Bilangnya aja sih "Apaan sih Njun. Lo salah apa sampe gue jauhin?"
Buktinya? Beneran dijauhin dong. Hana bener-bener jauhin Renjun. Renjun sadar karena perubahan sikap Hana yang semakin cuek kepadanya. Ya emang cuek sih, tapi ini lebih cuek lagi.
Ya udahlah, Renjun pasrah. Dia berfikir ini memang salahnya karna ngomong yang seharusnya nggak dia bilangin. Jadi... begitu.
Sekarang mereka seperti orang yang tidak saling mengenal. Bahkan mungkin tidak pernah kenal satu sama lain.
Setiap Renjun mau ngobrol, Hana selalu menjauh. Hana juga minta tukar kelompok, padahal susunan kelompoknya udah fix nggak akan diganti.
Renjun juga jadi sedikit pendiem sekarang. Nggak banyak omong kayak dulu lagi. Cuma karna satu cewek.
Bu?cin
~~~
"Njun," panggil Shuhua yang sadar Renjun ngelamun dari tadi. Shuhua, Jeno, Jaemin udah tau masalah ini.
Renjun yang sedang memeluk gitar kesayangannya pun menoleh ke arah Shuhua, "Hm?"
Mereka di kamar Renjun btw.
"Ngelamun mulu, nggak bosen apa? Ada gue loh disini, hargain dikit kek."
Renjun menaruh gitarnya, di senderin ke pinggiran kursi. Trus pandangannya mengarah ke balkon tetangga seberang, "Gue ga tau harus gimana. Apa guenya masih berharap ya? Tapi takdir nggak bisa mempersatukan gue sama dia. Gue coba ikhlas juga ga bisa, susah. Gue nggak terima."
"Tau apa lo tentang takdir? Lo aja gatau siapa jodoh lo."
Cklek
Jeno masuk ke kamar Renjun. Dia tersenyum manis ke arah Shuhua dan mengacak pelan rambut gadis itu. Lalu duduk di ranjang Renjun, di samping Shuhua.
"Lo kenapa sih Njun? Cuma gara-gara Hana doang lo kayak ga punya semangat hidup. Cewek banyak Njun di luar sana nggak cuma Hana doang. Lo mah sekali dayung ribuan pulau terlampaui." Setelah ngomong itu Shuhua langsung mukul lengan Jeno.
Renjun melirik sinis Jeno, "Iya cewek banyak, lebih banyak dari populasi cowok, tapi kalo gue sayangnya cuma sama Hana gimana? Semua cewek itu kalah. Dan gue bukan kayak lo yang gampang dapetin cewek."
Jeno menghela nafas panjang, "Ya udah gue minta maaf. Sekarang dia udah punya cowok, gimana?"
"Ya bodo amat, lagian baru pacar kan. Ga tau kenapa gue bisa yakin kalo dia masih ada perasaan sama gue."
"Kita nggak ada yang tau perasaan orang, isi hati orang. Dari mana lo bisa ngeyakinin itu?"
"Gue nggak tau. Tapi gue yakin."
"Ya udah sih semoga aja iya."
Renjun mengangguk.
"Gue ada kenalan cewek nih. Cakep, siapa tau lo suka."
Rasanya Renjun pengen nabok Jeno pake gitar. Tapi sayang, gitar mahal :(
"Ga usah nawarin gue cewek ga jelas!"
Jeno sedikit melotot, "Kampret banget lo sepupu gua dibilang ga jelas!"
"Lah tadi lo bilang kenalan! Bukan sepupu lo!"
"Oiya ya. Ya itulah pokoknya. Mau kagak?"
"Gak ah. Ga mau gue ntar sodaraan sama lo."
Jeno berdiri dan langsung mukul kepala belakang Renjun, "Lo pacaran sama dia juga belum tentu lanjut nikah bego."
"Siapa sih namanya?"
"Lebih muda setahun dari kita, Jinsol namanya. Cantik sumpah, kalo bukan sepupu udah gue gebet. Beuhhh."
Buk!
"Sakit sayanggggg," rengek Jeno setelah ditabok sama Shuhua. Nggak, mereka nggak pacaran. Mereka udah sayang satu sama lain, Jenonya aja yang cupu belum berani nembak.
"Kek gimana Jen orangnya?" tanya Renjun.
"Bukan aja ignya jinsolee," jawab Jeno, "Baik, cantik udah pasti sodara gue mana ada yang jelek sihh. Orangnya manis, punya eyesmile kayak gue, hehe."
Tapi ada satu kalimat lagi yang dilontarkan Jeno yang bikin Renjun kesel sama dia, "Tapi ga tau dia suka nggak sama lo, ehe maap."
~~~
Otak gw buntu bat sumpah.
Vote juseyo~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Home | Huang Renjun
FanficGimana sih rasanya diputusin tiba-tiba tanpa alasan yang jelas?