18

590 98 82
                                    

"A-aku pulang dulu ya," pamit Renjun memecahkan keheningan.

Ia dan Somi saat ini sedang sama-sama berada di depan pagar rumah Somi.Keduanya masih canggung karena kejadian di kamar Somi dan tentu tidak ada seorang pun dari antara mereka berdua yang berani mengungkit kembali kejadian itu.

"I-iya, hati-hati," tanggap Somi.

"S-somi," panggilan Renjun menghentikan Somi yang baru akan beranjak.

"Kabari aku setelah pemeriksaanmu nanti, sampai jumpa," setelah berpesan begitu, Renjun pun melangkah pergi.

Yang Renjun maksudkan disini adalah pemeriksaan yang akan Somi jalani setelah ini. Eomma Somi tentu tak bisa meremehkan luka di kepala putrinya sehingga ia memutuskan untuk memeriksakan Somi ke dokter supaya bisa mendapat penanganan lebih lanjut.

 Eomma Somi tentu tak bisa meremehkan luka di kepala putrinya sehingga ia memutuskan untuk memeriksakan Somi ke dokter supaya bisa mendapat penanganan lebih lanjut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari, di kamar Renjun telah berkumpul si tiga serangkai.

"Jadi apa? Sepertinya penting sekali sampai kau meminta kami untuk datang," Jeno membuka pembicaraan.

"Eh sebelum itu, kau tadi kenapa membolos? Tak mengajak kami pulah!" Protes Jaemin masih dendam. Padahal ia ini wakil ketua organisasi sekolah, dasar bobrok.

"Aku tadi membolos sekalian untuk mengantarkan Somi," jawab Renjun.

"Somi sia- ah! Gadis yang tadi terlibat pembullyan itu ya? Yang kau gendong layaknya pangeran berkuda tadi?" Tanya Jaemin dengan antusias membuatnya berhasil mendapat tempeleng dari Jeno dan Renjun secara bersamaan.

"Iya dia orangnya, tapi sebelum it-" ucapan Renjun terpotong oleh Jeno.

"Kok sampai rela membolos? Apa gadis itu yang -?" Tanpa perlu menyelesaikan pertanyaannya, Renjun sudah tau maksud Jeno dan mengangguk memberikan konfirmasi.

Belum sempat Jeno dan Jaemin bereaksi, Renjun sudah berucap kembali,"tapi sebelum itu, dengarkan dulu cerita ku, ini tentang Shuhua,"

Mendengar nama Shuhua disebutkan, 2 sahabat Renjun langsung memasang ekspresi yang antusias.

"Ada apa dengannya?" Tanya Jeno.

"Kemarin sore, ia menyatakan perasaanya padaku. Ternyata dugaan kalian benar,"

"APA KU BILANG?!"-Jeno

"BENARKAN DUGAAN KAMI!?"-Jaemin

"TERUS-TERUS?!" Tanya keduanya secara bersamaan.

BEST FRIEND?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang