Chapter 11

194 10 1
                                    

Vote+coment jgn lupa!

Tidak terasa, kini sudah lima hari Tania berjumpa dengan teman lamanya yaitu Siska. Dan hari ini adalah hari dimana puncak kebahagian, karena pernikahan antara Tania dan Revan akan segera dilaksanakan beberapa jam ke depan.

Semua sanak ataupun kerabat sudah mulai berdatangan untuk menyaksikan suatu moment yang sangat sakral ini. Sang pengangtin wanita sudah siap dengan gaun pengangtinnya yang sangat indah dengan make up yang hanya terlihat natural tapi sangat cantik. Rambut yang memang sengaja disanggul dan diberi sedikit riasan diatasnya semakin menambah kecantikan sang pengangtin wanita.

Semua sisi rumah Tania kini sudah dipenuhi oleh tamu undangan. keluarga ataupun rekan kerja dari keluarga Tania dan keluarga Revan.

Berkali-kali Tania merasa ada sesuatu yang berdesir hebat pada jantungnya. Ia menghirup napas berkali-kali lalu membuangnya dengan pelan. Kenapa ia menjadi grogi sekali hari ini?

Tania mengamati tubuhnya dibalik pantulan cermin besar yang memang tersedia di kamar nya. Ia tersenyum detik berikutnya wajahnya tampak di tekuk.

Tania segera berjalan mendekati nakas yang berada di sisi ranjang king size nya sambil mengambil benda persegi panjang namun tipis itu.

Sesegara jari jempol Tania segera menari-nari diatas layar ponselnya. Tidak lama setelah mengirim Sms kepada seseorang Tania tampak tersenyum.

"Revan!" Gumamnya dalam hati sambil mulai membayangkan wajah tampan pria itu ditambah dengan menggunakan busana pengangtin pria yang memang akan dikenakan nanti oleh Revan.

Tania kembali duduk di sisi ranjangnya, penglihatannya tampak kosong, tapi seperti sedang berpikir keras. Berkali-kali detak jantungnya terasa mendominisirkan dirinya. Tania menghela napas berat. Membawa kakinya untuk segera melangkah ke arah jendela dan mengamati tamu undangan yang sudah mulai berdatangan.

Objek penghilatan Tania kini berfokus pada satu titik, yah seorang wanita dengan dress putih selutut baru saja datang, dia Siska. Kedua ujung bibir Tania ikut tersenyum.

Beberapa menit berikutnya ponsel Tania kembali berbunyi, ia segera membuka SMS yang baru saja sampai beberapa detik yang lalu. SMS dari seseorang yang menanyakan tentang kesiapan sang pengangtin wanita hari ini.

"Lo siap???"

Tania mendengus kemudian segera membalas pesan tersebut, hanya dengan emoticon jempol.

***

Di sisi lain Revan tiada henti-hentinya tersenyum bahagia, sebentar lagi ia akan segera meminang gadis yang ia cintai.

Revan mengamati seluruh badannya, ia tampak tampan dengan pakaian pernikahannya, berkali-kali ia mengirimi calon istrinya dengan sebuah pesan untuk saling menyemangati satu sama lain.

"Revan, kamu udah siap??" panggil Rani ibunda Revan dari arah luar.

"Iya, Ma!" sahut Revan berteriak.

"Ayo, ke sini cepat. Kita akan segera berangkat menemui calon istrimu!" perintah Rani pada putranya.

Revan menyentuh dadanya karena merasakan detak jantungnya yang berdesir hebat. Ia menghela napas panjang. Kemudian berdoa terlebih dahulu agar pernikahannya dengan Tania berjalan lancar. Setelah itu Revan keluar menemui sang ibunda.

"Revan, kamu tampan sekali. Nak!" Puji Rani pada putranya.

Revan tersenyum sambil memeluk sang ibunda. "Ma, doain pernikahan Revan berjalan lancar!"

"Tentu saja, sayang!"

"Ayo, Revan. Kita berangkat sekarang kasihan keluarga Tania kalo menunggu terlalu lama!" ajak Sultan.

I AM SORRY! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang