Sebelumnya aku mau bilang bahwa cerita ini terinspirasi dari temenku. Idenya pun kami karang sama-sama. Tokoh-tokohnya pun adalah orang-orang yang ada disekitar kami, kurang lebih aku kenal dua tokoh cowok ini karena mereka temen SD ku. Terus kalo si tokoh cewek temen SD ku dan Alhamdulillah masih berteman sampe sekarang.
Dan temen ku yang cewek ini bertetangga sama salah satu tokoh cowok yang ada dicerita ini. Kemudian si cewek ini sekelas sama kedua tokoh cowok dari SD sampe SMP.
Aku juga mau bilang, kalo cerita ini sedikit mengambil kisah di kehidupan asli mereka.
Dan cerita ini alurnya maju-mundur cantik😆
Ada yang ngerti nggak apa yang aku omongin? 😂
Kalo ngerti ya Alhamdulillah, kalo enggak yaudah deh aku pun bingung ngomong nya gimana😅
✳✳✳
"Yaampun, Dellll! Sumpah demi apapun gue deg-degan bangettt!!!" perempuan mungil yang sudah disulap bak putri kerajaan dihadapan Delia berkata heboh.
Dasar! Dari orok sampe mau jadi istri orang masihh aja alay. Hadeuhh kasian suaminya nanti.
"Dan gue nggak habis pikir, lo masih bisa heboh kayak begini saat muka lo udah kaku gara-gara make up." kata Delia dengan kesal.
Gadis di sampingnya menampilkan cengiran, "Hehehe mau gimana lagi, udah begini dari sononya. Yaampun gue masih nggak nyangka beberapa menit lagi gue sah jadi istri diaaaaa!"
"Dan sebagai istri nggak seharusnya tingkah lo masih pecicilan kayak ABG, bisa urut dada suami lo." Delia mendengus lelah. Gadis ini memang tidak pernah waras, sekalipun di hari besarnya.
"Lagi pula dia nggak masalah gue pecicilan, kan dari dulu dia emang udah tau gue begini. Unnchhh so sweet deh dia, nerima gue apa-adanya." kata gadis itu dengan ekspresi sok-sok manis.
"Serah lo deh! Dan hari ini gue bahagiaa banget. Mulai sekarang lo nggak akan bentar-bentar kerumah gue untuk ceritain tentang dia. Jujur gue boseeeeen banget, topik yang lo bahas cuma itu-itu aja!"
"Jadi lo nggak ikhlas?!" kata gadis itu kesal. Sampai sanggul yang sedang dibenahi penata rias kembali rusak.
"Ssttt mbak, coba deh diem dulu. Baru kali ini saya liat pengantin kayak embak, rusuh." kata penata rias itu dengan sungkan.
"Oke-oke sorry."
Delia berdiri dari kursi disamping sang pengantin. Lalu mengecek riasannya. Huhhh, keluar deh gue sebelum nih make up luntur gara-gara panas dengerin ocehan nih bocah.
"Mau kemana lo, Del?" tanya gadis itu bingung.
"Yah mau keluar dong, udah dandan cantik gini kok gue nya malah nungguin elo riasan?"
"Ihs harusnya lo keluar bareng gue dong, tuntun gue gitu!"
"Idih emang lo lansia? Pake dituntun segala. Yahh emak lo dong yang tuntun lo keluar."
"Yaudah deh sono lo!!!"
Delia keluar dari kamar pengantin yang digunakan mempelai wanita untuk berias. Lalu Delia melangkahkan kakinya ke ruang utama dimana sebentar lagi akan dimulai akad nikah, ruangan yang menjadi saksi bisu dimana sahabatnya akan menjadi milik orang lain.
Tiba-tiba saja sekelebat ingatan datang menghampiri pikiran Delia. Dimana saat rasa itu menyelinap namun tak kunjung terbalas. Rasa yang ia miliki adalah sebuah rasa yang salah.
Ternyata delapan tahun berlalu dapat mengubah semua ekspetasi semu nya.
❇❇❇
Terimakasih sudah mampir dan meluangkan waktu untuk baca prolog cerita ini. Semoga ada yang antusias dengan cerita ini dan aku bakal lanjut.
Dan cerita ini akan slow update berhubung aku sebentar lagi ujian.
Komen "ditunggu part-1 nya" jika kalian berminat membaca lebih lanjut 💓
See you, Nazla.
