Awal dari semua yang tak pernah usai

262 11 0
                                    


Haiii semua salam kenal yaaaa. Ini karya pertamaku di wattpad semoga kalian bisa ikut tenggelam dalam kisah di karya ku iniii.

___________________________

Nama ku Mia. Lamia Keyra lebih lengkapnya. Saat itu aku masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama Negeri. Dan seluruh murid disekolah ku saat ini sedang menjalani Ujian Tengah Semester (UTS) ya biasa disebutnya.

Bel berbunyi menandakan istirahat telah berakhir dan semua murid harus segera masuk ke dalam kelasnya masing masing. Saat itu aku sedang bersama teman ku Rara yg ingin masuk ke kelas. Dari jauh aku sudah heran kenapa kakak kelas itu memperhatikanku? Tapi aku tetap bersikap biasa saja karena tak ingin mengundang rasa kepedean ku. Tiba tiba dia menghalangi jalan ku didepan kelas. Dan Rara lebih memilih masuk duluan ke dalam kelas.

"Nama kamu siapa de? Kakak boleh minta nomer nya nggak de? De bagi dong." Berdiri didepan ku dengan tatapan dalam.

"Nama aku Mia kak. Maaf kak aku nggak pegang hp. Yauda ya kak mau masuk dulu nih." Sedikit terkejut karna baru menyapa saja dia sudah seperti sedang menginterogasiku.

"Emang kamu serius gapunya hp de?" Tanya nya lagi.

"Kenapa emangnya kak?" Tanyaku.

"Tuhkan aku nanya malah nanya balik" Nada kesal.

"Hehe maaf" Modus banget sih kakel batinku.

Aku teruskan langkahku sampai ditempat duduk ku. Lagi lagi dia menatapku dari depan kelas dengan tatapannya yg dalam itu. Sungguh sangat tidak nyaman dengan posisiku sekarang ini.

"Tadi kakak kelas itu kenapa Mi?" Tanya Rara sambil mencolek punggung ku.

"Tau tuh masa nanyain nomor hp segala. Kan keliatan banget modusnya." Menengok ke arah Rara yg duduk dibelakangku.

"Kasih aja Mi. Lagi juga kakak itu nggak jelek jelek amat mukanya." Mulai menggodaku.

"Nggak ah. Mending kamu aja yang kasih nomor mu ke dia. Katamu kan dia nggak jelek jelek amat. Buat kamu aja kalo gitu" Nada ku mulai kesal.

"Jangan gitu ah Mi nanti kalo kedepannya kamu malah jadian sama dia gimana? Kan kejilat ludah sendiri jadinya." Semakin gajelas aja omongan Rara. Pake segala bilang kejilat ludah sendiri lah. Untung kamu temen ku ya Ra.

Tidak lama dia ikut duduk ditempat nya yg tidak jauh dari tempat duduk ku. Tempat duduk nya hanya didepan sebelah kiri ku. Tidak lama berselang guru pengawas diruangan ku datang. Suasana hening.

Kamu candukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang