6

489 55 2
                                    


"Ruang antara mimpi dan realita. Kau terjebak diantara keduanya,"
Begitu isi pemikiran dari pemuda yang bernama luthfi.

Dipandangnya wajah damai seseorang yang terlelap dihadapannya, itu seakan menarik garis lengkung dibibirnya.

Setelah puas memandang wajah remaja tanggung dihadapannya, kini beralih indra penglihatan itu melihat kearah kaki si remaja, bibirnya yang baru saja mengulas senyum perlahan memudarkan senyumannya, berganti raut wajah sedih, dia berkata
"Maaf."

<•>

Nando pov

Ketika aku membuka mata..

Sinar matahari menyambut pagiku,
Mengerjap beberapa kali, merasakan ada beban disalah satu lenganku dan merasakan sedikit nyeri dibagian kakiku, saat aku benar-benar membuka mataku untuk melihat kearah kaki, aku menjumpainya berdiri disana,

Nafasku memburu,"Kau!!"

"Sudah bangun, nando? Ada apa? Kakimu sakit? Kepalamu sakit?"

"Bukan ibu, tapi dia--"

Aku hanya mengalihkan pandangku sedetik saja untuk menoleh kearah ibu tapi saat aku kembali menoleh pada apa yang kulihat sebelumnya..

"Dimana?"

"Ibu disini, sayang.."

"Bukan ibu, tapi dia. Dimana dia?"

Ibuku tampak mengernyitkan dahinya,
"Siapa?"

Aku tidak menanggapi pertanyaan ibu, aku hanya memikirkan..
Bagaimana bisa dia menghilang begitu cepat?

"Ya sudah.. ibu akan mengambil sarapan, untukmu."

Aku hanya diam.
Memangnya apa yang harus aku ucapkan?

Setelah tidak ada siapapun dikamar itu selain aku, aku mencoba untuk turun dari tempat tidurku.
Berjalan kearah jendela besar, sedikit merasakan sakit saat telapak kakiku menekan lantai.
Namun tak apa,
Toh aku sudah biasa merasakan sakit.

Pikiranku saat ini melayang jauh,
Memikirkan sesuatu yang aku sendiri bahkan tidak tahu apa yang kupikirkan.

"Kau tidak bosan terkurung?"

Refleks kepalaku menoleh kebelakang.
Dia, -lagi.

"Aku tidak ingin kau terluka. Maaf."
Ucapnya lagi.

Bayang-bayang itu berputar kembali,
Aku menyakini, mereka sahabatku..
Ya- mereka semua sahabatku.

"Jika aku mengatakan lagi untuk menyuruhmu melupakan mereka, apa kau akan tetap melukai diri sendiri?"

Aku menatap tajam kearahnya,
Dia menggangguku.

"Segeralah pergi dari semua ini."

Hanya satu yang terlintas di pikiranku setelah mendengarkan kata-katanya...





* Minal aidzin yah guys..
Author minta maaf,,
Barangkali ada kesalahan kepada kalian semua.
Mohon dimaafkan ya..😊

TEARS A BOY ( 2 )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang