Seperti biasa malam malam ku selalu ditemani chat darinya. Aku juga mulai meresponnya dengan baik. Merubah ketidakpedulian ku menjadi peduli padanya. Setelah sudah cukup akrab dengannya lewat chat, sikap asli ku yang bawel pun keluar. Bahkan saat telfonan aku yang lebih banyak cerita dibanding dia.
Aku menunjukkan sikap asli ku itu cuma kepada orang yang udah lumayan aku kenal. Terutama laki laki. Aku akan memilih lebih banyak diam dan sedikit jutek dihadapan laki laki yang belum terlalu kenal atau bahkan yang belum dikenal.
Namun sejauh ini, kak Afi telah berhasil membuatku nyaman didekatnya. Bahkan dengan waktu sesingkat ini. Yang jelas kak Afi selalu bersikap manis padaku.
"Dedeee." Mengirimkan pesan padaku
"Apa kak?"
"Besok aku pengen ngajak kamu pergi sekolah bareng. Gimana kamu mau nggak?"
"Aku selalu dianter bapak kak. Nanti kalo bareng sama kakak bilangnya gimana?"
"Yauda tinggal bilang mulai besok berangkat sekolahnya bareng temen gitu."
"Okeoke."
"Asikkkk makasih ya de dua kali kamu udah nurutin permintaan aku hehe."
"Aduh biasa aja kali kak."
"Nggak bisa biasa kalo sama kamu mah. Oke jadi mulai besok kita pergi sekolah bareng nih yaa?"
"Iya pak bos."
"Hehe yauda kalo gitu kamu tidur sekarang gih. Jangan sampe kesiangan ya besok pertama kali pergi bareng sama aku."
"Iya kak Afi yang lebay" Ledekku.
"Tuhkan rese nih dede."
"Iya nggak bercanda doang itu haha."
"Yaudah de selamat bobo ya❤."
"Selamat bobo juga kak."
Paginya aku bersiap siap untuk pergi ke sekolah. Anehnya kenapa aku jadi sesemangat ini ya pergi ke sekolah. Ditambah lagi dengan bapak yang membolehkan aku untuk pergi sekolah dengan teman. Saat aku membuka hp ternyata ada pesan dari Afi. Ku balas ucapan selamat pagi dari nya. Balasnya lagi saat dia sudah mau berangkat menuju rumahku.
Aku pun bersiap dan berpamitan disertai dengan perasaan gugup ku. Entah kenapa aku jadi segugup ini. Toh ini juga bukan yang pertama kalinya aku pergi bersama dengannya. Dari jauh aku sudah melihat sepeda motor nya didepan gang disertai kak Afi yang duduk diatasnya dengan posisi membelakangi ku. Sapa ku padanya dibalas dengan tersenyum lalu menyuruhku segera naik ke motornya.
Karna jarak dari rumahku ke sekolah yang tidak terlalu jauh jadi kami hanya memerlukan sepuluh menitan saja untuk bisa sampai disekolah. Oiya berhubung peraturan disekolah ku yang tidak membolehkan setiap muridnya untuk membawa kendaraan jadi biasanya bagi para murid yang membawa kendaraan terpaksa harus memarkirkan nya ditempat parkir umum. Letaknya sih nggak jauh dari sekolah. Hanya butuh lima menit saja dengan berjalan kaki dari tempat parkir sampai menuju sekolah. Dengan letaknya juga yang di dalam gang sempit jadi tidak terlalu mencolok dan mengundang para guru untuk memberikan sanksi jika ada yang tertangkap basah.
Ya begitulah betapa ketat nya peraturan disekolahku. Sebenarnya tidak hanya disekolahku saja yang memberikan peraturan semacam ini. Sekolah menengah pertama yang lain juga pasti ada peraturan ini. Pemerintah yang memberlakukan peraturan ini untuk seluruh sekolah menengah pertama di kota ku.
Jadi begini ya rasanya pergi ke sekolah bareng kakak kelas. Sepanjang jalan dari tempat parkir menuju sekolah banyak mata yang memandangi kami berdua. Kebanyakan kakak kelas yang menyoroti matanya kearah ku. Sangat tidak nyaman lama lama diposisi seperti ini. Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan lebih cepat didepan kak Afi. Heran kenapa kak Afi malah jalan begitu santai nya berbeda denganku yang tidak nyaman saat ini.
Saat sudah sampai di depan gerbang aku mengucapkan terima kasih pada kak Afi. Dan dibalas dengan senyum. Lalu kami pun berpencar untuk pergi ke kelas masing-masing.
"Miaaaaa." Teriak Rara dari dalam kelas lalu menghampiri ku yang baru datang.
"Pagi pagi udah kaya kaleng rombeng aja kamu mah Ra." Membenarkan posisi bangku lalu duduk.
"Sensian banget yang hatinya lagi berbunga bunga." Terkekeh dengan muka yang meledek. Ku balas ledekannya itu dengan tertawa sambil menepuk tangannya.
"Eh tau nggak Ra?"
"Nggak tau lah kan kamu belum cerita." Jawabnya ketus
"Oiya haha. Jadi tuh ya tadi aku berangkat sekolah bareng sama kakel itu." Aku sedikit berbisik didekat Rara biar penghuni kelas nggak ada yang denger.
"Oh yang kemarin minta nomor mu itu." Jawabnya santai seperti masih setengah nyawa menyimak cerita ku.
"Nama kakel itu kakbAfi."
"Bentar deh kamu udah tau namanya dari mana? Wah jangan jangan kalian udah jadian ya? Parah kan ih baru cerita pas udah jadi kaya gini ah sebel." Responnya bawel berarti udah seratus persen nih anak nyimak. Batinku.
"Iya jadi kemarin dia ngirim pesan lewat acebook. Terus minta nomorku. Aku pikir pikir nggak enak juga kalo harus boong lagi soal aku yang nggak pegang hp."
"Terus kalian berdua udah suka chattingan dong? Dia orangnya gimana emang Mi?" Rara terus melontarkan pertanyaan pertanyaan demi terjawab rasa penasarannya itu.
"Iya dia suka ngechat aku duluan. Lama lama aku juga jadi suka balesin nya hehe. Sejauh ini kita udah pernah jalan bareng juga kok. Waktu malam minggu kemarin dia meminta untuk ditemani kerumah temennya."
Cerita panjangku pada Rara dari pertama kali jalan bareng gimana. Membicarakan isi chattingan ku sama kak Afi sampai tidak terlewat soal bagaimana tadi pagi aku bisa berangkat ke sekolah bareng sama kakel itu.
Rara masih belum percaya dengan semua ceritaku. Dia terus bertanya apa ini benar? Karna menurut dia ini bukankah terlalu cepat? Dalam waktu seminggu kami udah mengenal cukup jauh satu sama lain. Saking asik nya kami mengobrol sampai tidak mendengar suara bel masuk. Dan baru tersadar ketika guru mulai masuk ke dalam kelas kami.
"Pokoknya kamu nggak boleh telat lagi ceritainnya ke aku. Jangan kaya tadi itu langsung cerita banyak yang sebelumnya kamu umpetin dulu dari aku." Ketus Rara dengan suara pelan.
"Hehe iya siap bos Rara." Mencubit pipi Rara dengan kedua tanganku.
Jam pertama pun dimulai.
![](https://img.wattpad.com/cover/185492866-288-k997965.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu canduku
Teen FictionTentang kamu yang telah menjadi canduku dan sebuah kisah yang tak pernah usai.