Haiiii maafkeun baru update karena aku lagi stress di waktu-waktu ini disebabkan oleh tugas yang berjejeran😟 sebagai permintaan maaf ini 2 in one yaaa
Okelah langsung sajaaaa
HAPPY READING❤
Setelah hampir menempuh waktu 2 jam di pesawat, akhirnya Zaya dan Guntur sampai di Bandara Ngurah Rai. Kini mereka sedang menunggu taxi online yang mereka pesan.
Zaya menatap abangnya yang membawa banyak barang, sebenarnya Zaya ingin membawa barangnya sendiri namun Guntur malah memarahinya dan mengkhawatirkan kandungan Zaya.
"Perut kamu gak sakit kan dek dapet guncangan waktu landing tadi? Abang takut kalo sampe kenapa-napa." ucap Guntur sambil menatap Zaya lembut.
"Enggak kok bang, aman keponakannya." ucap Zaya sambil mengelus perutnya pelan.
"Abang udah ngehubungin nenek kan?" tanya Zaya agak khawatir.
"Udah kok, nenek udah nungguin di rumah. Dibelain gak ke sanggar demi cucunya yang mau dateng." jawab Guntur, ya Nenek Zaya dan Guntur memiliki Sanggar tari di desanya sayangnya bakat tari beliau sama sekali tidak menurun pada Nerra maupun Zaya, Nerra lebih suka pada bidang kesehatan karena saat muda dulu ia adalah apoteker namun karena menikah dan Bagas melarangnya bekerja akhirnya Nerra memutuskan untuk berhenti.
Tiba-tiba Zaya menunduk pelan
"Nenek waktu tau keadaanku gimana bang?" tanya Zaya sedih.
"Pastinya kaget dek, tapi nenek tetep terima kamu kok. Malah gak sabar kamu kesini." balas Guntur sambil mengelus pelan kepala Zaya.
Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti didepan mereka dan kaca mobil pengemudi terbuka.
"Atas nama Mas Guntur?" tanya seorang pria dengan khas logat bali.
"Iya mas. Dari Go-Car kan?" tanya Guntur lalu pria itu mengangguk dan turun dari mobil untuk membantu memasukkan barang-barang Zaya ke bagasi. Lalu Zaya memasuki kursi penumpang lalu disusul Guntur duduk di sampingnya dan sopir duduk di kursi kemudi.
"Ini jadi ke desa Ubud ya mas." ucap sang sopir lalu diiyakan oleh Guntur.
Mobil pun mulai berjalan dan menjauhi area bandar Ngurah Rai dan tak lama sebuah mobil mewah berhenti di titik yang sama.
Seorang pria keluar dari mobil dengan tangan kiri memegang posel ditelinganya. Tangan kanannya sibuk membawa tas berisi laptop dan dokumen penting. Ia memberi isyarat pada bawahannya untuk membawakan berang-barangnya di bagasi.
"Aku tunggu di dalam." ucap Abian singkat pada bawahannya.
"Baik pak."
"Iya ma, ini Abian di bandara." ucap Abian pada ibunya.
"Mama gak mau tau, Bi! Mama maunya kita lamaran malam ini!"
"Iya. Lagian masalah di sini udah selesai" Jawab Abian sambil melirik jam di tangannya. Sudah pukul setengah 3 sore. Pesawat take off jam 15.15 WITA.
"Abian mau take off, pokoknya semua sekarang mama persiapin buat lamaran nanti malem." ucab Abian lalu menutup teleponnya tanpa peduli jawaban sang Mama. Toh mamanya sudah kegirangam karena malam ini juga Abian melamar Zaya.
Beruntunglah Abian sudah mendapat data-data Zaya di mana ia tinggal dan dimana ia menempuh pendidikan.
Sekarang yang terpenting ia harus kembali ke Jakarta lalu menuju Bekasi ke rumah Zaya dan melamar wanita itu nanti malam.
🌟🌟
"Gimana, Za udah sampai?"
Zaya tertawa pelan tanpa suara mendengar suara sang ayah, tadi saat mengecek ponselnya sudah ada 5 panggilan tak terjawab dari Bagas dan belasan pesan dari Bagas pula.

KAMU SEDANG MEMBACA
AzayAbian
RomanceKisah calon perawat yang harus menunda impiannya karena ia mengandung anak dari salah satu pasien rumah sakit jiwa. #wattys2019