Tidak mudah untuk mendapat hasil panen yang optimal di bulan ini. Selain karena cuaca yang ekstrem, orang-orang yang haus akan harta juga ikut berperan di dalamnya. Setiap akhir pekan, para penarik pajak selalu rutin mendatangi setiap rumah untuk meminta setidaknya seperempat dari gandum yang mereka miliki. Serta biji-bijian dan sayuran tidak luput dari pengawasan mereka.
Terlihat seorang pria paruhbaya tengah memutik beberapa sayuran di ladangnya. Berbagai tanaman tumbuh dengan subur dan segar di sana, membuktikan bahwa pria tersebut merawat seluruh tanamannya dengan baik.
Seorang lelaki keluar dan menghampiri paruhbaya tersebut. Sebuah busur dan beberapa anak panah tersampir di punggungnya. Mata emas gelapnya menyiratkan sebuah ketegasan dan kebijaksanaan. Hidung mancung dan bibir yang menampilkan senyum tipis menambah ketampanannya. Kulit putih dan rambut yang tertata rapi menunjukkan bahwa dia adalah seseorang yang pandai merawat diri. “Aku berangkat. Dan Saltafer, jaga dirimu baik-baik!”
Paruhbaya itu menghentikan kegiatannya dan menengok ke sumber suara. Melihat lelaki itu, dia langsung berdiri. “Adakah yang bisa kulakukan agar kau berubah pikiran?”
Lelaki itu terkekeh dan menepuk pundak Saltafer. “Kupastikan malam nanti perut kita akan lebih terisi dari malam-malam yang lalu.”
Saltafer nampak pasrah. “Kupercayakan semuanya kepadamu.”
Di saat lelaki itu sudah berjalan beberapa meter dari tempatnya berdiri sebelumnya, Saltafer berteriak, “Berkatku dan Lucifer selalu bersamamu, Tavares.”
•∙☪∙•
Tavares sangat heran. Sudah setengah hari dia berkelana, tapi tidak ada yang dia dapatkan. Ini adalah hal yang langka. Biasanya minimal akan ada seekor kelinci yang bisa dia bawa pulang sebagai hasil buruan. Tavares mulai merasa lelah. Berkelana di hutan yang dikenal dengan sebutan Hutan Agung ini merupakan sebuah tantangan tersendiri untuknya. Tidak ada yang berani menginjakkan kaki ke tempat tersebut. Disebut Hutan Agung karena hampir semua spesies binatang ada di dalamnya. Mulai dari yang terkecil hingga yang paling besar. Maka dari itu tidak ada yang berani masuk ke dalam Hutan Agung. Hutan Agung sendiri merupakan bagian dari Etoisar, kawasan terpencil di ujung perbatasan. Etoisar diakui sebagai wilayah kekuasaan Shaelight. Etoisar, salah satu dari banyaknya wilayah kekuasaan Shaelight yang masih tidak bisa dikendalikan oleh Goltarazeas.
Konon katanya terdapat banyak binatang buas di dalamnya. Hingga jika sekali menginjakkan kaki ke tanah di kawasan Hutan Agung, maka dia tidak akan bisa kembali dalam keadaan hidup. Juga katanya tempat itu menyimpan banyak misteri. Kisah-kisah tentang iblis, penyihir hitam, pemuja setan, semuanya berasal dari sana. Tempat yang terkutuk, begitulah kata orang-orang.
Tapi Tavares tidak peduli. Yang terpenting untuknya adalah mendapatkan hasil buruan yang maksimal. Sayangnya sepertinya hari ini pengecualian. Biasanya Tavares akan membawa minimal tiga rusa. Tapi sepertinya tidak untuk kali ini.
Ada rasa heran di dalam diri pemuda itu. Beberapa pohon tumbang, dan ada bagian yang hangus, seperti terbakar namun tidak sempurna. Namun pohon-pohon yang lain tidak ada yang tumbang. Seakan-akan ada yang meledakkan sesuatu di satu titik.
Tavares bangkit dari duduknya. Dia kembali berjalan meski lelah. Tanpa sengaja dia tersandung sebuah batu hingga membuatnya terjatuh. Untung dia terjatuh di atas salju yang bisa dibilang empuk, jadi tidak menciptakan cedera di tubuhnya.
Tavares berdiri, menepuk-nepuk bajunya; berusaha menghilangkan butir-butir salju halus yang menempel. Diliriknya batu penyebab kecelakaan kecil yang menimpanya. Batu itu sepenuhnya tertutupi oleh salju. Setelah dia amati, sebuah sinar memancar dari satu sumber, membuatnya terkejut. Kakinya melangkah mendekat. Tangannya membersihkan batu itu dari salju-salju yang menutupinya. Tavares menduga-duga kalau batu ini membawa sial, sehingga dia tidak menemukan seekor pun rusa untuk diburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hargost Aviral
Fantasy{[ Series 1; Aviral ]} ◢◤◇◥◣ ◥◤◢◤◆◥◣ ◥◤ ◢◤◇◥◣ "Ini bukanlah akhir. Tetapi ini adalah awal dari segalanya." Di tengah perburuan mencari sebuah rusa untuk makan siang, Tavares tanpa sengaja menemukan sebuah 'karung' berwarna silver. Di dalamnya terdap...