1

156 28 5
                                    

Mimpi itu seperti teguran bagiku. Teguran untuk melupakanmu atau justru berjuang lebih keras untuk mendapatkanmu.

Flashback on

"Kamu kenapa kok nangis?" anak kecil berumur 7 tahun itu menghampiri seorang anak laki laki yang sepertinya seumuran dengan dirinya yang sedang menangis di sebuah Taman yang letaknya tak jauh dari rumahnya.

"Kata mamah lala, kalo cowo nangis itu tandanya dia lemah" lanjutnya

"Kamu siapa? " Tanya anak laki laki tersebut

"Lala kan nanya Sama kamu, kok kamu malah nanya balik sama lala sih" jawab nya sambil memajukan bibirnya.

"Gelang kamu bagus, lala suka warnanya" ucap lala tiba tiba sambil memegang gelang yang melingkar di pergelangan anak laki laki itu.

"Kamu mau?" Anak perempuan itu mengangguk dengan semangat dan jangan lupakan matanya yang sedari tadi berbinar menatap gelang dengan warna merah dominan tersebut.

"Nih buat kamu, tapi jangan sampai hilang, dan kamu janji harus selalu pake gelang ini kemanapun kamu pergi" ucap anak laki laki itu sambil memasangkan gelangnya pada gadis kecil yang berada di sampingnya.

"Lala janji, makasih ya gelang nya bagus, lala suka" ucap nya takjub

Setelah anak lelaki itu memasangkan gelang pada lengan Lala, anak lelaki itu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

"Gelang kita samaan, ini sebagai tanda bahwa kita pernah saling kenal" ucapnya sambil memasang gelang tersebut pada lengannya sendiri

"Kamu kok bisa Ada disini?" Lanjut anak laki laki tersebut

"Lala gak suka di rumah, sekarang jadwal lala belajar matematika, lala gak suka matematika, matematika jahat sama lala, selalu ngerepotin lala, padahal lala gak pernah ngerepotin matematika"

"Kamu lucu ya"

"Tapi boong"

"Nama kamu siapa? Kok tadi kamu nangis?" Tanya lala pada anak laki laki tersebut.

"Namaku s-"

"PULANG DASAR ANAK HARAM" belum sempat anak lelaki itu menyelsailan ucapannya, tiba tiba suara bentakan yang cukup keras terdengar.

"MAH SAKIT MAH AMPUN" Tangis anak tersebut karena tangan mungilnya yang sedang di tarik paksa oleh sang mamah.

"Tante jangan marahin anaknya, kasian, anak tante kan ganteng, sayang kalo nangis lagi tante"

"DIAM KAMU GAK USAH IKUT CAMPUR URUSAN KELUARGA SAYA"

"Mah jangan marahin lala Ma, lala teman aku"

"ANAK SEPERTI KAMU TIDAK PANTAS MEMILIKI TEMAN, AYO PULANG" bentak sang mamah lagi sambil menyeret tangan anak laki laki itu.

"Lala jaga baik baik gelang nya ya, jangan sampai hilang, nanti besok kita ketemu lagi di tempat ini"

Flashback off

"Shaula bangun sayang, disuruh beres beres baju kok malah tidur sih" seru Maya, sang mama.

"Shaula bangun la" ulangnya lagi, tetapi tidak ada tanda tanda anak bungsu nya itu akan bangun

"Mah kenapa sih teriak teriak mulu" ucap Saka, sang kaka

"Sampe dia berani sama kecoa juga gak bakalan bangun kalo kayak gitu caranya mah, Saka Ada Ide nih mah tunggu sebentar"

Maya sempat menatap ragu kepada anak sulungnya itu yang telah membawa segayung air untung disiram kepada sang adik.

Byurrr.....

"ANJING BANGSAT BANJIRR WOYY KAMPRET"

Maya dan anak sulung itu pun segera pergi Dari kamar shaula sebelum terkena semprot oleh anak tersebut.

SARGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang