6 - Date

49 9 1
                                    

"Hana," panggil Hyunjin.

"Hm"

"Singkat banget sih. Diem mulu daritadi, kenapa?" tanya Hyunjin sambil meluk Hana dari belakang.

Hana menggeleng.

"Kamu nggak jawab aku ngambek," ancam Hyunjin yang nggak ngaruh apa-apa sama Hana.

"Apasih. Ngambek ya ngambek aja, ngambek bilang-bilang."

"Sensi nih?" Hyunjin nusuk-nusuk pipi Hana pakai telunjuknya.

"Jinnn jangan ganggu dulu," dengus Hana sambil ngelepasin tangan Hyunjin dari pinggangnya.

Hyunjin ngalah, daripada makin ngamuk jatohnya kek maung.

"Kenapa sih Han?" tanya Hyunjin.

"Gapapa Jin. Lagi nggak mood aja."

Cewek. Dia yang jauhin, dia yang uring. Ya cewek.

"Jalan yuk? Cari makan. Daripada diem mulu dirumah," ajak Hyunjin dan langsung menarik perhatian Hana.

"Kemana?"

"Kemana-mana, pelaminan juga boleh. Mau nggak? Keburu males nih."

Hana mengangguk cepat, "Gini aja ya? Nggak usah ganti baju."

Hyunjin melihat penampilan Hana yang memakai kaos oblong dengan hotpants. Hyunjin tersenyum penuh arti, "Nggak. Ganti celananya. Aku udah bilang kalo keluar jangan pernah pake celana pendek, aku ga suka kamu jadi pusat perhatian orang lain."

'Aku ga suka kamu jadi pusat perhatian orang lain'

Itu... kalimat yang juga pernah Renjun katakan kepadanya, sama persis.

Hana menghela nafas berat, "Ya udah. Tunggu."

"Ya emang aku mau kemana?"

"Kali aja diculik mbak-mbak di pojokan noh," kata Hana sambil nunjuk pojok ruang kamarnya.

Hyunjin merotasikan bola matanya, "Nggak usah nakut-nakutin. Aku nggak takut."

Hana tidak menyahut karena sudah masuk ke dalam kamar mandi.

~~~

"Mau makan dimana Han?" tanya Hyunjin, pandangannya tetap lurus ke depan karena sedang menyetir.

Hana sedikit berfikir, padahal di otaknya sudah ada beberapa macam pilihan. Memang, memilih itu lebih susah. "Terserah kamu deh Jin, yang penting makan," finalnya. Menyerah, pikirannya yang berisi makanan itu hancur.

"Beneran terserah? Jangan nyesel loh."

"Nggak mungkin kamu mau makan yang aneh-aneh. Jadi kenapa nyesel?"

Hyunjin terkekeh kecil, "Ya udah."

Kening Hana mengerut ketika mobil Hyunjin mulai memasuki parkiran sebuah restoran yang... ya bisa dibilang cukup mahal-bagi seorang Hana:v

"Yuk turun," kata Hyunjin sambil melepas sabuk pengaman dan membuka pintu mobil. Tapi balik duduk lagi saat menyadari Hana tetap duduk di dalam mobil, "Kok diem? Turun sayang."

"Nggak salah milih tempat makan Jin? Mending makan di pinggir jalan daripada makan di tempat kayak gini. Sayang uangnya, mending kamu tabung buat apa gitu."

Hyunjin tersenyum hangat, "Nggak ada yang sia-sia buat kamu." Setelah itu dia keluar dari mobilnya. Begitu juga dengan Hana yang mengekorinya di belakang.

Membuat Hyunjin menoleh ke belakang. Lantas dia menarik gadis itu ke sampingnya dan merangkulnya, "Ngapain sih jalan di belakang? Kamu pacar aku, jangan gitu lagi."

Your Home | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang