"Pernahkah kau memimpikan suatu hal yang indah?"
Tidak. Pada dasarnya, Emily tak pernah berpikir untuk berandai-andai atau membayangkan apa yang menjadi inginnya. Ia ... tahu kalau harapan enggan menghampirinya.
Bahkan jika penafsiran mimpi yang dimaksudkan adalah artian lainnya, malam-malam yang ia lalui dengan mimpi yang membayangi selalu sama. Akan ada sebuah suara yang memanggil-manggil namanya meskipun sampai ia terbangun setelahnya, ingatan itu akan menolak untuk datang.
"Pernahkah kau berpikir untuk bisa kembali ke masa lalu dan mengulang banyak hal yang tak diinginkan?"
Tidak. Bahkan jika Emily mendapat kesempatan untuk terlahir kembali di dunia dan memilih jalan mana yang akan mengiringi hidupnya, lebih baik ia berdiam di sisi Tuhan dan ikut menjadi pengamat manusia. Ia ... tak perlu terjerat dalam neraka dunia.
Semesta memang indah. Tiap polesan dan elemen yang memenuhinya selalu berdampingan menciptakan hal yang menakjubkan. Baik pelangi setelah hujan, atau langit malam dengan taburan bintangnya. Namun tidak untuk manusia yang bernaung di dalamnya.
"Pernahkah kau menginginkan seseorang untuk melengkapi hidupmu agar bahagia?"
Well, jawabannya masih sama –tidak. Bahkan jika seseorang itu begitu tampan bak titisan dewa surga dan bergelimang harta, Emily ... akan menolaknya. Yah, kecuali uang yang mereka berikan. Ia masih harus bertahan hidup, ngomong-ngomong.
Bersama Ethan, bahagia sederhana yang ia dapat sudah lebih dari cukup. Sebab baginya, Ethan adalah hal paling berharga. Ethan ... adalah bayang harapan yang membuatnya bertahan hidup sampai sekarang.
Namun, sama seperti manusia lainnya, Emily tak pernah tahu apa yang akan terjadi kemudian. Sebab ia hanya melanjutkan hidup sampai batas yang sudah ia janjikan pada Tuhan. Tak pernah ia tahu kalau jalan hidup yang tak terduga akan mendatanginya.
Sampai di mana hal yang sama sekali tak pernah ia sangka akan hadir bersamanya, persepsinya berubah. Dari sanalah ombak besar yang akan menguji kadar kekuatan hidupnya mulai berguncang. Emily ... tenggelam dalam lautan cinta yang salah.
...
"Berhenti di sana, jangan melangkah lagi. Untuk apa kau mendatangiku jika aku bahkan bukan pilihan?"
− Emily Cole Eaton.
"Kau masih sama, masih keras kepala. Juga masih membuatku berdebar meski kau pernah meninggalkan."
− Alexander Kinston.
"Jadi hatimu tak lagi sepenuhnya untukku? Atau sedari dulu ... memang begitu?"
− Samantha Keegan.
"Apa hatimu yang tak mengizinkanku atau memang matamu yang tak pernah melihatku?"
− Dylan Mcllroy Beeson.
WONDERWALL
Copyright 2019 by zeustoshtedBuku ini adalah karya fiksi. Nama, tempat, peristiwa dan elemen lain yang ditulis adalah produk imajinasi penulis atau digunakan secara fiktif. Dilarang keras menjiplak atau memplagiat buku ini untuk kepentingan pribadi.
I know how to find a copycats :)
Visualisasi dan cast akan ada di chapter selanjutnya.
Hope you guys enjoy this story and don't forget to TAP 🌟 button💜
Publish start: 2019
Revisi: 13/06/2022
KAMU SEDANG MEMBACA
WONDERWALL (Tahap Revisi)
Roman d'amour❝Maybe, you're gonna be the one that saves me.❞ - Wonderwall by Oasis. Emily Eaton berhenti menampung mimpinya sejak lama. Baik mimpi mengenai karier maupun percintaan. Tidak, ia tak lagi membutuhkan hal payah dan menyusahkan seperti itu. Baginya...