Aku terbakar api kematian rasa
Kepada yang berbahagia,keluarga tercinta
Harusnya aku turut berduka cita
Atas kehilangan buah cinta
Yang harusnya kau jaga
Bukan kau sia sia
Sepa Ferdinand Rahmadan🔥Sepa POV
'Gadis manis di pangkuan ku telah terluka karena keluarganya
Harusnya ia di sayangi,di cintai bukan di sakiti'kata sepa dalam hati.Gadisnya tenggah tertidur pulas di pangkuanya.
Hingga terciptalah keheningan yang menenangkan.
Jari lentiknya menelisipkan anak rambut yang berterbangan di tiup angin sepoi sepoi yang mengiurkan.Sesekali ia mengusap bekas air mata yang telah mengering dan ia melihat kantung mata gadisnya yang membiru dan memerah akibat derasnya berlian yang jatuh membasahi pipinya
Lalu sepa melihat lengan dan pipinya yang memar dan membiru akibat pukulan dan tamparan yang neneknya berikan
Saat sepa menyengol pundak gadisnya.Gadisnya melengos menahan sakit.
Sepa bangkit lalu meletakan kepala gadisnya di jaket yang sepa letakan di bawah agar gadisnya nyaman.Ia berlari ke gubug kecil yang tidak jauh dari tempatnya duduk tadi.
Setelah mengambil kotak P3K ia kembali ke tempat yang tadi ia tinggal tadiSepa segera mengobati luka di pipi dan lengan gadisnya.
Sesekali gadisnya mendengus menahan sakit
Namun tak urung ia membuka kelopak matanyaSaat mengobati luka gadisnya,ia jadi ingat beberapa bulan yang lalu saat gadisnya mengatakan segalanya.
Flashback
Di sebuah hutan yang indah nan bergubug cantik terdapatlah 2 sahabat perempuan dan laki laki.
Sang gadis menangis tersedu sedu di dalam pelukan prianya.
Bukannya pria tersebut kaget,ia sudah terbiasa mendengar tangis dan melihat luka yang gadisnya dapati.Saat prianya bertanya,selalu sang gadis mengatakan ia tak apa apa.
Katanya kalau ia sudah siap ia akan mengatakannyaHingga si pria sudah muak,ia tak tega melihat gadisnya terlihat bahagia padahal di balik tawanya ia sangat terlula.
Terluka lahir dan batinMungkin banyak orang yang tertipu oleh senyum manisnya.
Dan gadis nya tidak pernah bercerita apapun kepada siapapun selain zia sahabatnyaIa lelakinya,ia juga ingin tau segalanya tentang gadisnya
Dan ia akan mencoba bertanya"Tamara" Katanya sambil mengusap lembut rambut gadis nya,yaitu Tamara
"Tamara,gue udah sahabatan lama sama lo.Dan gue udah angep hubungan ini lebih dari sahabatan.Bertahun tahun lo mendem semua ini dan bertahun tahun lo engak pernah cerita sedikit aja tentang lo,kehidupan lo,keluarga lo bahkan gue aja cuma tahu nama lo.Dan bodohnya gue selalu nungu sampe bertahun tahun untuk lo.
Tamara gue tahu semua orang butuh privasi,tapi ini gue ra,bukan orang lain.
Gue udak muak ra dengan semua ini,gue nhak tega liat lo selalu nangis,terluka dan gue ngak tau harus bahagia atau sedih diatas kesedihan yang lo pendem sendirian.
Gue muak ra gue juga ikut terluka saat lo ter luka gue -- "
Sekarang sepa agak meningikan suarannya
Dan ucapan nya terpotong oleh suara Tamara yang mengintrupeksi untuk berhenti berbicara"Sepa cukup,cukup,cukup"
"Maafin gue,ngak seharusnya gue gini.
Dan mulai sekarang gue janji ngak bakal ada rahasia privasi atau apa segala macem di antara kita,Siap ngak siap gue harus jujur sama lo"Tamara melepaskan pelukannya
Lalu menarik tangan Sepa agar duduk di kursi kayu yang lumayan bagus"Ra kalo ngak siap gue ngak apa ko--" Jari telunjuk Tamara menempel di bibir sepa
Pertanda jangan berisikKeheningan menyelimuti,hanya angin sepoi sepoi yanv kini berirama dengan syahdunya
Hingga Tamara mulai membuka mulutnya"Sepa kalo gue cerita panjang lebar lo jangan potong omongan gue ya,kalo gue nangis lo ngak usah apa apain gue.Pokoknya lo fokus dengerin cerita gue.Lo janji ya"
Sepa menganguk anguk paham lalu membalas jari kelingking yang Tamara acungkan
"Dari kecil gue selalu di marahin,gue di pukulin sama ibu gue.
Kata kakak dan nenek gue orang tua gue udah cerai.Tapi gue masih tau kok ayah gue gimana.
Orang tua gue cerai gara gara gue.
Gue anak yang ngak di inginkan.
Lo pasti mikir kalo gue anak haram
Tapi kenyataanya bukan,gue bukan anak haram
Gue darah daging dari ayah dan ibu guee.Pasti lo nanya kenapa mereka cerai karena gue.
Sebenarnya ayah sama ibu gue cuma pengin satu anak di hidupnya.
Tapi kenyataan berkata lain.Ibu gue hamil gue
Setelaah ayah tau kalo ibu hamil,ayah langsung menceraikan ibu.Dan ibu ngak terima ibu ngak mau di ceraikan ayah
Hingga ayah selingkuh,dan dengan tega teganya selingkuhan ayah di bawa ke rumah dan secara langsung ibu ngak terima.
Ibu dorong selingkuhan ayah sampai masuk rumah sakit.
Ayah ngak terima dan langsung menceraikan ibu.
Dan akhirnya ibu depresi.
Ibu ngak pernah meluk gue,cium gue bahkan liat gue aja ibu jijik!
Saat itu gue masih dapet kasih sayang dari kakek nenek dan kakek.
Hingga beberapa bulan ke depan kakek meninggal.Nenek sangat terpukul.
Ibu pun semakin parah.Nenek sudah tidak seperti dulu lagi.Hari itu nenek seringkali menangis dan melamun hingga gue hanya dapet kasih sayang dari kakak gue yang saat itu masih kecil.Semakin lama kebutuhan meningkat dan hutang di mana mana.Akhirnya rumah peninggalan kakek di jual untuk kebutuhan sehari hari,obat ibu dan bayar hutang.
Lalu kami pinda kerumah yang sangat kecil.Ibu ngak mau tinggal di rumah kecil itu hingga ibu bunuh diri."Tamara menanfis tersedu sedu.Dan sepa segera memeluknnyaa"Udah ra,kalo ngak kuuat ngak usah terusin" Kata sepa
Tamara segera melepaskan pelukanya dan menghapus air matanya
"Ibu bunuh diri sampe meninggal.Nenek gue ngak terima.Dan segalanya di tuduhkan ke gue.
Gue yang di salahin pa,gue di sangka pembunuh gue di asingkan.Gue di benci dan yang parah gue selalu di pukuli samle sekarang.Luka luka ini semua perbuatan nenek gue pa.Makanya gue ngak pernah cerita ke elo.
Waktu terus saja ber putar dan gue semakin besar dan semakin menderita
Iya dulu masih ada bang hen yang lerai kalo gue di pukul nenek.Sekarang?Sekaramg Bang hen udah kerja dan gue sendiri pa.
Gue pengen menyudahi semuanya tapi ngak bisa pa.Gue anak haram GUE ANAK HARAM PA ,HARA.,NGAK ADA YANG SAYANG SAMA GUE PA NGAK ADA,HKIS AAAAAAaaaaaaaa"Tamara menjerit dan memelankan suaranyaFollow-Fllback
niketia21
KAMU SEDANG MEMBACA
Tamara
RandomHidup bukan hanyalah tentang keterpurukan. Ataupun ketertekanan. Tertawalah, berbahagialah. Tunjukan kepada mereka semua bahwa kamu bisa. "Aku patah, aku retak dan aku pecah. Tolong bantu aku. Aku ingin antara patah, pecah dan retak menjadi kekuatan...