Lorong kamar itu masih temaram ketika beberapa orang gadis muda mengendap-endap melangkah, menuju beberapa pintu. Beberapa orang dengan benda besar di tangan yang terarah ke masing-masing gadis muda itu bergerak seiringan langkah.
Gadis pertama, menuju pintu kamar berwarna biru safir. Rambut panjangnya yang berwarna hitam pekat dan agak bergelombang, bergerak bersamaan longokan kepalanya ke arah dalam kamar yang sunyi.
Pintu kamar itu sama sekali tidak berbunyi ketika dibuka, jadi gadis itu masuk dan kemudian melangkah pelan, diikuti seorang pria muda yang dengan lihai membawa kamera perekam. Tepat ketika si gadis telah mencapai tepian tempat tidur di mana terbaring seorang pria kurus berambut kemerahan dengan mata sipitnya yang mengatup, suara dering ponsel terdengar memekakkan telinga.
Si pria yang terbaring tadi menegakkan kepalanya meski matanya masih saja terkatup rapat. Tangan pria itu meraba-raba sisi ranjangnya dan alih-alih ia mendapatkan ponselnya yang berdering, justru dua tangan menutup matanya secara tiba-tiba.
"Yaak, nuguya?!" tanyanya berang.
*****
Gadis kedua masuk ke dalam kamar dengan pintu berwarna cokelat kayu. Si gadis nampak sekali sradak sruduk dalam mengambil langkah, menyebabkan beberapa kali tulang keringnya menghantam sisi meja yang ada di dalam kamar berkondisi gelap sekarang. Menimbulkan bunyi gaduh meluncur dari bibir si gadis mungil. Padahal cahaya minim dari kamera yang di bawa pria muda di belakang gadis itu, lumayan membantunya untuk melanjutkan langkah.
Si gadis mengerucutkan bibir ketika melihat seorang pria muda tampan bertubuh sedang tengah tidur pulas dengan mulut bahkan menganga. Ragu, gadis itu menjulurkan tangannya, mencolek pundak si pria yang tidak tertutupi selimut.
"Yaaa, baboga... ppalii ireona..." kata gadis itu pelan. "Ireonawa..."
Colekan pelan berubah jadi guncangan, namun si pemuda yang berbaring sepertinya terlena oleh alam bawah sadarnya yang mungkin sedang memutar drama kolosal kesukaannya atau menayangkan kembali proses-proses audisinya dulu saat di Amerika.
"Yaaa, baboga! Neo jeongmal babo!" keluh si gadis itu agak sedikit ketakutan, "ppalii ireona! Aish, eottokhae?"
*****
Gadis ketiga bahkan lebih berani dari dua gadis sebelumnya. Langkahnya pasti dan senyum kemenangan terukir jelas di paras elok si gadis bersenyum manis ketika ia dengan semangatnya membuka pintu kamar berwarna pink pucat. Lampu kamar yang ia masuki sedang dalam kondisi mati, namun cahaya kamera yang dibawa pria di belakangnya juga cukup membantu si gadis manis dalam melangkah. Toh gadis itu maklum ketika mendapati kamar yang ia masuki dalam keadaan gelap. Ia tahu persis seseorang yang sedang terbaring di dalam kamar itu sangat menyukai rutinitas kegelapan.
Senyum gadis itu mengembang lagi ketika dilihatnya sesosok pria tampan yang sangat ia cintai nampak tengah tertidur dengan baik. Wajah damai si pria tampan yang sekarang tengah gadis itu pandangi, mencetak jelas bahwa kelelahan akibat syuting seharian yang kemarin dilakukan, cukup menyita tenaganya.
Pelan, si gadis naik ke tempat tidur, tempat di mana pria itu berbaring. Gadis itu duduk dalam diam dan memerhatikan wajah damai pria di hadapannya dengan baik. Sementara pria dengan kamera perekam di dekatnya kebingungan ketika keberadaannya nyaris terlupakan. Si gadis menoleh pada kamera dan terkikik sembari meletakkan jari telunjuknya di depan bibir.
"Ssshh..."
Pria yang tertidur itu masih belum tahu sama sekali apa yang terjadi sampai kemudian terdengar bisikan pelan di telinga si pria. Pelan sekali. Lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Running Man 200 "Reveal The Dating"
FanficBagaimana jika para Korean Idol ini membawa masing-masing pasangannya untuk bermain bersama dalam Variety Show ternama di Korea Selatan; Running Man? Enjoy the story with them in Running Man Episode 200, Reveal The Dating!