Jangan pelit vote karena vote itu gratis😅
Berbagi di bulan Ramadhan pahalanya di lipat gandakan loh 🙏Bakal up lama kalo nggak vote 🙊
Author pov.
Tak terasa waktu secepat itu berlalu, langit sore sudah nampak terlihat dibalik jendela kantor Revan.
"Udah sore nih sayang, pulang yuk!" ajak Siska pada Andre.
Mereka senua tertawa, tidak menyadari jika hari sudah sore padahal mereka hanya bercengkrama dan tidak melakukan apa-apa.
"Iya, sayang. Kita pulang!" ucap Andre.
Siska dan Andre memohon pamit pada Tania dan Revan.
"Jangan lupa double ngedate ntar malam." Andre mengingatkan.
Yah, malam ini sesuai dengan rencana yang di ajukan oleh Andre, mereka berempat akan double ngedate. Siska bersama Andre dan Tania tentu saja bersama dengan suaminya.
"Pasti!" ucap Tania dan Revan berbarengan.
Setelah itu akhirnya Siska dan Andre meninggalkan ruangan Revan. Sehingga tinggal hanya ada Tania dan Revan yang berada di dalam.
"Senangnya!" gumam Tania pada dirinya sendiri, tapi masih bisa di dengar oleh sang suami.
Revan berucap syukur dalam hati, karena Tania menyukai kejutannya.
"Kita pulang yuk!" ajak Revan.
Tania mengangguk kemudian tersenyum.
"Ayo!"
Di sisi lain, Andre bersama dengan Siska baru saja sampai di apartement milik Andre.
Siska langsung membuang dirinya di atas kasur king size milik Andre, kemudian membuang napas beratnya.
"Uhhh, hampir saja!" leganya.
Hampir saja dirinya ketahuan oleh Tania, untung saja Andre sepupunya langsung berpura-pura menjadi pacarnya.
"Gila lu Sis!" cerca Andre yang baru saja ikut membaringkan tubuhnya di samping Siska.
"Uhh, jantung gue hampir copot Ndre tadi, untung aja lo muncul dan pura-pura jadi pacar gue!" siska berbicara sambil memainkan jari jemarinya.
"Gue kan udah bilang, jangan ganggu Revan! Lo nggak lihat ekspresi Tania tadi kayak gimana?"
"Hey, sudah tugas gue ngehancurin hidup Revan. Gue lihat kok ekspresi Tania kayak gimana, gue juga bisa ngerasain rasa sakitnya. Tapi gue nggak peduli!" Jelas Siska setengah berteriak.
Andre hanya bisa pasrah, malas jika harus menanggapi kembali sepupunya.
"Untung lo ada Ndre, makasih yah." Siska memiringkan tubuhnya, menatap Andre yang tersenyum miring untuknya.
"Hari ini lo selamat, Sis. Tapi hari kedepannya gue nggak tau. Tapi gue doain semoga Tania nggak akan tau."
Siska memicingkan matanya pada Andre, serta mengerjapkan matanya beberapa kali. Berharap ungkapan Andre yang baru saja ia dengar tidak salah.
"Sejak kapan lo ngedukung gue?" siska masih menatap mata Andre.
"Gue nggak suka kalo Tania sedih, dan gue nggak suka kalo Tania bahagia sama Revan, bukan sama gue!" jelas Andre.
Siska langusng bertepuk tangan, ikut serta bahagia dengan ucapan Andre yang punya misi dan tujuan yang sama dengannya.
"Akhirnya, gue dapat teman! Hahhaha." tawa Siska menggelegar di seluruh penjuru apartement Andre.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM SORRY! (END)
General FictionBagaimana rasanya jika seorang menikah dengan orang yang justru ia benci? Yah, begitulah yang terjadi dengan seorang dr. Tania Angreanita. Mau tidak mau harus menikah dengan seseorang yang telah dijodohkan oleh orang tuanya. Lalu apa yang terjadi s...