HAIIII WKWKWK
GIMANA SUKA GAK SAMA COVER BARUNYA?:'V
BTW YANG MAU KELUH KESAH SOAL CERITA AKU ATAU DLL SILAHKAN KONTAK PERSONAL YA CEK BIO SAJA😌 #promo
Yuks Happy Reading❤
Dokter Silvi yang tak lain tante Zaya masih memeriksa Zaya, mulai dari denyut jantung, nadi bakan menekan perut bawah Zaya pelan. Tangannya terasa menyentuh benjolan kecil saat menyentuh perut bawah Zaya. Matanya memebelak pelan lalu menggeleng. Mungkinkah?
Silvi menatap kakak laki-lakinya Bagas --ayah Zaya-- sendu "mas, bisa bicara berdua aja?" tanya Silvi. Bagas, Nerra dan Guntur saling memandang.
"Kenapa cuma Mas Bagas? Aku ibunya, jadi aku berhak tau kondisi anakku juga." protes Nerra.
"Tapi mba-"
"Biarin Nerra ikut ya Sil?" pinta Bagas lalu Silvi menghelai napasnya pelan.
"Iya udah, kita bicara diluar mas mbak." ucap Silvi.
"Tur, jaga adekmu dulu ya." titip Nerra lalu diangguki Guntur.
🌟🌟🌟
"Gimana Sil? Anakku gak papa kan? Cuma kecapekan mungkin. Dia habis praktik terus sekarang nyusun Tesisnya." ucap Bagas khawatir. Silvi bingung menjelaskannya.
"Mas, aku tau Zaya anak yang baik. Gak neko-neko. Bahkan setahu kita dia gak pernah pacaran. Tapi.. Menurut pemeriksaanku tadi, Zaya sepertinya Hamil mas."
Brakkk
"Zaya gak mungkin hamil, Sil!" bentak Nerra sedangkan Bagas terdiam bagai patung setelah mendengar ucapan adiknya.
"Buat lebih pastinya aja kita harus test urine Zaya pakai testpack atau enggak ke dokter kandungan langsung." ucap Silvi pelan.
"Mas Bagas sama Mbak Nerra tolong jangan emosi dulu, tanya baik-baik Zaya-nya. Aku yakin ini bukan kemauan Zaya. Kita semua tau Zaya kayak apa." ucap Silvi mencoba menenangkan Nerra dan Bagas.
"Gak! Zaya harus bilang siapa yang ngehamilin dia!" bentak Nerra lalu wanita itu langsung berlari menuju kamar putrinya.
Brakkk
Guntur dan Zaya terkejut dengan dipaksanya pintu untuk terbuka. Apalagi Zaya baru bangun dari pingsannya.
Plakkk
"Ibuk!" bentak Guntur ketika Nerra menampar Zaya.
"Bilang sama ibuk! Siapa yang ngehamilin kamu, Za!" bentak Nerra. Guntur tentu terkejut dengan teriakan ibunya.
Tubuh Zaya bergetar dengan tatapan kosong. Orang tuanya sudah tau..
"Jawab Za! Atau ibu tampar lagi kamu!" bentak Nerra lagi.
"Za, bener yang dikatakan ibu?" tanya Guntur pelan. Zaya masih bergeming enggan merespon.
Mau ditaruh mana mukanya jika ia mengaku telah diperkosa pasien rumah sakit jiwa?! Ia belum segila itu untuk mengakuinya.
Brakkk
Nerra membanting figura keluarganya yang ada di meja nakas samping kamar Zaya dan membuat Zaya makin gemetar.
"Siapa yang ngehamilin kamu, Za?! Ibu sama ayah nyekolahin kamu mahal bahkan di sekolah kesehatan tapi apa ini?! Kamu hamil?! Kamu ini sekolah di kesehatan setidaknya otak kamu pasti tau cara mencegah kehamilan!" bentak Nerra.
"Nerra!" tegur Bagas dengan suara lantang. Nerra, Zaya dan Guntur menoleh ke arah Bagas dan Silvi. Melihat jejak air mata Ayahnya membuat Zaya makin terluka.
"Ayah.." lirih Zaya. Bagas membuang pandangannya enggan menatap Zaya. Rasa kecewa benar-benar menguasai dirinya. Putri kesayangannya membuatnya kecewa sedalam ini hingga membuatnya sulit bernapas.
"Kamu kemasi barangmu dan tinggalah dengan Nenek di Bali! Tunda tesismu sampai kamu melahirkan nanti." putus Bagas lalu air matanya menetes lagi.
"Yah..." lirih Zaya pilu.
"Ini yang terbaik buat kamu jika kamu enggan memberi tau kami siapa yang menghamili kamu!" desis Nerra. Guntur menatap adiknya sedih. Tak mungkin ia ikut menghakimi adiknya dan menambah beban mentalnya apalagi adiknya tengah mengandung.
"Biar Guntur yang anter adek ke Bali yah." tawar Guntur lalu diangguki oleh Ayah Zaya. Bagas lalu pergi dari kamar itu dan disusul Nerra.
Zaya menangis keras. Orang tuanya kecewa padanya dan semakin kecewa jika tau penyebab kehamilannya.
"Udah dek. Besok kita berangkat. Abang yang ngurus penundaan tesismu, ya." ucap Guntur.
Silvi yang dari tadi diam kini maju dan mendekati keponakannya.
"Za, tante rasa kamu tau apa yang harus kamu lakuin di kehamilan mu yang masih muda ini. Tante harap kamu menjaganya dengan baik ya?" ucap Silvi sambil mengelus pelan rambut Zaya. Silvi tau, Zaya anak yang baik, hanya saja nasib buruk menghampirinya.
Zaya mengangguk pelan karena kini ia benar-benar tak bisa berbicara apapun.
🌟🌟🌟
"Udah yah, ayah udah memberikan keputusan terbaik buat Zaya." ucap Nerra menenangkan suaminya yang masih menangis tersedu-sedu dikamar.
"Gak seharusnya kamu nampar Zaya kayak tadi, Ra! Kita bisa bicarain baik-baik." protes Bagas.
"Maaf yah, aku kelepasan aku nyesel ngelakuin itu." isak Nerra. Demi Tuhan, Nerra khilaf menampar putrinya.
"Besok kita anter Zaya ke bandara." ucap Bagas lalu diangguki oleh Nerra.
🌟🌟🌟🌟
Abian merebahkan tubuhnya dikasur. Sambil menghelai napasnya ia tersenyum manis.
"Bentar lagi, Za. Mas jemput kamu. Tinggal 3 hari lagi urusan Mas selesai dan mas langsung lamar kamu didepan orang tua kamu." ucap Abian pada dirinya sendiri.
TBC
AKHIRNYA SELESAI WKWKWKWK
GIMANA-GIMANA? KURANG NGEH YA? MAAFKEUN YAAAA MAAF
YUKS 170 VOTE 60 KOMENTAR !! WKWKWK
KAMU SEDANG MEMBACA
AzayAbian
RomansaKisah calon perawat yang harus menunda impiannya karena ia mengandung anak dari salah satu pasien rumah sakit jiwa. #wattys2019