08

196 35 55
                                    

Udahan ya nangisnya, saatnya baper-baperan :D

Happy reading ^^

©Dinylicious



Entah berapa lama sejak aku menutup kepala dengan tangan, pintu kantorku dibuka pelan. Reflek aku mengangkat wajahku dan menatapnya, Kun tersenyum lebar di depan pintu.

"Aku ganggu ya?"

Ah, aku baru saja menyadari ada Kun disisiku.

Aku menggeleng dan tersenyum tipis, lalu dia mendekat ke arahku.

"Jangan sakit lagi ya, bilang ke aku kalau kamu merasa pusing lagi." Wajahnya terlihat khawatir.

Tuhan, tolong formalinkan kebaikan Kun untukku.


Kafeku memang selalu ramai pengunjung, tapi suara tawa yang terdengar ini tidak seperti biasanya, Kun menggandengku untuk keluar menemui mereka.

Ternyata teman-teman kantor Kun sudah duduk di kursi meja yang sama. Ada dua orang perempuan, Yangyang, Xiaojun, Ten, Hendery, Lucas, dan tentu saja Winwin.

Jadi sedari tadi mereka menunggu Kun dan aku?

Wajahku terasa panas, aku ingin pergi dari sini tapi Kun menahan tanganku, dia menarik kursi dan mempersilakanku duduk disitu.


"Hey-hey dilarang berpacaran di depan anak kecil loh ya." Seru Lucas.

"Siapa yang anak kecil?" Protes Yangyang.

Semuanya terbahak, kecuali Winwin. Kun yang berada di samping Yangyang merasa gemas dan reflek mengacak rambutnya.

"Cabut bentar ya, nanti balik lagi." Tiba-tiba Winwin berdiri dari duduknya.

"Astaga, manja banget sih tunanganmu." Kata Ten.

"Prewed syndrome itu Koh." Ujar Hendery sambil tertawa.

"Yaudah sana keburu Yiyang marah." Tukas Xiaojun.

Winwin memakai jaket dan menyambar kunci mobil di meja. Dia berlalu sebelum yang lainnya mulai bergurau lagi.


"Lingling." Kun menghentikan candaannya. "Kita mau pake ruang VIP buat meeting nanti malem, setelah itu mereka mau denger kamu nyanyi."

"Hah?"

Aku? Menyanyi di depan Winwin?

"Sorry Kun, aku..."

"Ayolah Ling, tujuan kita kesini kan mau denger kamu nyanyi, jangan kecewakan fans-mu dong." Kata Hendery sambil melipat tangan ke depan.

"Fighting!" Seru Yangyang menggemaskan.

Aku tau ini berat, tapi aku tidak boleh memperlihatkan keterpurukanku pada mereka.

"Selamat meeting ya." Ujarku mencoba tersenyum pada semua yang ada di meja ini.


*****************


Ruang VIP cafe ku memang baru saja dibangun karna banyaknya permintaan untuk menyewa ruang meeting yang nyaman dan tenang.

Ruangan ini dikelilingi kaca satu arah di tiga sisinya. Semua orang hanya bisa melihat cermin dari luar, tapi suasana di cafe tetap terlihat dari dalam.

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang