Selamat membaca:)
***
"Sumpah, gue nggak kepikiran banget kalo yang nelpon gue kemarin itu elo," ujar Ella ditengah-tengah makannya. Saat ini mereka ber-4 sedang berada di kantin karena istirahat.
"Ya masa lo nggak ngenalin suara gue, orang baru pisah 2 tahun aja udah lupa," jawab Zanna sambil mengaduk minumannya.
"Eh iya, kenapa lo pindah kesini? Dan kenapa lo cuma nelpon Ella, nggak nelpon gue sama Abel." Tanya Dara.
"Gue disuruh pindah kesini sama nyokap bokap gue buat nemenin nenek gue. Dan kenapa gue nggak nelpon kalian, itu karna gue nggak ada nomornya, udah dua minggu gue nyari tapi ketemunya cuma nomornya Ella itu juga baru kemarin, terus langsung gue hubungin deh. Dan dari mana gue dapet nomornya Ella, gue itu tanya sama teman SMP kita yang SMA nya satu sekolah sama gue, si Adit tapi katanya dia nggak punya nomor lo, terus pas gue nanya ya kan, temennya si Adit itu tiba-tiba nyaut, katanya gini 'eh siapa tadi kata lo? Ella? Gue punya temen sih yang sering banget cerita sama gue tentang Ella-Ella itu, tapi gua juga nggak tau siapa Ella, kalo nggak salah sekolahnya di....SMA Pertiwi.' Gitu katanya."
Sejenak Zanna mengambil napas kemudian mulai menceritakannya lagi. "Awalnya gue nggak percaya juga sih, tapi pas dia nyebut sekolah lo ya gue percaya aja. Terus gue minta tolong buat nanyain ke temennya itu dia mau, besoknya Adit yang ngasih nomor lo ke gue lewat line gue, karna hari itu gue udah nggak masuk sekolah." Setelah Zanna selesai bercerita panjang lebar, ketiga temannya hanya memandangnya, ini yang membuat Zanna kesal.
"Kalian paham nggak sih?" Tanya Zanna yang masih ngos-ngosan setelah bercerita panjang lebar. Ketiganya hanya menganggukkan kepala kompak. Yang membuat dengusan keluar dari mulut Zanna.
"Zan," panggil Dara yang masih mematung.
"Hem?" Jawab Zanna sambil memalingkan pandangan dari ponselnya.
"Bel udah dari 2 menit tadi loh, dan sekarang ada ulangan fisika." Bukannya Dara yang menjawab, malah Abel yang menjawab dengan raut yang masih cengo tentunya.
"Gila kalian, terus ngapain masih di sini," ucap Zanna kemudian berdiri meninggalkan teman-temannya pergi ke kelas. Disusul oleh Abel kemudian Ella dan Dara.
Hosh..hosh..hosh..
"Kalian ngapain lari sih?" Tanya sekaligus omel Ella saat sudah sampai di depan kelas. Kini kedua tangannya berada di lutut, saking lelahnya.
"Lah, lo kenapa, La?" Alih-alih menjawab pertanyaan Ella, Abel malah balik bertanya.
"Lagi masak. Ya capek lah, udah tau masih nanya." Jawab Ella yang membuat Abel terkikik.
"Loh, belum ada guru yang masuk ya," ucap Zanna.
"Yaudah lah biarin masih capek juga gue," respon Dara, yang saat ini sudah duduk diatas lantai.
"Eh, itu bukan sih?" Tanya Zanna sambil menunjuk arah Pak Shakti yang berjalan menuju kelas mereka.
Karena arah yang di tunjuk Zanna adalah arah belakang Dara, Dara membalikkan badan agar dapat melihatnya.
"Ngapain sih itu guru pake dateng segala," kesal Dara sambil berdiri dari duduknya.
"Ya buat ngajar lah," jawab ketiga temannya kompak, dan mendapat dengusan dari Dara.
"Yaudah, terus ngapain masih disini," timpal Zanna yang kemudian masuk ke kelas duluan.
🏙🏙🏙
Saat ini Ella dan teman-temannya sedang berada di cafe dekat sekolahnya, karena tadi mereka bertiga berangkat bareng sekalian ngajak Zanna buat bareng juga.
"Eh, daripada diem mending kita pesen sesuatu kek." Kata Ella yang nggak tahan keheningan.
"Iyaa ish ini perut udah demo di dalem." Jawab Abel dengan muka melas.Seorang waiter menghampiri meja Ella dkk.
"Mbaknya mau pesan apa?" Tawar seorang waiter dengan senyum ramah.
"Mmm...pesen apa ya? Ah iya aku mau Red velvet latte sama friench fries. Kalian mau apa?" Ujar abel penuh semangat.
"Kita pesen 2 lemon tea sama green tea latte"
"Oke, jadi 2 lemon tea,1 green tea latte,1 Red velvet latte, dan 1 friench fries. Oke di tunggu sebentar ya" Ulang waiter di akhiri dengan senyuman.
***
"DARA PULAAANG," Teriak Dara saat sudah di depan pintu rumahnya.
"Nggak usah teriak-teriak dong, sayang." Jawab oma yang baru saja keluar dari kamarnya kemudian menghampiri Dara di ruang tamu.
"Hehe iya maaf oma, abisnya hari ini Dara seneng banget banget banget." ucap dara berlebihan.
"Apasih yang membuat cucu oma ini sampai seneng begini," tanya oma sambil mencubit pipi dara gemas.
"Ihh oma, sakit tau," rengek Dara sembari melepaskan tangan oma dari pipinya itu. "Sini deh oma, Dara mau cerita banyak sama oma." ucap Dara sambil menarik lembut oma ke sofa.
.......
.......
.......
.......
.......
"Ohh, jadi itu yang membuat cucu oma ini nggak berhenti senyum-senyum,"
***
A/N : hai gengss baru bisa up nichh, hehe
pada nungguin yaa? atau gak ada yang nungguin.
yahh sedih adek bwangg.
canda dikit gapapa walaupun garing.next lagi kapan nichh?