Part 40 - Asal Usul Airin

1.4K 108 7
                                    

"Jadi Yang Mulia berniat menjadikan Dayang Airin sebagai permaisuri Anda begitu?" suara Menteri Hoshi terdengar ragu dari yang bisa ditangkap oleh Kaisar Zian.

"Benar. Bagaimana pendapat guru tentang hal ini?"

"Izinkan saya untuk berkata jujur, Yang Mulia." Menteri Hoshi melanjutkan, "Akan sangat sulit. Apalagi latar belakang Airin pasti akan membuat istana gempar seketika. Para bangsawan juga tidak akan setuju dengan ini. Mereka tidak mungkin mau dipimpin oleh seorang permaisuri dari kalangan rakyat biasa. Pada akhirnya, keputusan Anda akan semakin memberatkan posisi Airin di istana. Akan sangat mungkin terjadi pemberontakan karena ketidakpuasan rakyat akibat pemilihan Airin."

Kaisar Zian mengangguk-ngangguk mengerti. Dia menghela napas dengan berat. Dia telah sadar akan konsekuensi sejak jauh hari jika Airin diumumkan sebagai calon permaisuri selanjutnya nanti. Sejujurnya, sudah  dua bulan berlalu sejak dia memiliki niat ini dan masa berkabung telah lama usai, dan selama ini dia diam-diam telah mencari asal-usul Airin, mengenai darimana dia berasal, siapa kedua orang tuanya, dan bagaimana garis keturunannya. Walau sampai sekarang belum memiliki titik terang sama sekali.

Sebenarnya juga, beberapa hari setelah awal Airin masuk ke istana, Kaisar Zian mulai memiliki pemikiran ini dalam dirinya, bahwa sosok Airin mengingatkannya pada seseorang yang mungkin pernah dilihat atau bahkan sangat dikenal oleh Kaiar Zian. Wajahnya terlihat begitu familiar, kecantikannya begitu langka untuk hanya sekedar terlahir di kalangan rakyat biasa, lalu perangai dan kepribadian  Airin juga begitu berbeda dari kalangan rakyat biasa kebanyakan, walau dia dibesarkan di lingkungan para pemain teater namun perangai dan kepribadiannya menunjukkan kalau ada darah bangsawan di dalam dirinya meski kaisar juga tidak terlalu yakin dengan pemikirannya ini.

"Apakah guru memiliki solusi lain? Saya sungguh menginginkan Airin menjadi permaisuri. Bukan hanya karena saya mencintainya namun karena dia memang pantas mendapat posisi itu. Kecerdasannya dan keberaniannya begitu memukau saya. Sehingga saya yakin dia dapat membantu saya memerintah kerajaan."

Menteri Hoshi terdiam cukup lama, sepertinya sedang berpikir tentang solusi yang bisa diberikannya untuknya. Hingga akhirnya...

"Saya hanya memiliki satu solusi ini, Yang Mulia."

"Apa itu, guru?"

"Airin sebaiknya mendapat gelar kebangsawanan terlebih dahulu. Untuk mendapatkannya berarti dia harus diadopsi oleh salah satu keluarga bangsawan di Huilang, karena itu, saya dan istri saya mengajukan diri menjadi orang tua angkat Airin guna melancarkan keinginan Anda ini."

Alis mata Kaisar Zian terangkat sebelah, gesture yang menunjukkan ketidakyakinan. "Apakah guru yakin dengan guru mengadopsi Airin maka masalah ini akan segera terselesaikan? Seluruh negeri tahu bahwa guru tidak memiliki keturunan. Pastilah mereka tidak akan menyetujui hal ini."

"Saya yakin, Yang Mulia," jawab Menteri Hoshi begitu tenang.

"Bagaimana guru bisa begitu yakin?"

"Karena saya yakin dengan kekuasaan seperempat Huilang yang dimiliki oleh keluarga saya akan dapat memuluskan keinginan Yang Mulia untuk mempersunting Airin. Para bangsawan dan rakyat juga mengetahui bagaimana hubungan keluarga kerajaan dan keluarga saya. Dan lebih dari itu semua, saya adalah orang tua kandung Airin."

"Apa?" 

Apakah dia tidak salah mendengarnya?

Menteri Hoshi tersenyum, "Benar, Yang Mulia. Hamba dan istri hamba sebenarnya adalah orang tua Airin. Mungkin ini terdengar tidak mungkin namun hamba memiliki banyak bukti bahwa Airin memiliki darah Keluarga Hoshi."

"Katakan kepadaku secara lisan saja, satu bukti bahwa Airin memanglah memiliki darah Hoshi."

"Tato berbentuk bulan purnama yang berada di lengan kanan atas Airin. Tato yang juga menjadi tanda bahwa dia adalah gadis yang akan menyembuhkan luka di wajah Anda."

[√] Mai SairenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang