8 - Be Aware

66 9 1
                                    

"Abis darimana Njun kok baru pulang?" tanya Mama Renjun dengan suara yang sangat halus.

Renjun mencium punggung tangan Mamanya. "Abis bikin nangis anak orang," jawabnya pelan.

"Hah?! Siapa? Yang bener aja anak orang kamu bikin nangis."

Renjun menggeleng pelan.

"Oiya, kok hampir dua minggu ini Hana nggak pernah main kesini? Kalian ada masalah?" tanya Mama.

Renjun menghela nafas berat. Kenapa di ungkit lagi sih? Jujur dia malas membahas masalah ini. "Udah putus Ma."

"Yahhh kok putus sih. Padahal kan Mama suka sama Hana."

"Ya udah Mama aja yang pacaran sama Hana," ketus Renjun, "Lagian nyaman belum tentu jodoh kan?" Dia langsung masuk ke kamarnya dengan perasaan jengkel. Meninggalkan Mamanya yang menatapnya dengan bingung.

Renjun membanting tubuhnya ke atas ranjang. Memejamkan matanya guna menenangkan diri. Sungguh, ia lelah. Kenapa masalah percintaannya sungguh berat?

Renjun menghela nafas panjang. Dia masih bisa berfikir jernih. Masa depannya masih jauh, perjalanan hidupnya masih panjang, tidak akan ia stuck pada satu perempuan—yang sudah menjadi masa lalu.

"Renjun, dicari Hyunjin nih!" Teriak Mama Renjun dari luar kamarnya.

Renjun terdiam sambil mengerutkan dahi, Hyunjin siapa? Temennya Hana apa pacarnya?

Renjun merapikan bajunya lalu keluar kamar untuk menemui Hyunjin. Ternyata Hyunjin cewek.

"Apa Jin?" Tanya Renjun.

"Boleh ngobrol bentar nggak?" Tanya Hyunjin balik dengan tatapan yang sedikit horor.

"Boleh, ngobrol aja"

"Di taman aja gimana?"

"Disini ga bisa?"

"Ada nyokap lo," bisiknya.

"Nggak kok nak Hyunjin, ini tante mau ke rumah temen. Kalian ngobrol aja dulu disini. Jangan di luar, nanti sakit kena angin malem. Udah ya, Mama keluar Njun," kata Mama Renjun.

"Iya Ma, jangan lupa jajan buat Renjun," sahutnya dan langsung dihadiahi tatapan tajam dari Mamanya.

Hyunjin menatap kepergian Mamanya Renjun, "Nyokap lo alus banget, kenapa anaknya savage banget?"

"Ga guna ah pertanyaan lo. Duduk, mau ngomongin apa?"

Mereka duduk di sofa depan tv.

"Hana lo apain njir?" Tanya Hyunjin tiba-tiba.

"Hah? Kapan?"

"Tadi dia nangis-nangis ke rumah gue katanya Renjun jahat Renjun jahat, apaan coba. Lo apain kampret?"

"Ga gue apa-apain, cuma pengen nyelesain hubungan gue sama dia."

"Kan usah selesai? Apa lagi yang kudu diselesain?"

"Y-ya ada, klarifikasi, hubungan dia sama Hyunjin, Hyunjin cowoknya ya bukan lo"

Hyunjin manggut-manggut, "Trus?"

"Ya udah, kita sepakat ngejauh dulu satu sama lain. Gue nggak bisa terus-terusan suka sama Hana, dia udah punya cowok lain."

Hyunjin berdecak pelan, "Perasaan lo kan terserah lo Njun. Lo mau suka sama siapa juga sah sah aja, kenapa pake ngelupain Hana segala?"

"Lah emang salah gue move on dari mantan?"

Hyunjin mengangguk, "Salah besar. Karna gue dukung Hana sama lo."

"Kenapa sama Hyunjin?"

"Brengsek."

"Hah? Apaan dah? Kalem gitu masa brengsek?"

"Luarnya doang keliatan kalem, kalo lo tau dalemnya beuhh bejat Njun. Makanya itu gue takut Hana kenapa-napa."

Renjun belum sepenuhnya percaya karena tidak ada bukti dari Hyunjin. "Tapi terserah Hana Jin dia milih siapa. Dia yang milih dia juga yang harus nerima resikonya."

"Lo temen macem apa sih? Lo mau cewek yang lo sayang disakitin cowok brengsek macem Hyunjin?"

Renjun mengendikkan bahunya, "Ga tau. Liat nanti aja."

Duk!

"AW SAKIT!" pekik Renjun sambil ngusap-ngusap tulang keringnya yang baru saja ditendang Hyunjin.

"Lo boleh jauhin Hana, tapi hati lo pasti balik lagi ke Hana. Dan masalah Hyunjin, lo juga bisa kena imbasnya, jadi... be aware."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your Home | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang