" Kumau menyusuri lautan, mencapai ujung angkasa, ataupun berjalan hingga dasar jurang, asalkan bisa bersamamu"
Hari yang melelahkan bagi Dhila. Gadis bermata coklat tersebut bersandar seraya meluruskan kedua kakinya di atas kursi mobil sang kakak yang sungguh empuk. Kemudian dia meraih ensiklopedia dan memeluknya erat. Bibir mungilnya pun terkatup rapat dengan bola mata mengarah ke langit-langit mobil, dia kembali mengingat beberapa hal yang terjadi selama bersekolah di tempat asing tersebut. Walaupun ada beberapa hal yang sudah biasa terjadi, tetapi entah kenapa di sekolah ini ada sesuatu yang membuat dirinya merasa spesial dan juga istimewa.Mungkin bisa saja puluhan, ratusan, maupun ribuan hari kedepan akan ada saatnya terjadi hal yang tidak terduga.
Irfan hanya tertawa kecil , melihat si adik yang sedari tadi sibuk dengan dunianya sendiri. Sambil membelokkan setir ke arah pertigaan, tangan kiri Irfan mengambil satu butir chips dari dalam bungkusan di sampignya, yang lalu dia lempar ke arah Dhila.
Dhila kaget bukan main, seketika matanya menjadi tajam, dan raut wajah pun menjadi jengkel.
"Lo napa, melamun gitu? Mikirin apa? Oh gue tau ni, lo abis punya gebetan baru kan di sekolah itu." ujar Irfan menebak-nebak.
"Dih, sok tau banget lo kak."
"Lha terus apa? Lagi kangen mantan?" goda Irfan lagi.
"Gue mana ada mantan."
"Terus? oh berarti bener kan dugaan pertama gue. Lo ada gebetan baru, acieee.."
Dhila semakin jengkel, dia memukul bahu sang kakak dengan ensiklopedia. Dan alhasil, tetap saja pria kelahiran 1998 itu tidak berhenti menggodanya, malah tanpa henti tertawa terbahak-bahak.
"Jujur aja kali dek, gue gak lapor ke mama kok. "
"Kakak aja lagi pdkt ama anak temen mama kan, siapa namanya? Oiya Qaylee. Nama yang indah dan rupawan seperti orangnya." Dhila pun membalas sang kakak.
Irfan diam membisu, dia heran bukan main, bagaimana adiknya tau mengenai hal itu, kan dia sendiri belum menceritakannya.
"Kok bengong? Kaget ya.. Ciee..."
"Paan sih, sotoy aje lo dek."
"Abis kakak nyebelin sih, untung aja gue inget kalo gue gak sengaja dapet DM dari akun Instagram kakak yang kebetulan masih ada di handphone gue."
Irfan baru ingat perihal dia pernah meminjam handphone Dhila sewaktu liburan kemarin.
"Oke, kita impas. 1-1 ya skornya. HAHAHAHA..."
"1-0 kali... Kan tuduhan kakak ke gue gak bener."
Irfan pun kemudian menambah kecepatan mobil selaju-lajunya. Kemudian tertawa terbahak-bahak.
"Woi kak, gila ya lo! " Pekik Dhila melihat aksi kakaknya.
"Jalan sini sepi, ga ada polisi, jadi tenang aja." Sahut Irfan santai.
"Bisa hilang kewarasan gue lama-lama." Dhila membaca kembali ensiklopedia dengan kepala super duper pening.
☀
Aldy kali ini lebih lelah dari biasanya. Setelah memarkirkan motornya, dia berlari menuju ke arah kamarnya yang terletak di lantai dua.
Elyna, kakak pertama Aldy mengeritkan dahi ketika melihat adik bungsunya berlari dari balik ruang tamu,
"WOI NYELONONG AJE LO. SALAM KEK, PERMISI KEK." omel Elyna.
"Assalamualaikum. Permisi...."sahut Aldy singkat.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Melankolis
Teen FictionDhila, cewe misterius yang jarang bicara, diam semerbak bagai pohon cemara. Namun mampu meluluhkan hati Aldy, ketua osis yang dikenal dengan kecerdasan, ketampanan serta kehebatannya. Akankah Aldy menemukan sisi terang di dalam hati Dhila? Rahasia a...