Chapter 4. Dylan M. Besson

5.3K 840 109
                                    


"Sam, mana mungkin ia akan menyetujuinya." 

Alex  kembali menyanggah. Sedangkan Emily masih terpaku di tempatnya mencoba memastikan segala sesuatu yang ia dengar barusan adalah sebuah kesalahan indra pendengarnya atau memang ... benar begitu yang ia dengar?

"Emily, kau tak harus menyetujuinya jika kau−"

"Kenapa?" sela Emily. Jujur saja dadanya merasa sesak. Apalagi, saat melihat gurat serius yang Samantha pancarkan padanya seolah segala hal yang diucapkannya bukan masalah besar. "Kenapa harus aku?"

Samantha tersenyum miring. "Karena kuyakin hanya kau satu-satunya orang yang takkan bisa menolaknya. Bukan begitu? Apa kau ingin adikmu menyia-nyiakan prestasinya?"

"Samantha, cukup."

"Tenang saja. Segala biaya yang kau perlukan selama mengandung nanti aku yang menanggungnya. Kau, hanya perlu menjaga janin itu hingga nanti ia dilahirkan dengan selamat."

"Sam−"

"Juga, nanti akan kuberikan kau uang yang cukup banyak setelah proses persalinan selesai dan anak itu kau serahkan padaku setelahnya. Hidupmu akan terjamin dan adikmu akan menjadi orang yang sukses di sana. Apa yang kau tunggu?"

"Samantha Keegan! Kau sudah keterlaluan!"

Alex lepas kendali. Namun Samantha tetap saja bersikukuh tak peduli. Justru, pasang maniknya yang tenang dan tajam itu terus menatap Emily penuh tuntut. Seolah-olah kehendaknya harus Emily penuhi. 

Disaat yang sama Emily masih membisu karena tak tahu apa yang harus ia ucapkan untuk menanggapi. Dan melihat hal itu, sudut-sudut bibir Samantha menurun membentuk garis lurus bahkan setelah beberapa menit berlalu. Emily masih berdiam diri.

"Atau ... kau mau sekolah yang menampung adikmu akan mempersulit kelulusannya nanti? Bagaimana ... Ms. Eaton?"





Chapter 4Dylan M

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 4
Dylan M. Beeson





Sepasang kelopak itu mengerjap pelan. Kepalanya terasa berat. Bahkan untuk mendudukkan diri dari tidurnya saja tubuhnya enggan. Rasanya, ingin seharian Emily terbaring di ranjang mengabaikan segala sesuatunya. 

Ia merasa pusing setelah kepulangannya dari kediaman Alex dan Samantha semalam. Bahkan ia tak ingat apakah ia sempat menyapa Ethan semalam.

"Emily, sudah bangun?"

WONDERWALL (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang