Takbir pertama

31 3 0
                                    

kami dibangunkan jam 4, lalu diminta untuk tahajjud mandiri. setalah tahajjud ustadzah mengumpulkan kami.

"assalamualaikum warahmatullahi wabarokatatuh" sapa ustadzah permata
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh" santri senrentak
"kaifa halukum?" sapanya lagi
"bikhoirin alhamdulillah"
"gimana tidurnya pulas?"
"yaa awalnya susah pules, tapi namanya ngantuk ya lama2 pules juga" jawab sabrina
semua tertawa, karena kata2nya mewakili kami semua.
"cuma ini us, airnya asin"
"iya lengket"
"kalo sikat gigi kaya mau muntah"
delisa hanya diam saja, beda dengan kami yang mengeluarkan uneg2 kami.

"kalian tau? orang yang mau menghafalkan quran, akan mendapatkan pahala yang sangat besar, bahkan bisa memberikan syafaat kepada orang terdekatnya. dan syaitan pasti tidak akan rela ada umat nabi muhammad yang bisa masuk syurga dengan mudah bahkan bisa memberi syafaat kepada yg lainnya. akan ada 70.000 syaitan yang akan menggoda kalian. kalian harus siap2 dengan hal itu. entah nanti godaannya dari mimpi kalian, dr hati kalian sendiri, entah dari teman kalian, entah dr tetangga sekitar, atau bahkan dari saya dan ustadzah asyfa" cetusnya

"bahkan saya pernah berada d tempat yg lebih buruk dari ini, ini masih mending kalau menurut saya. kalau di ceritakan juga mungkin kalian ngga percaya, intinya sabar dalam kebaikan, oh ya selama seminggu ini kalian akan d bangunkan jam 4, nanti kalau sudah mulai hafalan kalian akan d bangunkan jam setengah 3. oh iya tadi ana denger suara jam weker, punya siapa?" lanjutnya lagi
"kak vio" mereka serentak
"nanti ka vio tolong kerjasama ya takutnya kami sebagai ustdzah khilaf ngga bisa membangunkan tepat waktu silahkan gpp d ketuk pintu kamar kami" katanya lagi
"iya insya Allah us" jawabku
"teh aya paling prepare yaa mau ksini" ledeknyaa
aku hanya nyengir hehhe
"iya sampe bawa foto keluarga us" kata mutiara
"ih coba atuh teh ntar aku mau liat ya teh" kata yani si bontot
"iya sok aja" jawabku

kami hanya khidmat mendengarkan.
tiba-tiba terdengar suara adzan,

Allahu akbar Allaahu akbar

"yang batal boleh wudhu dulu, nanti setelah sholat subuh kita tahsin dulu yaa"

yang merasa batal segera berdiri dan wudhu. kami sholat subuh di awali dengan qobliyah subuh, karena pahalanya lebih baik dari pada dunia dan seisinya. lalu berjamaah subuh d imami oleh ustadzah permata.

setalah solat dan doa masing-masing, ustadzah duduk di tempat berkumpul tadi.
"ayok sudah selesai doanya semua?"
kami segera membuat lingkaran dengan posisi ustdzah d tengah kami.
"semuanya bisa al-ma'tsurot?"
"iya us, kaya yang di dauroh dulu?" jawab sabrina, dan aku baru tau ternyata sabrina dulu pernah satu dauroh dengan ustadzah permata
"iya, sabrina yang pimpin yaa"
"al-ma'surot sugro berarti ya us?" tanya sabrina lagi
"iya sugro aja, biar lebih cepet kan kita nanti penuh kegiatan" jawab ustadzh permata
"oh yang kaya biasa di pondok ya us? ini bukan?" tanya mutiara sambil menyodorkan buku kecil miliknya
"iya kaya gini" ustadzah permatan menjawab
kayanya al-ma'tsurot aku beda deh batinku
"kaka tau?" tanya mutiara
"beda deh kayanya yg suka aku baca"jawabku
"yaudah kaka liat ini aja, aku insya Allah sudah hafal kak" mutiara sambil memberikan buku kecilnya

"hayya nabda" (ayo mulai) cetus ustadzah
"audzubillahiminassyauthonirrojim" kami memulai al-masturot sampai akhir

*****

"jadi nanti setiap hari, setelah solat subuh dan solat asar harus al-masturot yaa" ustadzah permata menjelaskan
"naam us" kami serentak

posisi ustadzah asyfa saat ada ustadzah permata seperti santri. aku sampai bingung melihatnya.

"sekarang, kita mulai belajar tahsin yaa. boleh d ambil buku tulisnya buat catetan" sambung ustdzah permata
kami segera berdiri dan mengambil buku dikoper masing-masing,
"haduh" kataku
"kenapa kak?"tanya mutiara
"aku bawa barang-barang lengkap, tapi ngga bawa buku, lupaaa" sedih atas keteledoranku
"ini kak pake punya aku, aku bawa 3 buku" dia memberikan buku tulisnya kepadaku
"yaampuun, gpp mut?"tanyaku
" ya Allah kak, cuma buku doang, aku ada satu lagi kan" dia senyum
"yaudah nanti aku ganti yaa" kataku ngga enak
"astaghfirullah kak, santai aja ih cuma buku paling berapa doang. pake aja serius, nihhh"
aku pun mengambilnya, dan memberi nama, tak lupa ku tuliskan dibuku tersebut.

Ku Ingin Menjadi Keluarga-MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang