(9) the grip of darkness

63 8 0
                                    

langsung up
Typo harap maklum
Selamat membaca
.
.
.
.

Saat ku terbangun aku berharap yang semalam itu hanya mimpi buruk namun kenyataan menampar ku saat ku buka selimut yang menutupi seluruh tubuhku tampa sehelai benang pun ternyata itu bukanlah mimpi aku tertawa lebih tepatnya menertawai diri ku sendiri karena semakin menyedihkan lagi aku ditinggalkan setelah dipakai dan itu sungguh mengenaskan, aku lelah, aku sudah hancur, aku sudah tidak sangup lagi menerima takdir ini, AKU INGIN MATI.

author pov

"lian terisak pilu menahan sesak didada dan perih menahan area selangkangannya saat ia memaksakan diri untuk berjalan kekamar mandi yang ada didalam kamar yang diyakini lian itu kamar milik pria brengsek yang merengut mahkotanya dengan kasar semalam lebih tepatnya diperkosa"

"maafkan aku appa"ucap lian terisak melepaskan selimut yang melilit tubunnya kemudian memasukan dirinya kedalam bak mandi yang sudah terisi air

"selamat tinggal"ucapnya dan menegelamkan seluruh tubuhnya kedalam bak mandi hingga nafasnya menghilang berharap tak ada hari esok

Skipp

Dipesawat Pribadi

"apa"ucap dingin pemilik suara mengangkat telfon

"maaf tuan, ini tentang nonna lian"ucap salah satu bawahannya diseberang sana

"..." seakan sudah paham dengan tuannya yang hanya diam ia melanjutkan ucapannya

"Nonna lian sedang dirumah sakit, pelayan menemukannya tergeletak di bak kamar mandi tuan, untungnya cepat dibawa kerumah sakit namun ada sedikit air masuk dalam paru2nya namun dokter xiumin sudah mengatasinya tuan hanya tinggal menunggunya siuman"

"bagaimana kalian bisa seceroboh itu, kalian sudah bosan hidup hah"ucapnya datar sedangkan diseberang sana sektika berlutut mungkin jika yang melihatnya aka aneh

"Maaf tuan maafkan keteledoran kami"ucapnya bergetar sedangkan si tuan menghelakan nafas panjang

"Jaga dia jangan sampai lengah saya akan pulang lusa"ucap bosnya itu dingin

"baik tuan"ucapnya bangkit dari berlututnya dan membungkuk hormat

"sial"geram loey membanting hpnya mebuat lay menaikan alisnya

"Kenapa lagi"ucap lay datar

"Wanita itu berani-beraninya mencoba bunuh diri tanpa seizinku"ucapnya kesal memijit keningnya yang sedikit pening

"Sedikit bersikap manis padaya apa salahnya"ucap lay lanjut menscroll hpnya membaca pesan yang dikirim baekhyun

"Tidak bisa"ucapnya sambil menegak wine yang sudah dituangkan pramugari pribadinya yang ada dipesawat "saat ku melihanya aku slalu mengingat peria tua bangka itu"ucapnya pelan sambil memejamkan matanya sontak lay melihat kearahnya ketika mendengar ucapan chanyeol, lay mengangguk paham kenapa pria yang sedang memejamkan matanya seperti itu lebih tepat kehilagan rasa karena terlalu banyak beban, dendam dan luka yang membuatnya seperti sekarang

"maaf tuan park kita sudah sampai di LA"ucap pramugari kemudian mengundurkan diri ke kabin belakang pesawat

"Ya"jawab lay karena ia tau chanyeol tidak akan menjawab

"bereskan semua proyek dan saham2 lainnya yang ada disini secepatnya"perinta chanyeol dan diangguki lay

skipp

Dirumah sakit

lian siuman dari pingsannya membuka matanya perlahan menetralkan pandangannya yang kabur, indra penciumanya mencium bau obat-obatan

"nonna anda sudah sadar"ucap penjaga yang diutus chanyeol dengan cepat ia meneka bel yang ada di samping ranjang untuk memanggil dokter

"Aku dimana"ucapnya lemah

"Apa aku sudah mati atau aku masih hidup"batin lian

"anda dirumah sakit nonna, tunggu sebentar dikter aka segera datang"ucap penjaga dengan bersamaan dibukanyapintu rawat vvip dari luar

"Dokter, nonna sudah sadar"ucap penjaga tersebut

"Ia saya tau, tunggu saya periksa dulu ok"ucap dokter xiumin ramah

"Baik dok" diangguki penjaga dan memberika ruang untuk leluasa memeriksa lian

"kamu baik-baik saja, hanya perlu istirahat jangan terlalu banyak kegiatan karena air yang masuk kedalam paru-paru mu cukup banya namun sudah ku tangani"ucap dokter xiumin ramah

"Ahhh, jan diulangi lagi ok jan coba-coba untuk melukai dirimu, kau tau jika singa marah itu sangat berbahaya sangat sulit diatasi berdamailah dan  jangan menantangnya coba ikuti dan pahami dia"ucap dokter xiumin penuh arti  dan tersenyum simpul

"..."Lian hanya diam masih mencerna apa maksud pria yang berkedok dokter tersebut

"Baik lah saya pergi dulu masih banyak pasien yang harus saya periksa, jika ada apa-apa panggil saja saya"ucap dokter xiumin kepada pengawal itu lalu menghilang dibalik pintu

Lian pov

"selama dua hari setelah aku siuman aku tidak melihat batang hidung pria brengsek itu, tidak dibolehkan keluar dari kamar megah ini namun membosankan tidak boleh melakuka apa-apa, kekamar mandi pun diawasi didepan pintu berselang menit terus dipanggil takut aku melakukan hal gila bukan kah itu berlebihan mengeluarkan hajat saja tidak tenang benar-benar terkurung seperti dalam penjara tuhan aku ingin bebas"batin ku mengerutu

"kamu sudah boleh pulang"ucap dokter xiumin mebua ku terkejut dari lamunan ku

"Ah, terima kasih dok"ucap ku cepat

"apa kabar hyung"ucap manusia tiang yang menyebalkan bagaimana tidak menyebalkan baru datang bukannya menanyai ku malah menanyai dokter tanpan ini tunggu hyung apa mereka saling kenal ah aku lupa rumah sakit inikan milik manusia dingin ini

"Basi yeol"ucap dokter xiumin mengerlingkan matanya "setiap bertemu selalu itu yang kau lontarkan" timpalnya sedangkan pria tiang itu hanya diam

"Dia sudah boleh pulang"ucap xiumin
"Hemm" ia hanya berdehem ingin ku cekik saja lehernya apa sesusah itu membuka mulut dan mengatan terima kasih ah aku lupa dia manusia yang sulit mengucapkan terimakasih dan maaf

"Nanti malam dirumah kai ada mengadakan pesta, kau datangkan?"tanya dokter xiumin

"Hemm, akan ku pikir kan"jawabnya dingin

"Kau harus datang, bukankah sudah lama kita tidak berkumpul angap aja kita riunian ya sudah aku tunnggu nanti malam"memukul pelan bahu pria dingin itu dan entah apa yang dibisikkannya kepada manusia tiang itu aku tidak tau dan aku juga tidak bisa menbak ekspresi manusia tiang ini yang ku tau wajahnya hanya datar bahkan saat marah pun wajahnya datar bagaimana bisa ada manusia seperti dia dan bodohnya bagaimana bisa aku jatuh cinta padanya ah cinta benar-benar buta kini aku percaya definisi itu

"Ayo"ucapnya menarik tanganku

"Eh, ak-aku belum berganti pakaian" ucap ku panik bagaimana bisa aku pergi denga baju pasien begini

"Tidak apa, tidak akan rugi, ganti saja dirumah"ucapnya songong ingin ku tampol tapi tak bisa sunguh batin ku tertekan karena tak bisa mengeluarkan unek-unek ku dan berakhir aku slalu mengalah namun tiba-tiba langkahnya terhenti membuatku menabrak pungung belakangnya ia berbalik

"Cupp, cupp, cupp"aku terkejut ia mencium bibirku seketika aku menegang ku lirik kebelakang ku ada 5 pengawal dan 2 pelayan membuatku malu

"kita lanjutkan dirumah"bisiknya mebuatku keringat dingin dan selama perjalanan tidak ada yang berbicara dimobil hanya ada aku, dia dan supir sedangkan pengawal dan pelayan mengikuti dari belakang aku hanya bisa merapalkan tuhan tolong aku







yang sider sadar diri ok

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Duda Del Amor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang