Chapter 7 - Erick Braden

94 9 1
                                    

Erick pov

Tanpa pikir panjang aku mengangkat tubuhnya .. Menggendongnya masuk kedalam mobilku..
Dia msih memejamkan matanya rapat2 dan meremas jas yg aku kenakan..

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Author pov

Eric menunggu Lily yg mendapat perawatan dengan wajah gusar dan khawatir..
Saat dokter keluar dari balik tirai perawatan Erick langsung menghampirinya..
"Bagaimana dokter?" tanya Erick ketakutan
"Ada bbrpa luka jahitan ditelapak kakinya, bbrpa hari kedepan jangan biarkan kakinya terkena air dan jangan biarkan dia bertumpu terlalu lama pada kakinya atau jahitannya akan lama sembuh dan bisa infeksi" jelas dokter itu tak mengurangi rasa kekhawatirannya..
Seperginya dokter itu Erick langsung membuka tirai dan mendapati Lily berdiri mematung didepannya membuatnya hampir saja jatuh terpental saking kagetnya..
'Gadis ini benar2.....' geram Erick dalam hati..
"Kembali ke bedmu sekarang!!!!!" ucap Erick menahan emosi..
"Maaf pak.. Sudah merepotkan anda.. Tapi kenapa anda datang kerumah saya? Apa saya melakukan kesalahan.. Apa saya akan dipecat karena ijin satu hari?" tanya Lily cemas.. Kedua tangannya saling bertautan dan meremas satu sama lain..
Erick tak kunjung menjawab emosinya berada di ubun2 saat ini..
"Maafkan saya pak.. Saya akan kembali bekerja sekarang.. Tolong jangan pecat saya.. Saya tidak akan ijin lagi.. Maaf" Lily berasumsi sendiri dan bergegas keluar melangkahkan kakinya yg mungkin sangat sakit tapi seolah tak terasa..
Ketakutannya dipecat lebih besar dari rasa sakit itu..
Pekerjaan ini adalah harapan satu2nya.. Mengingat satu catatan hitam yg sudah mencoreng CVnya.. Kini akan sangat sulit jika bertambah satu lagi..
Tapi sebuah tangan kekar menarik lengannya hingga berjalan mundur..
"Jangan membuatku emosi dengan sikap sok polosmu Lily!!! Cepat naik ke atas bed?!!!" teriak Erick yg membuat darah Lily seketika membeku..
Bukan hanya Lily.. Mungkin semua orang yg ada dsana..
Lily berbalik dan buru2 naik keatas bed.. Dengan mata berkaca2.. Raut wajah cemas dan brulangkali dia menggigit bibir bawahnya kuat2..
Erick menghembuskan nafas ksar..
Menyesal membentak Lily tadi..
Rasa khawatirnya yg berlebih membuatnya emosi...
Erick mendekat kearah Lily yg tak berani menatapnya..
Mata Lily msih bergerak2 kesembarang tempat.. Menandakan dirinya yg cemas dan ketakutan..

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Lily pov

Erick kenapa berubah begitu dingin.. Knapa dia membentakku dan memarahiku..
Kenapa dia mengatakan aku sok polos didepannya..
Apa dia benar2 membenciku? Apa aku begitu rendah dimatanya karena dia telah membeliku? Aku harus bagaimana..
Aku tak bisa berpura2 menerima uangnya tanpa berusaha menyinggungnya sedikitpun..
Tidak!!! Aku harus menanyakannya.. Dia berhak atas diriku.. Jika bisa aku akan mencicilnya seumur hidupku..
Dengan gajiku yg pas2an.. Sepertinya Aku harus sering ikut undian berhadiah..
Erick dduk didepanku .. Mengusap kasar wajahnya..
"Apa yg mario lakukan padamu?" tanya Erick datar
*DEG
Pertanyaan ini..
Nama itu.. Aku bahkan malas menyebutnya..
Aku harus menjawab bagaimana? Apa aku katakan saja jika mario suka bermain wanita dan hampir mempermainkanku jika saja kamu tak menebusku..
Konyol! Soal itu Erick lebih tau!!
"Aku tidak menanyakan yg mario perbuat sebelum2nya.. Yg aku tanyakan sesudah aku menemui mario.." ucap Erick seperti menahan emosi..
Perbuatan mario Sebelum2nya? Maksud Erick apa?
"Dia melepaskan saya.." kata2ku terpotong
"Jangan berbicara formal saat kita sedang berdua.. Bersikaplah seperti biasa.. Aku risih mendengarnya" ucapnya kembali datar
Astaga risih? Apa aku seperti debu untuknya?
"Baiklah.. Mario memecatku setelah itu.. Terimakasih untuk uang yg kamu berikan pada mario aku akan membayarnya.. Maksudku aku akan mencicilnya sebisaku secepat mungkin.." jawabku gelagapan..
Aku bahkan belum berani menatap sorot matanya yg mungkin bisa menusuk bola mataku
"Lupakan.." jawabnya santai membuatku menengadah .. Menatap tajam bola matanya..
Apa yg baru saja dia katakan .. Dia tetap Erick yg dulu.. Dia benar2 baik..
"Tidak usah terburu2.. Bayarlah selagi kamu mampu" lanjutnya lagi..
Seperti baru saja bisa terbang tiba2 jatuh terperosok kedalam jurang..
Dia baru saja mengangkatku lalu membantingku..
Ya .. Uang sebanyak itu mana mungkin dia buang sia2.. Aku bahkan bukan saudara atau adiknya.
"Trimakasih Erick.. Aku akan bayar penuh dari gajiku.. Aku tidak akan mengambil gajiku.." ucapku merajuk.. Ya semoga ini mempan.. Sekalipun akan memakan waktu lama jika hanya mengandalkan gaji..
Tapi Erick tak menjawab..
Aku anggap dia setuju..
Aku lebih baik pulang.. Berlama2 drumah sakit hanya akan mengurangi uangku..
Aku bermksud turun dari bed perawatan tapi Erick, dia mencengkram lenganku dan menatapku tajam..
"Mau kmana?" tanyanya..
"Pulang pak.. Aku harus pulang.. Aku harus membersihkan rumahku.. Aku akan masuk kerja bsok.. Berikan aku ijin satu hari ini Pak?" ucapku memasang wajah memohon..
"Pulang kerumahku sampai kakimu sembuh.. Dsana hanya akan membuat kakimu infeksi" ucapnya datar
Whattttttt??????! Rasanya ludahku menyumbat pita suara.. Aku tidak bisa membalas kata2nya..
Bagaimana bisa aku tinggal drumahnya? Apa kata orang tuanya?
"Tapi.. Aku.." Erick lagi2 menatapku tajam..
Tatapan mengintimidasi..
"Jangan menolak.. Anggap saja ini akan mengurangi stengah hutangmu" ucapnya santai tapi tidak buatku..
Aku rasanya ingin berteriak..
Jika menjadi pembantu drumahnya bisa memotong stengah hutangku.. Aku akan rajin bekerja.. Aku tidak akan bermalas2an..
Kyyaaaaaaa.. Tuhan ini kabar gembira
Aku memberikan senyum terbaikku atas kebaikannya..
Tapi dia malah tersentak kaget dan terus menatapku.. Lama kelamaan tatapannya menghangat..
Dan aku rasanya tidak ingin melepas ini..
Dia kembali menjadi Erick yg aku kenal dulu..

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Author pov

Lily dengan sepatu flatnya turun dari mobil dan matanya terbelalak mengedarkan padangannya kesekeliling..
Rumah Erick benar2 luas, mewah dan indah
"Seperti istana.." gumam lily pelan..
Erick berjalan lebih dulu dan lily mengekor dibelakang dengan kaki pincang masuk kedalam rumah..
*bukkkk..
Tiba2 saja tubuhnya terpental dan berguling diatas lantai..
"Kamu baik2 saja?" tanya Erick khawatir dan langsung menarik tubuh Lily yg terkapar..
"Maaf.." Ucap Lily mengusap lantai marmer yg menghiasi rumah Erick.
"Knapa sekarang kamu begitu ceroboh???!!!!" bentak Erick membuat Lily semakin merasa bersalah..
Tak terhitung hari ini Erick membentaknya dan memarahinya..
Erick mengantar Lily kesebuah kamar yg terletak di lantai bawah dekat ruang tengah..
"Istirahatlah.. Kamarku diatas.. Jika memerlukan sesuatu tekan tombol 2 itu akan menghubungkanmu ke pelayan yg ada dibawah" ucap Erick datar yg hanya dibalas anggukan oleh Lily.. Seperginya Erick air mata Lily kembali menetes..
Dia menaikan kakinya diatas bed dan memeluk kedua kakinya, membenamkan wajahnya dan menangis sesenggukan..
Merutuki nasib sialnya..
Nasib orang tuanya.. Nasibnya yg terjual berkali2 dan bahkan pekerjaannya saat ini..
Spertinya Tuhan sedang menghukumnya sangat berat..
....
Didalam kamar Erick mondar mandir, bingung harus melakukan apa.. Sedikit tenang karena Lily kini ada dalam jangkauannya..
Entah apa yg dilakukan mario hingga membuat Lily seperti itu batin Erick..
Erick menekan tombol 3..
"Mark.. Kekamarku sebentar" ucap Erick mematikan sambungan interkom dikamarnya
"Permisi tuan.. Ada yg bisa saya bantu?" tanya mark sopan
"Belikan Lily.. Maksudku belikan gadis itu pakaian ganti lengkap.. Minta petugas DS yg memilihkannya.. Sekitar 10 pakaian.. Ukurannya..." Erick terdiam memikirkan sesuatu..
"Aku akan mengirim pesan ke ponselmu.. Pergilah sekarang" lanjut Erick yg dibalas anggukan oleh mark..
Erick turun ke lantai bawah untuk makan.. Dan meminta pelayan memanggil Lily agar ikut makan..
Erick menunggu sepersekian menit tapi pelayan itu tak juga kembali membuat Erick meremas leher gelas yg dipegangnya..
"Tuan maaf.. Tapi nona .. Nona sedang.." ucap pelayan itu ragu membuat Erick langsung beranjak menuju kamar Lily langkahnya terhenti saat melihat Lily selesai mandi dengan rambut basah dan baju setengah basah sedang tersenyum menatapnya..
Yg membuatnya geram adalah Lily masih berada dikamar mandi dan membersihkan kamar mandinya..
"Selamat siang pak.. Aku akan bekerja dengan baik.. Agar bapak tidak kecewa telah memotong setengah hutangku" ucap Lily santai kembali menggosok bathub..
Rahang Erick seketika mengeras.. Bola matanya memerah.. Amarahnya memuncak.. Apalagi melihat kedua kaki Lily yg terlapis perban basah..
'BASAH????!!!!! shittttt!!!!' geram erick dalam hati

GML (Give Me Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang