#4 + POSITIF

42.5K 3K 103
                                    

Gak diduga, cerita ini banyak gaet kalian, jadi semangat akutu😌

Oke sip,

HAPPY READING🌟

Zaya segera menormalkan ekspresinya sebelum berbalik menghadap orang tuanya. Senyuman lebar ia tampilkan lalu berbalik menatap kedua orang tuanya.

"Zaya kurusan ya Bu? Soalnya Zaya sempet sakit minggu lalu." jawab Zaya sekenanya sambil tersenyum canggung. Ibunya menatap Zaya sedikit aneh lalu menghelai napasnya.

"Kamu sakit apa nak? Kok gak bilang ke ayah atau ibu?" tanya sang ayah khawatir

"Cuma demam kok Yah, gak perlu khawatir." jawab Zaya.

"Ya udah Zaya mau masuk kamar dulu ya." pamit Zaya langsung berlari menuju kamarnya.

Ibu dan Ayah Zaya menatap kepergian putrinya dengan tatapan sedikit khawatir.

"Ibu kok ngerasa aneh sih Yah." gumam Nerra, Ibu Zaya.

"Aneh gimana sih bu?" tanya Ayah Zaya heran.

"Ya aneh gitu, ibu ngerasa Zaya beda. Gak tau anehnya dimana." ucap Nerra lagi.

🌟🌟🌟

Zaya mengatur napasnya yang terengah. Kenapa ibunya bertanya seperti itu? Apakah ibunya merasa kalau Zaya sudah tidak perawan? Apakah sebesar itu feeling seorang ibu ke anaknya? Astaga!

"Bagaimana ini." isak Zaya kebingungan sekaligus takut. Sejenak ia mencoba menenangkan dirinya lalu menarik napasnya dengan pelan dan menghembuskannya secara pelan pula.

"Tenang Za.. Jangan bertindak mencurigakan. Biasa aja jangan panik! Gak ada yang tau kejadian itu. Cukup diam. Huft!" ucap Zaya pada dirinya sendiri.

🌟🌟

1 bulan kemudian...

"Za gimana judul Skripsi lu? Udah di ACC dosen?" tanya Bella sambil duduk disamping Zaya.

"Udah. Padahal judul yang di ACC  itu judul yang di tolak pertama kali. Dan lu tau apa kata pak Tris soal judul-judul Skripsi gue yang kedua sampe yang keempat?" tanya Zaya yang langsung digelengkan oleh Bella.

"Ini judul skripsi gak elite banget. Coba liat judul skripsi kamu yang pertama. Terus pas gue kasih judul yang pertama dia bilang nah ini agak elite, udah pakek ini aja." cerita Zaya sontak Bella langsung tertawa keras lalu ditegur oleh petugas perpustakaan.

"Tau gitu ngapain dulu sok sok an ditolak." Gerutu Zaya.

Bella menormalkan suaranya sebentar "ya udah bagus judul lu di ACC. Emang udah nasib lu kena dospem pak Tris. Lu masih inget kan kalo pak Tris tuh susah banget dicari waktu bimbingan. Pas ditanya pak dimana dia jawab Saya di perpus eh ternyata orangnya di pojokan kantin sambil ngopi terus maen mobile legend an sama adek tingkat." gelak Bella lebih pelan. Sedangkan Zaya hanya mendengus pelan sambil meratapi nasibnya.

"Udah ah males bahas tuh dosen ih." kesal Zaya lalu mulai mengerjakan bab pendahuluannya.

Bella menatap Zaya dari samping. Matanya memindai kondisi sahabatnya ini dengan teliti, temannya ini terlihat pucat. "Za, lu sakit? Kok pucet gitu?" tanya Bella.

"Hah? Pucet? Oh mungkin karena gue pake lipbalm." jawab Zaya. Sebenarnya Zaya merasa pusing sejak beberapa hari kemarin namun ia abaikan dan hari ini kepalanya semakin pusing.

"Enggak, ini elo emang sakit Za. Pucet nih. Elu pake sama gak pake lipbalm itu bedanya cuma mengkilap aja. Ini wajah lu juga pucet ah." bantah Bella. Pasalnya Bella benar-benar tau seperti apa Zaya jika sakit.

"Iya iya ah. Emang agak sakit tapi udah minum obat kok." dusta Zaya soal minum obat.

"Beneran ya?" tanya Bella memastikan. Zaya mengangguk sambil menunjukkan senyum paksanya.

🌟🌟

Zaya mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Saat ini ia menuju rumahnya. Namun sesuatu hal mengganggunya. Ia belum haid bulan ini. Ditambah tanda-tanda kehamilan yang ia alami akhir-akhir ini membuatnya takut meskipun ia sudah mengkonsumsi pil pencegah kehamilan, namun bisa saja itu tak berhasil.

Saat akan melewati toko apotek ia memelankan laju motornya dan berhenti di toko apotek.

Sebelum masuk toko Zaya menguatkan hatinya.

"Mau cari apa mbak?" tanya penjaga toko.

"Emmn saya disuruh ibu saya beli testpeck mbak. Tapi saya bingung apa merknya yang bagus." ucap Zaya bohong. Untunglah hari ini ia tak memakai seragam perawatnya.

"Oh testpeck. Sebentar saya ambilkan." ucap penjaga itu. Tak lama ia kembali dengan beberapa testpeck kehamilan.

"Ini ada yang mulai paling bagus, bagus, sedang, dan biasa mbak. Mbak pilih yang mana. Tapi kalo saran sih mbak ambil juga yang biasa soalnya ada kehamilan yang malah terdeteksi pake testpeck biasa." tawar mbak penjaga apotek.

"Oh ya udah bungkusin ini deh mbak." tunjuk Zaya ke testpeck yang bagus, sedang dan biasa.

Setelah membayar Zaya mengucapkan terima kasih. Zaya harus menyembunyikan barang ini dari orang tuanya.

🌟🌟🌟

Zaya menatap nanar pada 3 testpeck yang menunjukkan hasil positif semua. Perempuan itu masih tak percaya dengan hasil ini semua, ia sudah mengkonsumsi pil kontrasepsi dan melakukan olah raga cukup berat namun ia ...

"Dek, disuruh turun makan malem sama ayah ibu." panggil abang Zaya bernama Guntur sambil mengetuk pintu kamar Zaya.

"Dek?" panggil Guntur lagi.

Zaya yang baru tersadar langsung mengerjapkan matanya "iy-" suara Zaya tercekat akhirnya Zaya menormalkan suaranya sebelum menjawab lagi. "Iya bang, bentar lagi Zaya turun." lanjut Zaya. Buru-buru Zaya menyingkirkan testpeck yag baru saja ia pakai lalu ia simpan di lacinya.

Zaya buru-buru turun menuju ruang makan. Disana ayah ibu dan kakaknya sudah duduk menunggu Zaya.

"Lama banget putri solo." cibir Guntur. Lalu dibalas delikan malas oleh Zaya.

"Udah, sini duduk Za." perintah ayahnya.

"Za wajah kamu kok pucet? Masih sakit?" tanya Ibu Zaya Khawatir.

"Zaya baik kok bu." jawab Zaya sekenanya. Tiba-tiba kepala Zaya terasa berat, pandangannya berputar dan berwarna putih lalu gelap menyerang Zaya.

TBC

INI GAK GREGET SUMPAH !

HUHUHUUU😟

Oke ada yang tanya Mas Abian umur berapa nih?

Oke disini dijawab ya..

Abian umurnya 28 Tahun

Azaya umurnya 21 Tahun

Abangnya Zaya umurnya 26 Tahun

160 VOTE 43 KOMENTAR MASUK DONGS😟

AzayAbianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang