Part 4

70 6 0
                                    

Jam delapan pagi azura sudah tiba di sekolah. Walaupun ini hari sabtu yang artinya seluruh murid libur,tetapi tidak dengan azura. Ia harus tetap berangkat ke sekolah untuk mengikuti eskul jurnalistik.

"Nanti pulang nya mau abang jemput?"tanya yazid sambil menerima helm yang diulurkan oleh azura.

"Mau!"ucap azura dengan semangat.

"Ok. Nanti kalau udah mau pulang telepon abang aja ya"ucap yazid sembari menyalakan motornya.

"Siap komandan"ucap azura sambil hormat bendera kepada abangnya.

"Yaudah kalau gitu abang balik. Assalamu'alaikum"salam yazid.

"Wa'alaikumussalam"balas azura.

Setelah yazid melajukan motornya,azura pun langsung melangkahkan kakinya menuju ke dalam sekolah.

"Zura!"ucap seseorang dari arah belakang azura.

Mendengar namanya di panggil azura pun langsung membalikkan badannya. Dia tersenyum saat menemukan seorang perempuan dengan rambut di kuncir kuda tengah berlari ke arahnya. Dia adalah elin teman satu eskulnya.

"Hai"sapa azura ketika seorang perempuan tersebut tepat di hadapannya.

"Hai juga"jawab elin. "Baru dateng?"tanya nya.

"Iya nih"balas azura sambil tersenyum.

"Owhh. Yaudah yuk masuk"ucap elin.

Setelah itu mereka pun melangkahkan kakinya ke ruangan eskul jurnalistik yang berada di lantai dasar.

Saat perjalanan menuju ke sana. Elin dan azura berbincang ringan agar tidak garing.

"Kok tumben anak-anak yang eskul silat latihannya disini. Biasanya juga gak pernah latihan disini"ucap elin sembari melihat ke arah lapangan sekolah.

Memang benar,baru pertama kali eskul silat latihan di lapangan sekolah,biasanya mereka akan latihan di lapangan dekat SMP samping sekolah,karena biasanya lapangan ini dipakai oleh anak-anak karate.

"Ya mungkin karena yang eskul karate pindah hari makanya yang eskul silat jadi di lapangan sekolah"ucap azura.

"Mungkin. Tapi bagus lah anak-anak silat latihan disini,karena aku bisa leluasa ngeliatin kak daniel"ucap elin sambil tersenyum.

"Seterah deh lin"ucap azura.

Sambil berjalan menuju ruang jurnalistik,azura pun sedikit mencuri pandang melihat ke arah lapangan.

Seketika matanya menangkap seseorang yang membuatnya kagum dengan suaranya kemarin. Dia orang itu. Dia seorang kaum adam yang pertama kali memporak-porandakan fikirannya.

"Ehh zur. Aku denger-denger kalau kak daniel itu putus dari pacarnya tau. Ihh aku seneng deh tapi kasian juga si"ucap elin.

"Pas denger kalau kak daniel putus sama pacarnya aku langsung guling-guling di kamar,tapi pas ngeliat snapgram nya kak daniel yang galau aku jadi kasian juga. Ternyata ngeliatin gebetan galau gitu bikin aku sedih juga"lanjutnya.

Melihat tak ada respon dari azura,elin pun mulai memanggil-manggil azura.

"Zur"panggil elin. Tapi tak ada respon dari azura. Pandangan azura malah menuju ke lapangan.

"Hello. Azura!"ucap elin lagi dengan nada sedikit kencang.

"Astaghfirullah"sebut azura ketika mendengar elin teriak di telinganya.

"Kenapa teriak-teriak gitu sih lin?"tanya azura sembari melihat elin.

"Abisnya dari tadi diajak ngomong gak di jawab-jawab. Aku udah cerita panjang-panjang gak di respon. Kan gak enak di kacangin"ucap elin.

AZAMAZURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang