"Renjun dipanggil bu Sunny di ruang piket!" teriakan Sunwoo membuatnya melotot seketika. Bagaimana tidak? Dirinya lupa mengambil buku fisika anak sekelasnya. Dengan cekatan, dia lari ke ruang piket.
Renjun lari-larian dari kelas ke ruang piket. Selaku sekretaris kelas, ini tanggung jawabnya. Dan mau nggak mau nanti harus nerima omelan dari bu Sunny.
Buk!
Tanpa sengaja pundaknya menabrak pundak seorang perempuan. Dia berbalik badan dan melihat cewek itu ternyata Hana. Tubuhnya membeku. "Maaf," lirihnya kemudian berlalu ke ruang piket.
Hana menatap punggung Renjun yang semakin menjauh. Ada sedikit rasa sakit dihatinya melihat sikap Renjun yang juga berubah. Dia menunduk sejenak lalu melanjutkan jalannya menuju kelas.
Renjun sampai di ruang piket dengan nafas tersenggal-senggal, "Maaf bu, saya lupa."
"Kebiasaan kamu. Lain kali jangan lupa lagi, ini bukunya."
(Tbh, ini pernah terjadi sama author:v)
Renjun mengerjapkan matanya sejenak lalu mengangkat tumpukan buku itu dan kembali ke kelasnya. Dia heran, tumben bu Sunny nggak ngomel?
Di depan gazebo dia melihat Hana berdiri menghadap ke arahnya. Renjun menghentikan langkahnya dan menatap balik gadis itu.
Ternyata Hana tidak kembali ke kelas. Dia ingin berbicara sejenak dengan Renjun. Meluruskan masalah ini.
"Mau gue bantu?" tanya Hana.
Renjun mengangguk kecil. Hana tersenyum tipis lalu mengambil setengah dari buku yang dibawa Renjun. Mereka jalan berdampingan menuju kelas.
Sungguh, suasana begitu canggung. Seakan-akan di sekolah hanya ada mereka berdua.
Suara Hana memecah keheningan yang menyelimuti mereka, "Gue minta maaf."
"Buat?"
"Jauhin lo tanpa alasan yang jelas"
Renjun hanya menghela nafas panjang. Tidak menyahuti omongan Hana.
"Gue kaget waktu lo bilang kayak gitu, apalagi gue udah punya cowok sekarang."
Renjun tetap bungkam. Ia merasa perjalanan menuju kelasnya begitu lama.
"Njun jangan diem, gue minta maaf"
"Nanti pulang sekolah ikut gue," kata Renjun datar lalu jalan mendahului Hana.
~~~
"Renjun" Hana sudah sampai di hadapan Renjun.
Lelaki itu segera memakai helmnya dan menghidupkan mesin motornya, "Naik." Hana nurut.
Renjun membawa Hana ke taman komplek rumah Hana, kebetulan taman itu sedang sepi. Renjun memilih tempat duduk yang membelakangi rumah Jeno. Biar Jeno tidak bisa melihat mereka berdua.
"Ngapain?" tanya Hana.
Renjun menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, "Pengen ngelurusin masalah kita."
Kita.
Ehem.
Kita.
Hana menunduk sambil memainkan jarinya.
"Gue sedih pasti waktu lo minta putus, tapi gue bisa terima, gue nggak kecewa sama sekali. Karna gue pikir lo mau fokus ke sesuatu atau mungkin lo bosen sama gue," kata Renjun, "Tapi gue kecewa berat setelah tau lo punya pacar baru, dan itu kita baru putus dua hari Han. Dua hari bukan waktu yang lama."
Hana ingin sekali jujur, tapi ia takut menyakiti hati Renjun. Sampak detik ini dia terus menunduk dan menunduk, sambil memainkan jarinya dan menggigit bibir dalamnya.
"Han, jangan diem aja. Gue ngajak lo kesini karena pengen penjelasan dari lo langsung."
"Maaf," lirih Hana.
"Nggak usah minta maaf. Sekarang gue minta jelasin bisa-bisanya lo punya pacar lagi dalam waktu sesingkat itu, setelah kita putus. Lo mikirin perasaan gue nggak sih?"
Hana menggigit bibir bawahnya menahan tangis.
"Dua hari nggak bisa ngehilangin sayang gue ke lo Han. Gue sayang banget sama lo."
Air mata Hana mencelos begitu saja. Dan kini ia merasa sangat bersalah pada Renjun. Ia telah menyia-nyiakan laki-laki setulus Renjun.
"Han, jawab please"
"Gue…"
Renjun diam menunggu jawaban Hana.
"Gue deket sama Hyunjin udah lama hiks bahkan waktu kita masih pacaran," jawab Hana membuat Renjun sangat terkejut.
Renjun mengusap wajahnya kasar, "Lo bosen sama gue?"
Hana diam. Sambil sesekali mengusap air mata yang memaksanya untuk keluar.
"Kalo bosen bilang Han, jangan mutusin gue tiba-tiba dengan alasan yang nggak jelas. Gue bisa ngerti kalo lo ngomong jujur, karna setiap hubungan pasti ada masa jenuhnya." Hati Hana sakit mendengar suara lembut Renjun.
"Lo boleh Njun bilang gue selingkuh di belakang lo. Emang gue cewek nggak bener yang nyia-nyiain cowok kayak lo. Gue minta maaf."
Renjun menggelengkan kepalanya. Dia menghapus air mata Hana. "Nggak, gue nggak mau nganggep lo nyelingkuhin gue."
"Kenapa? Gue nyakitin hati lo Njun."
"Shtt, kalo lo nangis terus malah bikin hati gue tambah sakit."
"Gue jahat."
"Nggak, lo nggak jahat. Gue ngerti lo bosen, itu kan alasan lo mau putus sama gue? Semua itu wajar Han."
Renjun menatap mata Hana. Dia tersenyum simpul, "Mending sekarang kita agak jaga jarak ya. Gue nggak mungkin masih berharap sama cewek orang. Sekalian, biar bisa cepet move on guenya. Bahagia terus ya sama Hyunjin."
Hati Hana terasa semakin diremat, sangat sakit. Jujur dia nggak rela.
"Njun…"
"Kita jalanin aja hidup kita masing-masing. Gue nggak akan deketin lo lagi."
"Renjun!"
Renjun masih menampilkan senyuman hangatnya. Dia mengecup singkat dahi Hana, untuk terakhir kalinya… mungkin.
"Aku sayang kamu," lirihnya.
~~~
Huhu cringe banget ga sih :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Home | Huang Renjun
FanficGimana sih rasanya diputusin tiba-tiba tanpa alasan yang jelas?