(2) your eyes kill me

136 10 2
                                    


"Begitu bahayanya kah hanya untuk mencintaimu"

By.park lian



author

Setelah berbasa-basi loey pun berlalu meninggalkan park jimin dan anaknya setah menjauh menju ketempat sehun dan kai duduk

"apa kah kau ada membawa tisu antiseptic"ucap loey kepada kedua temannya

"tidak lagi pula untuk apa aku membawa tisu itu"ucap sehun

"Ah aku tau dia kan habis bersalaman dengan pria itu siapa namanya?"Tebak kai

"Park ji min"Benar sehun

"Nah itu mungin tangan nya ternodai ahahaha"kai tertawa terbahak2

"Ahahaha kau lucu kai bagaimana bisa ternodai jika hyung saja sudah ternodai"mereka berdua tertawa bersama2 dan orang yang mereka tertawai menatap mereka dingin seolah2 mata itu jika ada lasernya mungkin sudah membunuh keduanya jika tak berfikir dua kali ini adalah tempat umum mungkin kudua manusia yang tertawa terbahak2 sudah ia tendang keluar Sayangnya keduanya sudah biasa dengan tatapan itu bahkan mereka sering bergelut dan diakhiri masing2 mereka babak belur dan setelah itu mereka tertawa bersama tapi itu yang membuat mereka semakin kuat dan bersatu

"ekhhmm aduh perutku sakit sudah2 kai"ucap sehun memegang perutnya sakit karena terus tertawa dan kai menyeka air mata disudut matanya akibat tertawa

"btw dia benar2 cantik"ucap kai memandang arah gadis tersebut

"Siapa?"tanya sehun

"Gadis itu lian"dagu kai menunjuk kearah gadis itu Sontak membuat sehun dan loey menatap kearah gadis yang sedang berbincang entah dangan siapa

Lian pov

"Saat pria yang bernama chanyeol itu sudah pergi dan menghilang dari pandanganku dan appa ku pun pergi untuk menyapa rekan2nya yang lain dan berakhir lah aku sendiri berdiri sambil meminum minuman ku dan tiba2 ada yang menepuk pundak ku saat ku menoleh

"Haii apa kamu mengingatku?"tanya pria tersebut sungguh aku tak ingat perna bertemu pria ini dimana tapi jujur saja wajahnya familiar

"Maaf apa kita perna bertemu?"tanya ku balik dan ia tertawa ringan

"sudah ku duga kamu pasti lupa"ucapnya

"Aku pria 3 tahun yang lalu di bandara incheon airport?"dia seperti meberiku klu untuk mengingatnya dan aku pun mengulang memory ku ke 3 tahun lalu dan yah dia pria yang aku tabrak dan saat itu juga Ketukaran koper karena koper kita sama

"Ah kamu pria koper itu"tebak ku dan ia pun tersenyum sambil mengangguk ka kepalanya

"Yabb bingo kamu benar"ucap nya tertawa mungkin karena aku memanggilnya pria koper dan aku pun ikut tertawa bersamanya tapi saat kami sedang tertawa bersama aku merasa seperti ada yang memandangiku dan saat aku melirik kesana kemari tepat disudut ruangan aku melihat mereka bertiga bak malaikat entah malaikat apa mereka benar2 memiliki pesona mikat tengah memandang ke arah ku tapi satu diantara mereka memandangi ku dengan aurah yang sangat pekat dan menusuk jika diibaratkan itu adalah panah mungkin sudah menusuk jatungku entah karena apa dia memandangiku seperti itu ia seperti malaikat maut yang siap mengambil nyawa siapa saja tapi bodohnya walau orang2 tau ia adalah malaikat maut tapi orang2 itu seolah2 tersihir dan rela merengangkan nyawanya dibawah pesonanya ya dia park chanyeol yang baru aku kenal beberapa jam yang lalu dann mata kami bertabrakan cukup lama hingga pria disampingku memegang bahu ku

"Kamu baik2 saja"ucap pria itu

"o-oh ya aku baik2 saja wae?"tanya ku sambil tersenyum kecut

"tidak hanya saja kamu sepertinya tidak mendengarkan ku"benar apa kata pria itu aku tak tau apa yang ia omongkan

"Ah mian aku haya tadi sedang tidak fokus karena mencari dimana toilet"bohongku sambil memberikan fack smile

"Oh ya sudah mau aku antar"tawar pria Koper itu

"Oh tidak2 terimakasih tapi aku aka mencari sendiri"cepat2 ku menolak

"Baiklah kalau begitu hem kalau tidak salah toilet ada di ujung sana"tunjuknya kearan wc dan aku pun mengangguk paham

"Kalau begitu aku permisi dulu"Ucap ku dan ia hanya menganguk kepala kemudia aku pun pergi ke toilet dan saat aku beranjak aku melirik kearah ketempat ketiga pria itu tapi aku tidak melihat si pria yangmampu menarik pusat perhatiaku tapi aku terkejut kedua pria tersebut tersenyum dan melambaikan tanganya kepada ku seperti isyarat hai dan karena aku gugub cepat2 mengalihkan pandangan ku dan bergegas masuk ke toilet tersebut untuk menjernihkan pikiranku yang melantur, dan saat aku selesai membersih kan wajah ku aku pun bersiap2 untuk pergi tapi bertapa terkejutnya aku saat ku melihat kearah kaca awalnya aku fikir itu hanya lah ilusiku karena akan gila pesonanya tapi saat ku berbalik mata ku melebar sempurna ternyata itu bukan ilusi semata itu benar2 dia orang yang selalu membawa aurah dingin di sekitarnya yang mampu membuat siapa saja membeku

"Pa-park chanyeol ajjussi, waee?"tanya ku gugub ia terus memandangiku

"kau salah masuk toilet"ucapnya datar dan dingin sunguh aku pensaran dari mana ia mendapatkan wajah digin itu apakah ia terbuat dari bongkahan berlian yang dibekukan kemudian dihidupkan menyerupai manusia

"A-apa benar kah ah mian aku tidak melihatnya tadi, aku asal masuk saja"ucap ku sunguh mati2an aku menelan kegugupan ku

"...."Tak ada jawaban yang ia lakukan hanya menatapku mebuat ku menunduk tak mampu memandang mata mematikan itu

"kalau begitu aku pergi dulu"lalu aku pergi meninggalkannya disana berlalu begitu saja tepat saat ku inggin membukakan pintu mata ku melebar tubuh ku tiba2 dibalik olehnya membuat tubuhku dan tubuhnya bertabrakan membuat wajah ku menubruk dadanya ia mencengkram lenganku mebuat ku meringis kesakitan

"A-ajjus-si"ucapku tertahan

"Sakit"ucapku meringis kesakitan karena ia masih mencengkram lenganku

"kau milik ku tak ada yang boleh menyentuhmu selain aku"ucapnya kemudian aku merasakan sesuatu yang lunak dan lembab menempel dibibirku sepontan mata ku melebar untuk kesekian kalinya, ia menciumku bukan hanya mencium tapi melumat bibirku dengan ganas memaksa sesuatu masuk kedalam mulutku karena bibirku tak mengizinkan nya masuk dan terus menutup rapat, aku merasakan bibir atas ku perih karena ia mengigitnya kuat dan saat bibirku membuka detik itu lidahnya menerobos masuk mengapsen setiap isi yang mengajak lidahku untuk ikut bermain disana saling menukar saliva, tangan yang satu menekan tengkukku dan yng satunya lagi mengeratkan pingangku untuk bersatu dengannya aku berusah keluar dari kekangannya tapi aku kalah tenagaku tak sebanding dengannya dan lenguhan yang ku tahan akhirnya keluar bersamaan denga air mataku menetes setelah ia puas melumat bibirku ia melepaskan tautan dibibirnya da berucap ditelingaku membuatku merinding

"jadi lah anak yang baik hinga waktunya tiba"ucapnya dingin dan berlalu begitu saja meninggalkan sejuta pertanyaan dan keambrukan ku disana

Duda Del Amor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang