9. Dinner

24 17 3
                                    

Gadis itu kini berjalan keluar dari rumahnya menghampiri seorang cowok tinggi yang bersandar di mobil miliknya.

"Hai!" sapa Kila pada Alex di depannya.

Alex masih melongo melihat kecantikan bidadari di depannya ini. Merasa ada yang aneh, Kila melambai-lambaikan tangannya di depan wajah tampan Alex.

"Hello... Alexander..?"

Alex masih kagum dengan sosok di depannya sekarang ini. Betapa nikmat anugrah Tuhan. Kurang apa coba?

"Oh, hai!" sapa Alex.

"Ngapain lo tadi liat gue gitu? Ah, gue tau. Lo pasti kagumkan sama kecantikan gue. Ngaku lo!" ucap Kila dengan percaya diri tingkat dewa.

"Ge'er banget lo jadi orang. Ya lo oke juga sih. Paling gak lo gak kayak ondel-ondel.."

Seketika Kila mendaratkan jeweran andalannya pada telinga Alex.

"Aaa! Sakit. Ampun ampun!" ringis Alex kesakitan. Alex merasakan telinganya panas dan sakit.

"Rasain tuh!" Kila menjulurkan lidahnya mengejek Alex.

"Yaudah ayo jalan!"

Mereka berdua memasuki mobil milik Alex. Alex melajukan mobilnya menyusuri jalan yang masih cukup ramai. Akhirnya, mereka berdua sampai di restoran yang dimaksud Alex.

Alex turun dari mobil hitamnya terlebih dahulu dan membukakan pinty untuk sang princess. Eh, maksudnya Kila.

Mereka berdua berjalan memasuki restoran yang dipilih Alex.

"La, lo mau makan apa?" tanya Alex yang masih memegang menu.

"Hhmm..." pikir Kila. Kila memperhatikan daftar menu seksama.

"Gue makannya spageti sama wine. Oh iya, winenya yang asli ya. Biar gak pahit." sambung Kila menjelaskan.

"Hah!? Wine? Lo yakin mau minum itu? Nanti lo mabuk loh.." cegah Alex. Alex kelihatannya begitu terkejut. Dirinya saja tak berani meminumnya. Yah... Sekali kali aja sih..

"Yakin kok!"

"Tapi lo cewek, La.. Emang lo gak takut apa?" Alex merasa cemas dengan Kila. Kalau terjadi apa-apa gimana?

"Gak pa-pa kok, Lex. Dikit doang. Katanya, wine enak. Tapi yang asli sama fermentasinya lama." jelas Kila. Sebenarnya, Kila pernah meminumnya. Tapi, hanya sedikit sekali. Sangat sedikit.

"Ayolah Lex.. Gue mau banget.... Please....." Kila memegang punggung tangan Alex di hadapannya.

"Ya... Gimana ya?" ucap Alex masih berfikir.

Alex menatap gadis di depannya. Gadis itu terlihat memohon kepadanya. Terlihat dari matanya.

"Yaudah deh..."

"Mba, winenya sedikit aja ya, mba... Kalau saya, spageti dan minumannya teh manis aja." sambung Alex.

"Jadi, 2 spageti, 1 wine, dan 1 teh manis." ulang pelayan itu lalu dibalas anggukan Alex dan Kila.

"Baiklah ditunggu" pelayan itu pergi menyiapkan pesanan kedua sejoli ini.

Sedetik berlalu, ponsel Kila berbunyi. Bergetar di dalam tas putih miliknya.

Kila segera merogoh tasnya. Mengambil ponsel dan menjawab telfonnya.

"Halo Vin. Kenapa?" jawab Kila.

"Kevin?" gumam Alex dalam hatinya.

"Gue lagi di..." belum melanjutkan omongannya, Alex sudah merebut ponsel Kila dari genggamannya.

Nothing ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang