Selamat membaca:)
***
Ella sedang menikmati semangkuk bakso dengan ditemani ponsel yang berada ditangannya. Inilah kebiasaan Ella, yang tidak bisa berpisah sebentar dengan ponsel. Kedua sahabatnya yang berada disampingnya pun hanya geleng-geleng kepala, karena sudah lelah menasehati Ella.
Saat Ella akan menyuapkan bakso terakhir kedalam mulutnya, tiba-tiba ada yang mengagetkannya dari belakang. Saat Ella menoleh yang dilihatnya adalah Adelard dengan senyuman manis, tapi tidak bagi Ella.
"Bisa nggak sih lo, nggak gangguin gue satu hari aja?" Kesal Ella sambil membersihkan bercak kuah bakso yang ada diseragamnya.
"Nggak," jawab Adelard dengan cengiran khasnya.
Kedua sahabat Ella hanya diam memandangi Adelard, masih tidak percaya, bagaimana bisa Ella terlihat dekat dengannya?
"Dara, Bel, cabut yuk. Mood gue udah ancur, gue males debat ama dia," ajak Ella kepada kedua sahabatnya.
"Eh, iya." Jawabnya bersamaan.
🚞🚞🚞
"La, lo kok bisa kenal sama dia, perasaan lo jarang banget punya temen cowok." Tanya Ele heran saat sudah berada di dalam kelas yang didukung anggukan kepala dengan Dara.
"Gini, kemarin gue nggak masuk kan, waktu itu gue telat gerbangnya udah ditutup sama pak Herman, trus gue ketemu sama dia, malah gue di antar pulang. Nggak jelas banget ya kan?" Jelas Ella.
"Kok bisa? Gue juga mau kali, gue rela kalo telat bareng sama dia." Teriak Ara. Semua anak yang ada di dalam kelas langsung menghadap ke asal suara itu.
"Ra, jangan malu-maluin ah." Bisik Abel.
"Ya maaf, tadi gue refleks kali."
"Refleks kok terus," gerutu Ella. Ara hanya cengar-cengir dibangkunya.
🚞🚞🚞
Jika kebanyakan teman Ella masuk jurusan ipa karena menyukai pelajaran berbau matematika seperti, ipa fisika,kimia dan biologi. Beda lagi dengan Ella, dia tidak menyukai semua pelajaran itu, bahkan ia merasa salah memilih jurusan. Di depan sana seorang guru bertubuh kekar, berkumis melintang, sedang menjelaskan materi dengan tegas tentang Vektor tetapi ella malah sibuk dengan gambarannya. Dia tak mendengarkan materi yang dijelaskan oleh guru dengan benar, sampai Pak Broto(guru fisika) selesai dengan apa yang dijelaskan, ella masih tidak menghiraukannya.
"Adriella Selomitha!" panggil Pak Broto dengan garangnya. Ella mengangkat pandangan dari kertas gambarnya dan melihat pak broto berkacak pinggang sambil memelototkan matanya.
"Ya,,kenapa pak? Eh itu mata bapak dijaga ya awas nanti loncat keluar loh, kan nanti bapak juga yang susah. Kalo saya sih ogah ya disuruh ngurusin mata bapak yg keluar." Cerocos ella panjang lebar. Mendengar perkatan Ella Pak Broto langsung naik pitam.
"Mulut kamu dijaga ya, masih kecil juga udah pinter ngomong!" balas Pak Broto menggebu-gebu.
"ya iya lah saya pin...mmpphh." Pembelaan ella tidak bisa di teruskan karena Ara sudah membekap mulut mercon Ella.
"Pak mohon maaf ya temen saya baru keluar dari rumah sakit jiwa kemarin, jadi ya gini." Ara menengahi perdebatan antara kucing dan anjing itu.
"Saya sudah lelah berdebat dengan kamu Ella. Jadi terserah kamu mau keluar atau tetap di dalam kelas tapi dengarkan penjelasan saya." Pak Broto memilih mengalah saja, berdebat dengan Ella sangat membutuhkan tenaga ekstra.
"Yeee si bapak, saya di dalam kelas juga nggak ribut, daritadi duduk anteng dengan tuma'ninah" Ella masih belum mengalah. Perdebatan antara Ella dengan pak Broto memang hampir sering terjadi di setiap pertemuan.
Kelas yang semula ramai karena terdapat debat pilpres, langsung hening tatkala mendengar ketukan dari pintu. Seluruh tatapan beralih ke pintu itu.
"Assalamualaikum," seseorang mengucap salam dengan sopannya sambil membuka pintu. "Maaf pak mengganggu, tapi ini hp bapak ketinggalan di kelas tadi." lanjutnya.
"Oh iya. Saya baru sadar kalo saya nggak bawa hp. Makasih ya nak Ando." ucap Pak Broto.
"Iya pak sama-sama." jawab cowok yang bernama Ando itu dengan sopan dan menyerahkan ponsel milik pak broto.
Sembari menyerahkan ponsel Ando berbisik kepada pak broto.
"Bapak tidak usah repot-repot debat sama ella. Kasihan nanti Ella nya nangis ke saya, kan jadi saya yang susah. Oke saya titip cewek kesayangan saya ke bapak." Seperti itulah bisikan ando kepada pak broto.
"APA ELLA SI MULUT MERCON ITU PACAR KAMU?" Pak Broto berteriak karena saking kagetnya. Dan entah kebetulan atau telah di rencanakan rata-rata siswi yang ada di kelas berteriak. "HAA?"
"Apa bener Ella, kalau Ando itu pacar kamu? Saya nggak ikhlas lahir batin kalau sampai itu beneran."
Bukannya menghiraukan ucapan pak Broto, Ella malah conge di bangkunya. Hal itu membuat Ando tertawa kecil, kemudian pamit keluar kelas.
🚞🚞🚞
Haii holla...
Kira-kira Ando itu siapa?
Apakah Ella akan mengakuinya sebagai pacar?
Oke, gue nggak mau banyak bacot disini.
Jangan lupa share,vote and comment cerita ini ke teman-teman kalian. Biar seru😋..
Kalau ada typo bilang sama author ya. Author jahat ratu typo👑Salam
Author jahat yang banyak bacot tapi sayang kalian😎
rnyptry
KAMU SEDANG MEMBACA
Without You (Slow Update)
Ficção AdolescenteNggak usah basa-basi langsung cek aja😊