Tiga Puluh Empat

16.3K 905 101
                                    

Akhir-akhir ini hubungan mereka saling terbuka satu sama lain. Maksudnya terbuka, baik Adeeva dan Kaafi saling mengumbar kemesraan mereka. Sifat possesive Kaafi membuat ratusan murid di sekolah ini di buat takjub sekaligus tidak percaya. Pasalnya possesive-nya itu tak tanggung-tanggung, dan itu membuat mereka semua menggelengkan kepalanya.

Seperti sekarang, Kaafi menggandeng tangannya berjalan di sekitar sekolah tanpa merasa malu sekalipun. Senyuman tercetak jelas di wajahnya. Dan hal itu membuat siapa saja yang melihatnya merasa iri, bagaimana tidak? Mereka bisa merasakan di posisi Adeeva maupun Kaafi.

"Kita mau kemana, sih?" tanya Adeeva menolehkan kepalanya untuk menatap wajahnya.

"Udah ikut aja,"

Adeeva mengangguk. Ia tersenyum simpul saat merasakan kalau Kaafi mengeratkan genggamannya saat melewati sekumpulan pria— apalagi pria itu pernah menggoda Adeeva-nya. Adeeva-nya? Entah kapan kata itu terlintas.

Adeeva menyerngit saat Kaafi membawanya ke tengah-tengah lapangan. Seolah mengerti apa yang Adeeva pikirkan, Kaafi mengangguk dan tersenyum lebar.

"Ni Mbing." Kaafi dan Adeeva menoleh. Melihat Satria membawa apa yang ia suruh, Kaafi langsung meraihnya. Lalu Satria langsung pergi meninggalkan mereka tanpa sekata lagi.

"Ehem!! Cek.. Cek.. Satu dua tiga— Oke bisa," suara Kaafi di Mic terdengar begitu keras, tak lupa ia memberi acungan jempol pada Raffa di sana.

Suara yang menggelegar itu membuat ratusan murid langsung berlari-lari ke lapangan untuk melihat apa yang Kaafi lakukan. Banyak yang bersorak dengan apa yang mereka lihat.

Adeeva menundukkan kepalanya. Ia sangat malu, benar-benar malu. Wajahnya sudah memerah, ia malu karna saat ini jumlah murid yang tak bisa di hitung lagi sedang menatapnya.

"Sikaaattt terosss, Kaaf!!"

"Aaaa gilaaa gue iri!!"

"Beruntung bat dah tu si Deeva, pengen gue di posisinya."

"Paan dah gak jelas bat tu orang,"

"Deeva yang di sana, gue yang deg-degan! Anying emang!"

"Gue yakin si Deeva seneng banget,"

Seperti itulah yang mereka bicarakan. Adeeva meremas tangannya yang masih di genggam oleh Kaafi.

"Aku gak mau basi-basi. Aku disini cuma mau nyanyiin kamu aja." suara Kaafi menggelegar lewat Mic itu. Ia tersenyum manis yang menunjukkan gigi taringnya tak lupa ia mengacak rambut Adeeva dengan gemas.

"Gilaa ya tu si Kaafi!! Bikin gue nahan teriak aja!"

"Yaelah gue kira apa. Tau-taunya cuma mau nyanyi doang."

"Gue yakin dalam hitungan menit Kaafi udah di panggil lewat toa."

"Tapi ini tu sosweet sumpah,"

"Gue juga pengen di nyanyiin ish!"

Setelahnya terdengar aluan musik. Mendadak suasana menjadi hening. Kaafi tersenyum menatapnya, dan yang di tatap tidak bisa lagi menahan senyumnya. Ia merasa kejadian ini terulang kembali, sama-sama di tengah lapangan namun hanya beda apa yang di lakukan Kaafi.

I found a love for me
Darling just dive right in
And follow my lead
Well I found a girl beautiful and sweet 
I never knew you were the someone waiting for me
'Cause we were just kids when we fell in love

Not knowing what it was
I will not give you up this time
But darling, just kiss me slow, your heart is all I own
And in your eyes you're holding mine

Stay With Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang