B.{bab 19}

157 37 2
                                    

Jangan bermain api jika takut panas🔥

🖤🖤🖤

Tidak terasa, 1 tahun berlalu. Kini Tamara dan Dyo harus meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dyo memutuskan untuk melanjutkan kuliah bersama dengan Tamara. Dyo seperti tidak inggin berjauh-jauhan dengan Tamara.

Sejak kejadian 1 tahun silam, Tamara dan Dyo semakin lengket dan dekat. Hampir tidak pernah mereka bertengjar, mungkin hanya sekali dua kali. Tapi mereka dapat menyelesaikan nya dengan kepala dingin.

Jika Tamara yang salah, Dyo meminta maaf, jika Dyo yang salah, Tamara yang minta maaf. Aneh bukan?

Saat ini mereka tengah berbincang-bincang di kontrakan Tamara.
Dyo tengah sibuk memelototi handpone, sedangkan Tamara mengisi formulir pendaftaran universitas di jakarta. Bukan universitas ternama sih, tapi lumayan terkenal lah.

"Ra gila, ra lihat nih"

"Apa"

"Lihat nih, lo masuk 3 besar di sekolah kita"

"Beneran?"

"Ngapain gue bohong sih ra"

"Alhamdullilah ya allah. Walaupun gak yang terbaik, tapi gue bersyukur banget"

"Jangan sombong deh lo"

"Harus sombong dong. Yuk gue traktir bakso mang ojak"

"Mang ojak? Siapa tuh?"

"Bapak lu"

"Anjir"

"Yaudah yuk cus"

"Ikuuut" Teriak diwa dari dalam

"Ya allah kakak jadi lupain diwa ganteng"

"Wa, kak ara sok-sok an mau traktir kita nih. Come on kita habisin dompet kak ara"

"Gak mau mau ah. Kasian tau bang, kak ara harus banting tulang demi nyekolahin diwa"

"Dengerin tuh bang dyo yang jelek"

"Bercanda diwa araaa"

🖤🖤🖤

"Mang bakso 3, es jeruk 3 sama .. "

"Udah bang, jangan dengerin masnya" Ara menyahut

"Yee, kenapa sih. Katannya di traktir. Serah gue dong mau pesen apa"

"Bodo, wle"

Sudah menjadi kebiasaan mereka, hal kecil seperti ini sering terjadi.

Setelah pesanan datang, Ara, Dyo dan Fiwa memakan bakso dengan lahap. Sambil berceloteh ria mereka ber-3 tampak begitu bahagia. Banyak orang lewat berlalu lalang, mereka semua mengira bahwa Ara dan Dyo adalah pasangan suami isti beranak satu yaitu diwa, wkwkwk lucu gak sih??

Di tengah-tengah leluconan mereka ber tiga, tiba-tiba handpone Dyo berdering dengan keras.

Dyo segera mengangkat telepon dan terburu-buru mencari tempat yang sepi. Tamara heran, tidak biasanya dyo akan pergi jika mengangkat telepon.

Tapi bodoamatlah lah, Tamara bisa tanya nanti saja. Saat ini dia harus makan yang banyak, agar dapat tidur yang nyenyak dan bangun pagi dengan segar.

TamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang