Empat Puluh Tiga

23.4K 929 278
                                    

(n). Setelah tau ada notif kalo SWM! update apa yang kalian pikirkan? Wajib isi.

💨💨💨

Arsal menatap tajam. Aura semakin mencekam , ketegangan semakin menjadi.
Ia memalingkan wajahnya, menghembuskan nafasnya perlahan. Terbesit masih ada kebencian, rasanya jika melihat dia di hadapannya lagi, kejadian itu membuat dirinya mengingat kembali.

"Om, sumpah saya menyesal. Saya minta maaf atas semua yang saya perbuat. Saya benar benar menyesal." sesal Kaafi menundukkan kepalanya, ia sungguh lelah meminta maaf memohon untuk memaafkannya, namun apa yang ia lakukan selalu sia sia.

Arsal lagi dan lagi menghembuskan nafasnya. Ia sudah cukup lelah mendengar Kaafi selalu meminta maaf. Namun, rasanya berat untuk memberi kesempatan untuknya.

"Apa jaminan jika kamu kembali menyakiti anak saya lagi?" cetus Arsal dingin.

Kaafi mendongak, menatap Arsal penuh harap. Ia mengulas senyum tipisnya.

"Jika saya mengulanginya lagi, saya akan pergi dan hilang tanpa jejak. Saya juga gak akan menganggu Deeva lagi." balas Kaafi mantap.

Arsal menatapnya dalam. Ia bisa melihat jika Kaafi mengatakannya bersungguh sungguh.

Arsal menghela nafas,"Baik. Saya akan kasih kamu kesempatan sekali lagi. Saya harap ini terakhir kalinya kamu menyakiti anak saya, dan ingat konsekuensinya jika kamu mengulangi."

Kaafi diam. Ini sulit di percaya, benarkah dia sudah di maafkan? Benarkan Arsal sudah memberi kesempatannya lagi?

"Om . . Ini serius?" ucap Kaafi masih tidak yakin, ia takut sedang berhalusinasi saking berambisi agar Arsal segera memaafkannya.

"Kamu pikir ini kurang serius?"

Kaafi mengerjapkan matanya. Perasaan senang langsung menyeruak di benaknya. Ia tersenyum lebar jika ia sedang tidak berhalusinasi.

"Makasih, Om. Saya janji sebisa mungkin gak akan mengulanginya lagi. Makasih, Om sekali lagi." ucap Kaafi penuh haru. Ia lega, sangat lega kata kata itu akhirnya terlontar dari mulut Arsal.

𖥻 𖥻 𖥻

"Hati hati jangan ngebut, pastikan kalian menaati peraturan lalu lintas." peringat Arsal tegas.

Kaafi mengangguk mantap,"Pasti, Om."

Arsal mengangguk singkat,"Bagus."

Melihat interaksi Arsal dan Kaafi membuat Adeeva melongo dibuatnya. Ia tidak percaya melihat Papanya dan Kaafi sedikit akrab, ia masih bingung apa yang terjadi? bukankah Arsal kekeuh tidak akan memaafkan Kaafi?

Kaafi yang menyadari Adeeva yang diam sedari tadi menoel hidungnya.

"Hah?" Adeeva terkejut, ia mengerjapkan matanya.

"Kenapa diem aja?" tanya Kaafi heran.

Adeeva tersenyum kikuk. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, percayalah tampang Adeeva seperti anak bodoh.

"Berangkat sekolah sana nanti kalian terlambat." suruh Arsal yang paham dengan situasi seperti ini.

Adeeva sontak menatap Arsal,"Papa ijinin aku berangkat sama Kaafi?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stay With Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang