Keesokan harinya saat disekolah, Sefhia uring-uringan mencari smartphone miliknya.
"Guten Morgen!!!!" Sapa seseorang tiba tiba seraya menepuk bahu Sefhia.
Sefhia menoleh ke orang tersebut, "Fadlan" batin Sefhia.
"Kau sedang mencari apa? Tikus mati?" Tanya Fadlan.
"Aish kau ini, aku mencari smartphoneku" sahut Sefhia.
"Ah ya aku ingin marah padamu, kenapa semalam aku menelepon yang mengangkat pria!!" Kesal Fadlan.
"Pria?? Pria mana maksudmu?" Tanya Sefhia penasaran.
"Ya pokoknya pria! Kufikir dia pacarmu" ucap Fadlan dengan nada semakin kesal.
Sefhia terdiam.
"Siapa?" Tanya Sefhia pada dirinya sendiri.
"Fikir saja sendiri!!!" Kesal Fadlan dan langsung meninggalkan Sefhia.
Setelah beberapa menit sepeninggal Fadlan. Tak lama datanglah seorang wanita menghampiri Sefhia.
"Fia kau dipanggil pak kepsek dan secepatnya kau harus kesana" ucap temannya itu.
"Ah oke" sefhia yang baru saja tersadar langsung beralih berjalan menuju ruangan kepala sekolah.
⚪⚪⚪
"Selamat pagi, Pak" ucap Sefhia menyapa kepsek seraya berjalan menghampiri pria paruh baya itu.
"KBM hari ini tidak aktif, aku fikir kau harus segera memulai untuk latihan bersama boyband kemarin" ucap kepsek.
"Baik pak" jawab Sefhia.
"Sekarang kau segera pergi ke aula sekolah, disana sudah ada mereka" ucap kespsek.
"Baik pak", saat Sefhia membalikan badannya.
'Brukkkkk.!!!' Sefhia menabrak tubuh seseorang.
"Aish!!!" Kesal Sefhia menggaduh dan mengusap pelipisnya.
"Ah Chanyeol ada apa?" Tanya kepsek. Dengan cepat Sefhia langsung mendongakan kepalanya.
Terlihat Chanyeol menahan tawanya melihat ekspresi wanita dihadapannya itu, setelah puas ia langsung beralih menatap kepsek.
"Kami tidak bisa latihan dengan sempurna disekolah ini, Mr" ucap Chanyeol.
"Kenapa?" Tanya kepsek.
Saat Chanyeol hendak menjawab, Sefhia ingin segera pergi dari ruangan namun ia terhenti karna tangannya diam diam digenggam erat oleh tangan besar milik Chanyeol.
"Murid disekolah ini terus mengganggu kami, mereka berteriak terus menerus ditambah pula mengetuk pintu dan jendela aula. Dan itu mengganggu konsentrasi kami" jawab Chanyeol.
"Maafkan perilaku murid disini Chanyeol, kami bisa mengatasi itu" ujar kepsek dan segera mengetik sesuatu di telepon.
"Abeoji tidak perlu menyuruh orang lain untuk mengurus semua muridmu, kami akan pergi ke tempat latihan kami dan berlatih disana" ujar Chanyeol.
"Maafkan kami Chanyeol" ucap kepsek tertunduk.
"Abeoji tidak perlu seperti itu kaarena ini memang keinginan kami. Dan ngomong-ngomong muridmu yang ini akan kami pinjam selama beberapa jam kedepan untuk latihan" ucap Chanyeol seraya melirik ke arah Sefhia yang masih sedari tadi terdiam.
"Ah baiklah"
Chanyeol segera keluar ruangan seraya menggenggam pergelangan tangan Sefhia.
Semua murid yang sedang berada dikoridor sekolah menatap Sefhia seakan akan ingin melahap wanita itu dengan segera mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHILLITOVILLE
Teen FictionPanggil saja namaku Sefhia, aku yang berumur 18 tahun dan mulai meniti karir dari nol terkadang itu tidak dilihat sama sekali oleh mereka seorang penulis yang sudah terkenal. Aku Sefhia. Seorang pemimpi tanpa alur nasib yang jelas -fhia