Nashel mencari kesegala penjuru ruang tv untuk menemukan buku catatannya. Ia mencari dengan wajah sedikit kesal, karena sejak tadi buku itu tidak jumpa.
"Mamiiii, buku kakak dimana sih? Padahal tadi malem ada di ruang tv."
Viani, ibu Nashel berteriak dari arah dapur, "Udah Mami pindahin ke lemari buku kakak. Kebiasaan deh kalo belajar di ruang tv selalu lupa buat beresin."
"Hehehe kakak kan keasyikan nonton."
Viani berteriak lagi, "Makanya kalo belajar jangan di ruang tv!"
Nashel tidak menanggapi perkataan Viani. Lebih baik ia pergi ke kamar dan mencari bukunya daripada ia telat berangkat sekolah.
Nashel menghampiri Viani yang sedang menuangkan segelas susu, "Kamu naik angkutan umum aja, Shel. Papi tadi buru-buru nggak sempat ngantar kamu."
"Hmm..."
Nashel menarik kursi dan memperhatikan Viani yang sedang mengisi piring dengan nasi goreng sosis. Kemudian memberikannya ke Nashel agar lekas disantap.
"Shel, inget ya, kamu jangan centil-centil deh disekolah. Cukup dirumah aja."
"Ihhh siapa juga yang centil? Mami tuh ngasal deh kalo ngomong." Nashel mendengus.
"Mami ngomong secara fakta, Shel. Kamu sok kecantikan, kalo disekolah jalannya suka lambain tangan kayak Putri Indonesia. Malu Mami, Shel..." Viani menggelengkan kepala heran, "Hadeuhhh punya anak kok gini amat sih." sambung Viani.
"Kata siapa Aku kayak begitu? Hoax itu, Mi." katanya sedikit ragu, "Centil dikit kan boleh..."
"Kamu itu wanita, Shel. Cowok-cowok pada suka gangguin anak-anak centil seusia kamu. Mereka emang suka gangguin yang centil, tapi mereka suka yang kalem untuk jadi pasangannya."
Nashel melongo tak percaya. Seorang Viani menasihatinya tentang tipe yang disukai kaum lelaki? Apakah ini pertanda lampu hijau untuk berpacaran? Nashel bersorak senang dalam hatinya.
Wajar saja, kedua orangtuanya selalu mewanti-wanti agar Nashel tidak berpacaran. Mereka takut anak semata wayangnya terkontamidasi oleh pergaulan bebas seperti zaman sekarang.
Bagi kedua orangtuanya, zaman sekarang pacaran sudah tidak lagi sehat. Banyak remaja belia yang berpacaran terjerumus ke hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kamu harus bisa jaga diri kamu sendiri, Shel. Cuma kamu anak Mami dan Papi. Mami nggak minta kamu ini-itu, cukup kamu bisa jaga diri dari pergaulan bebas udah cukup untuk kami, Shel."
⭐⭐⭐
Nashel berlari untuk mencapai bus yang tengah berhenti untuk mengangkut penumpang didepan halte.
Dengan napas masih memburu dinaikinya satu-persatu anak tangga bus. Ternyata kursi penumpang sudah terisi penuh, Nashel terpaksa berdiri dan langsung meraih handle grip (pegangan untuk tangan yang terpasang dilangit-langit bus.)
Bus sudah hampir bergerak meninggalkan halte, namun kembali berhenti untuk menunggu penumpang yang baru saja ingin naik.
Setelahnya bus kembali bergerak membelah jalan ibukota.
Penumpang yang baru saja naik itu memilih berdiri disamping Nashel. Nashel menoleh ke arah orang tersebut, ternyata Farin.
Nashel yang memang ramah kepada semua orang— tak terkecuali orang tersebut cuek— menyapa Farin yang masih mengatur napas karena berlari mengejar bus.
