enam

1.8K 87 0
                                    

Dastim pov

Aku masih termenung selepas kejadian di ruang rapat Dey groub tadi. Aku tidak tahu apa maksud rekan bisnisku berkata seperti itu tadi.

Flas back

setelah rapat dey group dan dedastim company

"Ekhmm tuan dastim, ada yang mau saya tanyakan" Ucap desta menghentikan langkahku yang hendak keluar ruangan
Aku berbalik menghadapnya menaikakan alisku bingung,tumben desta bersikap aneh seperti ini, ya meskipun belum lama aku mengenalnya segai rekan bisnis, tapi seingatku kami tidak se akrab ini di luar pekerjaan

"Ya ada apa sir ? Sepertinya serius ?"
"Apa anda yakin dengan pernikahan anda 2 minggu lagi ?"
"Apa maksud anda sir ?"
"Fikirkanlah sekali lagi, jangan sampai anda menyesalinya" Ucap desta ambigu,
"She is back khalil" Bisik desta yang melenggang pergi.

Flash back off

Apa maksudnya coba? Ya memang benar aku akan menikah 2 minggu lagi,itupun karna paksaan ibuku dan perjodohan sialan yang sangat tidak aku sukai. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak ingin mengecewakan ibuku lebih dalam lagi. Cukup sudah selama 7 tahun ini aku menantikan dia yang entah masih mengingatku atau tidak.
Tapi tunggu, she is back khalil ? Khalil ? Tidak biasanya desta memanggilku dengan nama depanku, dan she is back ? Siapa perempuan yang di maksud desta? 

"Arrrhghhhh.." Erangku frustasi. Sedikit menarik perhatian beberapa orang yang tengah lewat di depanku, aku tidak peduli. Hal ini begitu menggangguku.

"Om jelek banget kalau lagi gila" 

Aku tersentak mendengar suara itu, aku gila ? No ! Aku masih waras ! Siapa sih yang tega ngatain aku gila!

"Kamu !!! " Aku melihat anak kecil yang berdiri dengan cool nya di depanku duduk. Dia kan anak laki laki yang kutemui di bandara kemarin? Iya kan ya ?

"Gibran ?" Tanyaku mencoba meyakinkan ingatanku.

"Yes uncle, I'm Gibran" Ucapnya lugas lalu tanpa permisi duduk disampingku.

"Kamu sama siapa disini ?" Tanyaku heran, pasalnya Gibran tu masih kecil kok iya orang tuanya tega ninggalin dia sendirian di taman yang rame gini, nggak takut diculik apa ?

"Sama temennya momy"
"Temen momy ? Momy kamu kemana boy ?"
"Momy pergi dari pagi, nggak tau kemana" Ucap gibran dengan polosnya. Ada ya ibu yang tega ninggalin anaknya dirumah tanpa pamit. Kok tega !
"Dady kamu ?"
Tiba tiba saja wajah manis Gibran berubah muram, apa aku salah bicara?
"Gibran belum pernah ketemu dady uncle, momy nggak pernah ngasih tau dady ada dimana " Deg !!! Ibu macam apa yang tega misahin anak sama bapaknya ?? Nggak tau kenapa aku ngerasaain sakit yang Gibran juga rasain. Bayangin aja kalau aku dipisahin sama anakku. Sumpah ya nggak punya hati ini orang tuanya.

"Udah Gibran nggak boleh sedih ya, kan ada uncle. "

"Gibran boleh panggil uncle dady nggak ?" Eh ? Nikah aja belum udah dipanggil dady, tapi nggak papa sih seneng juga dipanggil dady

"Emangnya kenapa kok gibran mau panggil uncle dady?" Godaku pada anak manis digendonganku ini

"Karna dady tampan kayak gibran" Aku terbahak seketika, aku tampan? Anak kecil aja  ngakuin aku tampan loh ?

"Okey okey, gibran boleh panggil uncle dady kok, sekarang dady anterin kamu pulang ya, nanti kalau momy nyariin gimana ?"

"Gibran !!!!!! Kesini lo anak nakal !" Aku kaget dengan teriakan itu, sedangkan gibran dia menyembunyikan wajahnya di gendonganku.

Mataku menyipit memandangi laki laki yang berjalan kearah kami,

"Bastian ?" Tanyaku tak percaya
"Elo ? Cih apes bener gue ketemu elo, sini cepet balikin anak gue"
Anak bastian ? Bukannya tadi gibran bilang nggak tau bapaknya siapa ?
"Anak lo ? Jangan ngaco deh !"
"Heh gibran, cepet turun kita pulang. Emak lo nelfonin gue ini"
"Heh lo jangan kasar kasar dong sama anak kecil. Bahasa lo kasar bener sih"
Bastian mengabaikanku. Lagi.

"Gibran turun !!" Kali ini disertai teriakan yang menggelegar
"Nggak mau, uncle crewet, dady ayo anterin gibran pulang. Gibran nggak mau sama uncle crewet itu"

Bahahahaha.. Bastian cerewet ??
"Udahlah bas, biar gue aja yang nganterin dia pulang. Kasih alamatnya aja "

Dastim pov end

"Udahlah bas, biar gue aja yang nganterin dia pulang. Kasih alamatnya aja " Ujar dastim dengan entengnya.

Sedangkan bastian udah kalang kabut. Mana mungkin dia ngebiarin dastim pulang ngantar gibran, bisa dicincang dia sama emaknya Gibran. Ini lagi kenapa dia bisa ketemu sama dastim sih, kan nggak banget takdirtuh.

"Nggak nggak ! Gibran pergi ama gue, jadi balik ya ama gue. Gibran ayo turun kamu mau momy kamu marah karna kamu main sama orang asing ?"    Bastian sedikit menakut nakuti gibran. Dia nggak tau lagi gimana caranya supaya itu bocah yang kelewat dewasa dari usianya mau nurut sama dia.

"Ih uncle mah mainnya ngancem ngancem. Ya udah aku pulang sama uncle aja" Bastian bernafas lega. Akhirnya mau nurut juga itu bocah. Benerdeh keras kepala kayak bapak sama maknya tu bocah. Eh btw bapaknya ada disini ya.

Gibran pun turun dari gendongan Dastim, beralih manja ke gendongan Bastian.

"Ya udah dady, gibran pulang dulu ya ?"

"Hah dady ? Kamu manggil dia Dady gib ?" Tanyabastian tidak percaya. Tidak mungkin kebetulankan ?

"Iyalah.. Uncle dastim nggak keberatan kok aku panggil dady, iya kan dad ?"

"Iya boy, om suka kok kamu panggil dady" Jawab dastim dengan senyum manisnya,kalau diperhatikan mereka berdua sama sama memiliki lesung pipi yang sama loh.

"Yajelas lah nggak keberatan orangdia bapaknya" Gerutu bastian lirih. Meski lirih kata -katanyaberhasil di dengar samar oleh Dastim.

" Lo ada ngomong sesuatu bas ?" Tanya dastim meyakinkan

"Hah apaaan ? Enggak kok. Udah gue balik dulu"

______________

"Lo tuh bener bener ya bas, seenaknya lo ngajak main anak gue tanpa ijin gue, lo pikir gue gak kuatir apa hah !!! Gue udah nyari kemana - mana tapi nggak ketemu, gue takut bas gue takut ada apa apa sama gibran"  Leona memarahi bastian habis - habisan sambil menahan isakannya,  jiwa keibuanya muncul ketika ia pulang tapi tidak menjumpai putra semata wayangnya dirumah. Apa lagi ketika semua orang ditanya nggak ada yang tahu dimana putranya.
Lalu ditengah kepanikannya tiba - tiba bastian datang bersama gibran tanpa wajah berdosa dan ngerasa bersalah udah ngajak anak orang tanpa ijin orang tuanya. Siapa yang nggak kesel coba !

Melihat momynya yang sangat marah, gibran jadi ketakutan sendiri di pangkuan desta. Ya semenjak selesai rapat tadi desta langsung nyusul leona ke cafe, dia juga begitu merindukan keponakannya yang ajaib ini.

"Uncle ta, Gibran takut," Adu gibran pada desta

"Udah dong na, gibran ketakutan tau lihat kamu marah - marah terus sama bastian, lagian kan bastian juga udah minta maaf" Ucap desta melerai

"Tapi kak.."
"Kamu nggak kasihan sama gibran ?"

Leona menghela nafasnya kasar, berjalan pelan menghampiri putranya

"Gibran udah makan sayang ?" Tanya leona pada putranya yang hanya dijawab gelengan .

" Yaudah sekarang gibran mandiya, momy siapin makan siang kamu"

"Tapi momy jangan marah lagi ya, gibran takut" Lirih gibran sambil memeluk erat leona

"Asal gibran nggak bikin momy kuatir lagi"

"Gibran janji nggak akan bikin momy kuatir lagi" Leonapun mengecup sayang kepala putranya. Sungguh dia tidak akan rela kalau sampai putranya kenapa - napa

Tanpa mereka semua sadari, ada sosok laki - laki yang memperhatikan kejadian itu sejak tadi dari jauh. Hatinya marah saat ia bertemu kembali dengan masa lalunya. Masa lalu yang mirisnya masih sangat ia inginkan.

"Kenapa baru sekarang kamu balik na ?"

You and My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang