Novel terjemahan Jalan terak wanita ( cepat pakai) 女主渣化之路

Sup Mengpo Ke-14 (10)

Meskipun Kaisar Wen tidak tahu harus berbuat apa, tetapi Tuhan memberkati, ketika dia ragu-ragu, dia sakit. Penyakit adalah alasan yang bagus untuk terbakar, saya masih ingat bahwa orang harus pergi ke Lancome untuk datang ke rumah sakit.

Ketika Qing Huan datang, dia melihat Wendi sakit berbaring di tempat tidur dan berkata bahwa dia sedang menunggu penyakitnya. Tidak ada kekurangan istana kasim. Apa gunanya kedatangannya? Itu adalah istana yang lain, sangat memalukan bahwa dia memiliki tugas yang baik, dapat dibenarkan dan dekat dengan keagungannya.

"Anniling."

"Kamu harus jalan terus." Qinghuan pingsan.

Hanya ada dua dari mereka yang tersisa di kuil. Qing Huan duduk ke tempat tidur dan menatap Kaisar Wendi yang sedang tidur. Dia memiliki kulit yang baik, kulit ini membuatnya tak terkalahkan di harem, tidak ada yang tidak ingin mendapatkan cintanya, tetapi dia sangat malu, tidak mau keluar.

Qing Huan menyentuh wajah Wendi, dan jari telunjuk yang ramping tidak bisa tetap di bibirnya yang tipis. Napas yang dia keluarkan terasa panas, pipinya memerah, dan sepertinya dia benar-benar sakit, tidak terisi.

"Karena kekasihmu ada di sini, mengapa repot-repot membiarkan menteri datang? Pada saat itu, aku bertatap muka, dan aku tidak tahu harus berbuat apa," bisik Qinghuan.

Wendi tidak menanggapi.

"Yang Mulia benar-benar hati yang bersalah. Sebelum saya mengatakan bahwa saya tidak bisa meminta para abdi dalem untuk datang, sekarang saya akan datang. Bukankah hati keagungan saya sama misteriusnya dengan seorang wanita?" Qinghuan berkata dengan jijik, tetapi juga mengatakan bahwa Kaisar Wendi tidak memiliki perlawanan. Wajahnya, mencubit hidungnya, membuatnya tidak bisa bernapas sampai dia melihat alis pedang sedikit terangkat, lalu dia menarik tangannya, memutar handuk kain basah, dan menyeka wajah Wendi yang berkeringat.

Pada saat ini, Wendi meraih pergelangan tangannya, dan handuk kain jatuh ke tanah. Qing Huan hendak pergi, tetapi dia mendengar bahwa Kaisar Wen memanggil seorang Laner.

Siapa yang dipanggil Laner ini? Qing Huan tidak tahu, saya khawatir Kaisar Wendi sendiri tidak tahu. Dia menundukkan kepalanya dan melepaskan diri dari tangan besar Kaisar. Dia mengambil napas dalam-dalam dan menoleh untuk melihatnya. Kaisar telah membuka matanya dan menatapnya saat ini. Keduanya relatif terdiam, setengah canggung, dan Qing Huan hanya memanggil orang-orang istana untuk masuk dan melayani.

Sebenarnya, Wendi sudah lama bangun dan sudah tidur. Dia secara alami mendengar kata-kata Qing Huan. Dia sangat bingung. Akibatnya, dia memberikan wajahnya yang lembut, dan dia sulit dikendalikan. Keluar dari Laner, saya tidak tahu yang menelepon Laner.

Tuan Cui membawa semangkuk sup jahe untuk menghalau hawa dingin bagi Wendi. Tangan Wendi tidak dapat menahan mangkuk itu, dan ia menolak untuk membiarkan kelompok Cui memberi makan, jadi semua orang diam-diam mengalihkan perhatian mereka ke Qinghuan.

Apa yang harus dilakukan, ini untuk menangkap bebek di rak. Qing Huan menyeringai, buntu untuk sementara waktu, sampai Tuan Cui menyiratkan: "Dewi, sup jahe hampir dingin ..." Dia menginjak langkah yang tidak bahagia, melewati mangkuk porselen biru-putih, dan memberikannya kepada Wendi dengan sendok. Dia sangat kooperatif, minum gigitan, matanya terpaku pada wajah Qing Huan.

"Apa yang kamu lihat, apa bunga di wajah punggawa?"

Wajah Tuan Cui, gadis, Anda tidak berani berbicara, maka Anda dipersilakan ... Anda ada di depan Anda, tetapi Anda bukan kucing, seekor anjing, Shude Anda yang bijaksana, lembut dan bijaksana, ke mana Anda pergi?

Wendi sangat ironis olehnya, matanya dingin, dan dia merasa bahwa dia mungkin sakit karena penyakit, dan dia benar-benar membiarkan wanita ini datang ke rumah sakit. Tetapi ketika dia berpikir untuk mengusirnya, dia merasa sedikit tidak nyaman. Mengapa dia mengganggunya, tetapi dia ingin membiarkannya pergi?