Keesokan harinya, Sefhia berniat untuk lari pagi alias jogging bersamaan dengan kawan sekamarnya itu seraya mencari tempat tinggal yang utuh dengan harga yang terjangkau.
Sefhia mengenakan pakaian serba hitam, mulai dari training dengan serutan dilutut kakinya. Kaus oblog hitam yang dipadukan dengan switter yang ia serutkan hanya sebatas perutnya, tambahan juga ialah masker hitam. Dengan berkacamata dan rambut dikuncir kuda seraya tak lupa earphone tersimpan rapi ditelinga putihnya itu.
Petr menatap Sefhia seakan baru melihat Sefhia kali ini.
"Woaah kau bukan artis terkenal fi, dengan memakai masker seperti ini" Pekik Petr.
Sefhia terkekeh, ia melakukan style seperti ini karena ingat seseorang yang amat tampan dengan mudahnya membuat sosok Sefhia jatuh pingsan didepannya.
FLASHBACK ON
"Eh eh Fiaaa bu-bukannya ini di gerbang sekolah kita ya" jelas Marry dan lagi lagi hal itu membuat mata milik Sefhia terasa ingin keluar.
"EXO-ya!!!!" Teriak Sefhia tanpa lamunan atau batinan apapun lagi Sefhia dan Marry langsung berlarian menuju gerbang sekolah.
Entah semua murid menatap keduanya terasa dikejar pocong keliling. Namun, Sefhia dan Marry tidak mengambil pusing lagi pula yang mereka fikirkan saat ini adalah. EXO.
"Bruuukkkkk!!" Sefhia menabrak seseorang hingga terjatuh ke lantai.
"Maaf maaf" tunduk Sefhia.
Saat Sefhia menundukkan kepalanya, ia mulai mencium wangi yang tak biasa ia hirup. Hingga Marry menarik kepala Sefhia agar melihat siapa yang ia tabrak.
"Junmyeon-ssi??" Kaget Sefhia langsung menatap seluruh orang orang yang ada disana. Pengelihatan Sefhia mulai buyar dan gelap.
FLASHBACK OFF
Begitulah yang ada difikiran Sefhia, Junmyeon❤.
"Wah kau sudah gila ya!!" Tuduh Petr sehingga langsung membuyarkan lamunan Sefhia.
"He he he" tawa Sefhia.
Petr hanya menggelengkan kepalanya, jelas saja ia melihat Sefhia seperti tersambar petir. Tersenyum sendiri entah ada apa dengannya.
Hingga, tidak ingin berlama-lama kedua yeoja itupun langsung keluar dari kamar hotel dan berlari kecil disisi jalan.
15 menit kemudian, keduanya telah sampai disebuah taman yang amat luas. Taman tersebut dipenuhi anak remaja yang sedang berolahraga, beberapa diantaranya masih berusia 17 tahun fikir Sefhia.
"Fi, beli minuuum" titah Petr.
Sefhia melirik ke arah kawannya itu, peluh keringat yang Fia yakini bahwa Petr memang sangat kurang berolahraga faktanya keringatnya sangat banyak.
"Kau jarang berolahraga?" Tanya Sefhia.
Petr menjawab tanpa menoleh, "Ah kau tau itu, sudahlah belikan aku minuman nanti uangmu akan kuganti di Hotel" titah lagi Petr.
"Kau ini !! Aku bukan budakmu ya" pekik Sefhia seraya beranjak dari duduknya dan berjalan mencari warung terdekat.
"Bukan budak tapi masih mau, dasar Noona Puitis" sahut Petr seraya mengikik tidak jelas.
...
Setelah menemukan 2 botol air minum, Sefhia berlari kecil karena warung tersebut memang agak jauh butuh 10 menit Sefhia mencarinya.
Hingga, Sefhia kebingungan ia lupa arah pulang.
"Astagaa!!" Kesal Sefhia seraya menepuk dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHILLITOVILLE
Genç KurguPanggil saja namaku Sefhia, aku yang berumur 18 tahun dan mulai meniti karir dari nol terkadang itu tidak dilihat sama sekali oleh mereka seorang penulis yang sudah terkenal. Aku Sefhia. Seorang pemimpi tanpa alur nasib yang jelas -fhia