21

570 98 50
                                    

"Guanlin? Kau kah disana?" Somi bertanya ketika ia melihat sosok lelaki bertubuh tegap sedang duduk di bawah pohon rindang di taman belakang sekolah yang cukup sepi.

Lelaki itu pun menoleh ke arah Somi,"ah Somi-ya, kupikir kau tidak akan datang,"

"Tidak ada alasan bagiku untuk tidak datang kemari, ada apa memanggilku hm?"

Di tengah jam pelajaran pertama tadi, Somi menerima chat dari Guanlin yang pada saat itu tidak mengikuti pelajaran. Lelaki itu meminta untuk bertemu di tempat ini. Jadi disinilah Somi, memenuhi permintaan Guanlin.

"Sini, duduk di sebelahku," pintah Guanlin.

Somi awalnya ragu, namun karena berpikir tidak ada alasan baginya untuk menolak jadi ia turuti saja kemauan Guanlin. Toh akan tidak nyaman bukan jika berdiri terus.

"Kenapa?" Tanya Somi sekali lagi.

"Bagaimana keadaanmu?" Guanlin bertanya balik.

"Maksudmu luka ini? Kata dokter tidak apa-apa kok, hanya saja ya akan ada sedikit nyeri. Oh iya, kenapa kau tidak di kelas tadi?"

"Hanya sedang malas saja haha," jawab Guanlin sekenanya.

Somi hanya ber'oh ria dan situasi kembali hening di antara mereka.

Entah mengapa, Somi merasa Guanlin hari ini sedikit berbeda dari biasanya.

"Ehm kau belum menjawab kenapa kau ingin bertemu denganku," Somi mengungkap kebingungannya yang masih belum terjawab.

Guanlin masih hanya diam memandang ke depan, seperti sedang menggumulkan sesuatu.

"Somi, maaf kemarin tidak bersamamu," ucap Guanlin akhirnya setelah mendiamkan Somi tadi.

"Oh yaampun, kau santai saja Guanlin hahahaha. Jangan merasa bersalah seperti itu, toh aku baik-baik saja sekarang. Semuanya sudah beres kok," tutur Somi berharap dapat menghibur Guanlin yang terlihat merasa bersalah.

"Hm, senang mendengar kau baik-baik saja. Semuanya pasti karena Huang Renjun itu ya?" Kali ini Guanlin menatap Somi.

Mendengar nama Renjun diucapkan, Somi tidak bisa menutupi keterkejutannya. Ya, hanya dengan mendengar namanya saja Somi sudah salah tingkah begini.

"Er, apa maksudmu? K-kau kenal Renjun?" Pertanyaan bodoh terlontar dari mulut Somi. Di sekolah ini, siapa yang tidak kenal Huang Renjun sih.

"Tentu aku kenal, ia president dari student council sekolah kita dan kebetulan ia yang mengantarku school touring di hari pertama ku bersekolah disini," jelas Guanlin.

"A-ah benar juga ya, hehehe.."

Melihat reaksi Somi seperti itu membuat Guanlin gemas sendiri, tapi ia hanya mampu tersenyum getir memandangi gadis itu.

"Kalau boleh tahu, apa hubuganmu dengannya? Kemarin aku melihat ia menolong bahkan menemanimu sepanjang hari di UKS dan hari ini pun aku melihatnya mengantarmu sampai ke kelas," tanya Guanlin berusaha tidak terdengar kepo.

Somi diam sejenak, seperti menimbang-nimbang jawaban yang akan ia ucapkan.

"Ia sahabatku sejak kecil jadi ya seperti yang kau lihat, kami memang akrab hahaha.. ya, kami ini bersahabat," jawab Somi yang entah mengapa terdengar getir.

"Oh jadi Renjun adalah sosok sahabat yang selalu kau ceritakan itu ya?" Guanlin bertanya sekali lagi.

Mendengar pertanyaan itu, raut wajah Somi seperti terheran dan tidak percaya.

Guanlin hanya tersenyum tipis sebelum melanjutkan,"iya, kau selalu bercerita tentang sahabatmu yang gemar membaca cerita fantasy dan sci-fi, menyukai Moomin, dan mahir memasak. Oh iya, waktu kita ke pameran lukisan, kau juga menyinggung tentang sahabatmu yang katamu diam-diam jago melukis,"

BEST FRIEND?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang