"banyak omong kau soal mimpi, memangnya berguna?"Sela sela kami dipenuhi udara rokok yang berhembus dari bibirnya. Ditambah, aku menggerutu dalam hati.
"tak guna jika hanya kau omongkan! Aku bahkan belum sekalipun melihat kau belajar. Angan-angan kosong belaka,"
Air mukaku tak lagi senang. Ia mengetuk tepat pada kalbuku dengan kata-kata tajam yang benar. Ya, dia memang benar.
Ia menepuk pundakku sekarang. Mendekatkan cerutu pada telingaku sampai kami terbungkus asap.
Berbisik : "Jadi, mulai kapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pikirku, Bicara
PoetryTerlalu sayang, jika aku membiarkannya terbang di awang-awang. Biar kurangkai menjadi kata-kata, dan kusuguhkan teruntuk jiwa-jiwa yang haus akan aksara.