Selamat membaca:)
***
Tilulitt..tilulitt..
Bunyi dering dari ponselnya membuat Ella mengalihkan pandangan dari buku fisikanya, besok ada ulangan, mungkin kalo nggak ada nggak dibuka itu buku. Sambil nunggu teman-temannya dia belajar daripada nggak ngapa-ngapain. Memang mereka tadi janjian mau ke rumah Ella setelah pulang sekolah.
Ella mengambil ponsel diatas kasur empuknya. Menekan tombol hijau di layar, karena penasaran sebab tidak ada nama penelfonnya.
"Halo!"
"ELLAAAA," teriakkan dari sebrang sana membuat Ella kaget dan menjauhkan ponselnya dari telinganya.
Siapa sih? Gerutu Ella.
"Halo La, ini gue," dari sana terdengar suara sangat antusias.
"Iya, ini siapa?" Tanya Ella.
"Ya ampun La, masa lo nggak ngenalin suara gue sih?" Terdengar hembusan napas dari orang itu.
'Ini gue yang lupa atau gimana sih?' tanyanya di dalam hati
"Maaf, siapa ya?" Tanyanya dengan hati-hati sekali lagi.
"Coba inget-inget deh," titah orang itu. "Eh nggak papa deh, tunggu besok aja oke, dadah Ella.." sambungannya terputus, membuat Ella semakin bingung.
"Kira-kira siapa ya? Tapi suaranya familiar deh buat gue, iya, tapi siapa? Yaudah lah tunggu besok aja. Walaupun gue nggak paham besok dia mau apa," Bukannya bingung soal orang tadi, Ella malah cengar-cengir sendiri memikirkan kok ada orang seperti dia.
"ELLAAA I'M COMING," suara teriakan dari arah pintu kamarnya membuat Ella terkejut dan refleks jatuh diatas kasur, untung aja.
"HUAAA," teriak Ella. "Eh anjrit lo ngagetin gue tau." Omel Ella kepada temannya, Dara.
"Ya kagetnya nggak gitu juga kali, kaya ngelihat setan aja lo," kesal Dara, Abel malah sudah tertawa dari tadi.
"Emang lo kaya setan, lagian dateng-dateng malah teriak-teriak, bukannya ucap salam."omel Ella lagi.
"Udah-udah ah, kaya anak kecil lo berdua." Abel melerai keduanya, dan meletakkan makanan yang dibawanya diatas meja belajar Ella. Kemudian duduk diatas kasur disebelah Dara yang sudah duduk duluan.
"Wiihh, banyak banget makanannya, pas banget kalo gitu, dirumah nggak ada makanan, oma lagi jenguk sodara yang ada di kampung soalnya." Dengan mata yang berbinar Ella menghampiri dan membuka kantong plastik yang berisi banyak makanan itu.
"Lihat makanan aja lo langsung nggak marah lagi, dasar," sinis Dara.
"Emang kenapa, masalah buat lo?wlekk," balas Ella dengan menjulurkan lidahnya. Yang langsung membuat Dara berdecak.
Daripada meladeni Dara yang nggak akan ada capeknya buat adu mulut sama Ella, Ella memilih untuk memakan martabak telur yang dibawakan Abel tadi.
Saat makan, Ella tiba-tiba ingat orang yang menelponnya tadi. "O iya, tadi ada orang yang nelfon gue, tapi gue nggak tau siapa. Dari suaranya kedengaran familiar sih, tapi gue lupa." Ella menceritakan dari awal sampai akhir.
"Masa punya temen kok lupa siapa," Dara tiba-tiba menyaut ketus, dan itu membuat Abel dan Ella saling pandang satu sama lain.
"Lo kenapa sih Dar?" Tanya Ella.
"Ya gue masih kesel aja sama lo, masa gue di kata setan,"
"Ya ampun, gitu aja di bawa hati sih, kan lo yang bilang duluan," Abel dan Ella malah tertawa tanpa menghiraukan Dara.