lagi boker. " Goda Irfan sembari mengintip adiknya itu dari balik kaca spion.
Dhila meraih buku di pangkuannya, kemudian membuka lembaran demi lembaran seraya tersenyum kecil.
"Woi kacang sekilo lima ribu woi...." Teriakan Irfan tidak menghiraukan sang adik yang asyik dengan dunianya sendiri.
Entah kenapa Dhila teringat dengan cowok itu, kejadian di Perpustakaan tidak pernah lepas dari pikirannya.
Dan buku ini, salah satu saksi nyata semua itu.
"Oke, malem ini gue bakal nelpon ambulan...Hahaha"
Lagi- lagi Irfan dikacangin adiknya itu. Yang dilain pihak Dhila tetap tidak menoleh, dan senyumannya tidak pudar.
Gue jailin juga lo. Batin Irfan.
Irfan menghentikan mobilnya, kemudian membuka pintu, dan mengendap- ngendap pergi meninggalkan adiknya sendirian di dalam mobil.
Seketika Dhila terkejut bukan main. Dia terkunci sendirian di dalam mobil tersebut.
Kedua matanya membelak,dia berteriak ketakutan. Kemudian diapun menghubungi kakaknya.
Dan,
Alhasil,
Tidak ada jawaban.
"Gue dikerjain sepertinya. "
Hampir saja gadis itu menangis, tidak lama kemudian sang kakak kembali duduk di kursi pengemudi.
Dengan wajah bagai bayi yang suci tidak berdosa, dia tersenyum manis kearah adiknya tersebut.
"Ngeselin banget sihh.." Dhila memukuli Irfan menggunakan buku yang ia pegang.
"HAHAHAHAH... Gue kira lo gabakal sadar. Ternyata kewarasan lo balik juga," ujar Irfan seraya menghidupkan kembali mesin mobil.
"By the way lo beneran lagi jatuh cinta kan?" Tanya Irfan seketika.
Deg. Seketika pipi Dhila merona.
"Enggak kok, sotoy lo kak."
Irfan menunjukkan raut tidak percaya terhadap jawaban sang adik.
"Napa liatnya gitu?" Dhila merasa keheranan.
"Gue kasi tau ya adikku yang cantik. Cari cowo itu jangan yang sok kegantengan,apalagi yang famous entar lo mudah galau." Ujar Irfan dengan sok bijak.
Irfan mengingat atas kegagalan percintaanya. Hal itu Sungguh menyakitkan, dan membuatnya galau bertahun- tahun.
"Siapa juga yang jatuh cinta." Pipi Dhila lagi- lagi merona.
"Udah deh.. Jangan sok pura- pura ga tau gitu, entar juga kalo lo galau curhatnya ke gue, 'kak, gue galau cowo gue selingkuh'." Irfan pun lalu meniru gaya bicara Dhila.
"Paan sih... gue tabok lo ya kak. " Ancam Dhila dengan tatapan nanar.
Irfan pun terbawa terbahak- bahak.
Ngeselin banget!
Dhila kembali membuka bukunya tersebut. Membaca kembali puisi- puisi yang sangat ia sukai.
![](https://img.wattpad.com/cover/185146214-288-k201048.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Melankolis
Teen FictionDhila, cewe misterius yang jarang bicara, diam semerbak bagai pohon cemara. Namun mampu meluluhkan hati Aldy, ketua osis yang dikenal dengan kecerdasan, ketampanan serta kehebatannya. Akankah Aldy menemukan sisi terang di dalam hati Dhila? Rahasia a...