Anak baik?
Sudah hampir seminggu sejak kejadian tersebut terlewati.
Yoongi lebih banyak menyendiri daripada bergabung bersama Namjoon ataupun Yeonjun, teman dekatnya yang kini tidak lagi. Yoongi kerap mendapat perlakuan tidak mengenakkan jika tidak ada guru disekitarnya. Dan yang lebih sering mengerjainya adalah... Namjoon.
Ia pikir, Namjoon iri dengannya karena sejak mereka kelas satu selalu bersama, Yoongi yang selalu memimpin mereka berdua. Sikap jahil Yoongi juga membuat siapapun melihat kearahnya. Melihat kearah, betapa beraninya ia seperti itu meski didepan guru killer Seunghyun sekalipun.
Namun kini, macan itu tidur.
Ia seakan kehilangan kumis dan keberaniannya menciut. Usaha perlawanannya tidaklah berguna tiap temannya mengaitkan dengan apa yang Yoongi lakukan terhadap Jimin.
"Yoongi." Panggil Taehyung membangunkan. Ia hanya memanggilnya dan segera meraih tas untuk pulang. Yoongi tidak benar-benar tidur. Ia hanya memejamkan mata karena perlakuan orang-orang disekelilingnya membuat ia kehilangan dirinya sendiri.
Kelas itu sepi.
Hening.
Si tuli itu belum kembali masuk sejak kecelakaan yang terjadi akibat pendarahan pada gendang telinganya. Ingatan tentang wajah ibu Jimin dan ibunya juga membuat Yoongi merasa tidak nyaman namun berpikir, kenapa semua orang kini berbalik jahat padanya.
Ia menghela nafas seraya bangun perlahan untuk bersandar pada kursi.
Rasa sakit yang dialami pada lututnya semakin menjadi kala bergerak. Plester itu merekat kuat dan ia merawat dirinya sendiri. Kejadian yang ia alami tidak ia ceritakan pada ibunya. Ia hanya berpikir jika ia tidak ingin ibunya kembali melihatnya dengan tangis karena melukai hatinya. Bagaimanapun, ia hanya memiliki satu orang tua yang ia hormati saat ini. Tanpa saudara kandung, tanpa ayah.
Angin pagi berhembus lembut dan dingin menerpa kulit putihnya. Yoongi datang kesekolah lebih telat dari biasanya karena tidak ingin menunggu bel masuk lebih lama didalam kelas. Namun seseorang yang duduk disana membuatnya menatap tajam.
Ia melewati kursi-kursi yang telah ramai ditempati. Berjalan menuju kursinya melewati Jimin yang menghadap lurus kearah papan dengan bola mata yang tak lepas dari Yoongi.
Ia melihat telinga Jimin baik-baik saja kini. Masih dengan alat bantu dengar dikedua telinganya.
Namun mata Yoongi membelalak melihat papan tulis yang bertuliskan namanya besar, dengan gambar hewan atau kotoran disekeliliingnya. Sontak itu membuat Yoongi berteriak, "SIAPA YANG MENULISNYA?!" tanyanya. Namun tak ada satupun dari mereka yang menjawab membuat Yoongi berjalan cepat kearah sana untuk mengambil penghapus papan tulis dan memastikan itu kembali bersih.
Dan saat istirahat, Yoongi lebih banyak menyendiri dikursinya untuk tidur, memejamkan mata hingga pelajaran selanjutnya dimulai., lebih sering ia memainkan pensil mekaniknya dan melamun.
Jimin menyadari itu. Namun Yoongi masih menyimpan dendam besar untuk Jimin.
***
"Kau piket kan?"
"Ya, tapi biarlah. Yoongi sendiri saja yang melakukannya. Aku ingin segera pulang karena ayahku mengajak pergi."
Percakapan itu membuatnya termenung saat memasukkan buku-bukunya kedalam tas. Aktifitas brutal tadi membuatnya tak percaya namun menatap meja Yoongi yang penuh coretan. Anak itu sedang ke toilet dan teman terdekat Yoongi lah yang melakukannya.
Jimin hanya diam dan membelakangi mereka karena Namjoon menatapnya tajam.
Mulai kini memang tidak ada lagi yang menjahili Jimin. Semua nampak biasa kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Myself [BTS FanFict]
Fanfiction"Jika kau membenci dirimu sendiri, itu sama halnya denganku. Aku juga membenci diriku lebih dari apapun. Namun, itu sudah cukup. Kejadian ini sudah menjadi akhir. Kau adalah temanku sekarang, jadi jangan lagi seperti itu. Aku ingin kau membantuku ke...