Chapter 2. Alexander Kinston

5.8K 899 73
                                    


Emily berjalan pelan. Tak mendengar apapun selain kesunyian. Mungkin, Ethan sudah terlelap di kamarnya.

"Oh, geez ... bagaimana bisa aku membiarkannya seperti ini..."

Ia menggumam pelan saat didapatnya Ethan tengah tertidur menangkup kepala di atas meja. Dengan buku catatannya serta alat tulis yang masih tertengger pula di sana. Ada rasa perih yang menjalari hatinya saat melihat bagaimana Ethan yang tertidur ketika menunggu kepulangannya. Ethan tak pernah tak menunggu kepulangan Emily setiap malamnya.

"Ethan, tidurlah di ranjangmu," bisik Emily sembari mengusap puncak kepala Ethan pelan. Membuat Ethan terbangun sembari mengusap kedua matanya. Menyadari presensi Emily di sana.

"Oh, kau sudah pulang?"

Emily mengangguk. "Tidurlah di ranjangmu. Kenapa kau masih membaca catatanmu kalau sudah mengantuk?"

"Aku 'kan tadinya ingin menunggumu pulang. Tapi aku malah ketiduran," katanya sembari menyengir di akhir kalimat. Bibir Emily mengerut karena benar-benar tak bisa memarahinya.

"Ya sudah, tidurlah. Besok kau harus sekolah 'kan?"

Ethan mengangguk dengan senyum yang ia paparkan pula. Sembari terduduk di tepi ranjang, ia memerhatikan Emily yang menapak lantai menuju pintu kamarnya setelah mengusap puncak kepalanya pelan.

"Emily..." panggil Ethan. Menunggu yang Emily menoleh tanpa berucap.

"Tenang saja, Emily. Sebentar lagi aku akan bekerja juga jadi kau tak perlu lagi pulang larut malam. Nanti, aku yang akan menjagamu dan membiayaimu sampai kau menikah."




Chapter 2Alexander Kinston

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 2
Alexander Kinston





"Menikah...?"

Buru-buru kepala Emily tergeleng cepat. Bahkan badannya meremang saat kembali kalimat Ethan semalam terngiang. Bisa tidak, bocah laki-laki itu dewasa lebih lambat?

"Em? Kau di sana?"

Dylan menyembul dari balik pintu tepat setelah kalimatnya barusan menguar. Menampakkan dirinya setelah membuka pintu kamar hotel itu lebar. Mereka, sedang berada di salah satu kamar hotel yang disewa oleh Alexander Kinston untuk melaksanakan pertemuan mereka.

"Kau kenapa? Apa penampilanku begitu buruk?"

Kini, Emily menelisik penampilannya sendiri ketika Dylan menatapnya begitu intens. Hari itu, ia dibalut dengan terusan maroon selutut dengan kerah terbuka dan lengan setali. Membiarkan surai hitam panjangnya tergerai di balik punggung. Sementara Dylan, sendirinya tengah terdiam di tempat cukup lama sebelum ia berdeham pelan. Menghalau pemikiran anehnya.

WONDERWALL (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang